Mama Silvya menyambut kedatangan menantu kesayangan nya dengan penuh suka cita.
" welcome home...." sambut mama silvya lalu memeluk Nabila.
" Mama senang sekali pada akhirnya Nabila mau juga pindah ke rumah ini. Padahal mama sudah lama menunggu momen ini. Nabila tau tidak, setiap hari mama kesepian di rumah sendiri. Oleh karena itu waktu Rayyan menikah dengan Nabila, Mama sangat berharap Nabila mau tinggal di rumah ini menemani mama. "
Nabila hanya menanggapi dengan senyuman perkataan Mama mertuanya yang sangat panjang itu.
Tapi justru Rayyan lah yang menjawab. " Ma, Please deh... Jangan lebay. "
" Auw... Sayang jangan mencubitku disini. Nanti saja di dalam kamar. "
Ucapan absurd Rayyan membuat Nabila melotot.
" Ray...! Yang sopan bicara sama mama."
Rayyan hanya nyengir mendapat peringatan dari istrinya. Padahal hampir setiap hari Rayyan dan mama Silvya itu akan terus saja berdebat tiap kali mereka bertemu. Semoga saja Nabila tidak kaget saat sudah tinggal di rumah ini.
" Ayo.... " Rayyan menarik koper dan meminta pada Nabila agar mengikutinya.
" Nabila istirahat saja dulu, nanti kita makan siang bareng."
" baik Ma." Nabila mengangguk.
Lalu mengikuti Rayyan yang sudah lebih dulu membawa koper miliknya masuk ke dalam kamar.
Nabila memasuki kamar yang untuk kedua kali ia masuki. Dulu dia pernah tidur di kamar milik Rayyan, saat pemilik nya sedang berada di luar negeri.
" Masuk lah." Rayyan menarik lembut lengan Nabila. Membawanya duduk di atas ranjang.
" Jadi, mulai hari ini kita akan tidur berdua di kamar ini." bisik Rayyan lirih di telinga Nabila.
Helaan nafas Rayyan menggelitik telinga Nabila. Satu kecupan mendarat di pipi Nabila.
" Ray, dimana aku bisa menyimpan bajuku?"
" Masalah baju biar nanti saja bibi yang membereskan. "
" Masak bibi, kan nggak enak nyuruh bibi. Sudah biar aku saja yang membereskan."
Nabila beranjak dari duduk nya, baru satu langkah tapi segera ditarik lengan nya oleh Rayyan.
" Ray....! "
Rayyan tersenyum penuh kemenangan. Tubuh Nabila jatuh tepat di atas pangkuannya.
Tatapan mereka berdua beradu. Tangan Rayyan membeli rambut panjang Nabila, diselipkan di belakang telinga istrinya.
" Nabila, kau tahu aku merasa bahagia saat ini. "
Nabila hanya menatap Rayyan dalam diam. " Terlebih sejak dokter mengatakan jika di dalam sana sedang tumbuh anak kita."
Tangan Rayyan beralih mengusap lembut perut Nabila. Desiran halus dirasakan Nabila saat tangan Rayyan mengelus lembut perutnya.
Benarkah dengan kehadiran calon anak mereka, maka bisa mengubah hidupnya. Memperbaiki hubungan kurang baik nya bersama Rayyan.
" Nabila, aku serius dengan ucapanku kemarin. Aku ingin kita benar benar menjalani rumah tangga yang normal seperti pasangan suami istri pada umumnya."
" Ray....!"
" Aku tahu jika aku ini lelaki brengsek. Tapi demi kamu dan demi anak kita, aku akan berubah. Aku sungguh sungguh Nabila. "
Sejujurnya Nabila belum yakin dengan semua kesungguhan Rayyan. Tapi entah kenapa hati kecilnya selalu tak kuasa menolak kehadiran Rayyan dalam hidupnya, terlebih dari hasil hubungan nya bersama Rayyan telah membuahkan bayi yang hidup di dalam perutnya.
Karena Nabila masih terdiam, Rayyan tak bisa menahan lagi keinginan nya untuk mencium bibir istri nya yang begitu menggoda.
Ya, detik selanjutnya Rayyan sudah melabuhkan ciuman di bibir Nabila. Tanpa meronta atau menolak setiap perlakuan yang Rayyan beri padanya, Nabila hanya pasrah.
Menikmati apa yang ia bisa nikmati. Dengan memejamkan mata, Nabila berusaha mengimbangi ciuman Rayyan yang semakin menggila.
Tok... Tok... Tok
Tak hanya Nabila, tapi Rayyan pun juga kaget. Pintu kamarnya yang masih terbuka, dan di depan kamarnya ada mama Silvya yang sudah tersenyum menggoda.
" Ray.... Pintu nya jangan lupa ditutup."
Sungguh Nabila sangat malu karena kepergok mama silvya. Segera Nabila turun dari pangkuan Rayyan. Menerima nampan yang di ulurkan mama Silvya. Ada dua gelas jus jeruk yang mama Silvya beri untuk mereka.
" Diminum dulu. Pasti Nabila haus kan? Jangan lupa, mama tunggu di meja makan. Kita makan siang bersama. "
" Baik Ma. Terimakasih minuman nya."
" Sama sama sayang...."
Mama Silvya keluar kamar, menutup pintu sambil berteriak, " Jangan lupa tutup pintunya! "
Pipi Nabila sudah merona malu pada Mama Slivya.
Setelah menaruh nampan di atas meja, Nabila menghampiri Rayyan dan memukul dada suaminya.
" Gara gara kamu. Aku jadi malu sama mama."
Rayyan kembali menarik pinggang Nabila hingga kembali terduduk dipangkuan Rayyan.
"Biarkaan saja. Mama ya begitulah. Jangan kaget. Lama lama juga akan terbiasa."
" Tapi kan tetep aja malu...."
Rayyan terkekeh dan kembali mencuri ciuman dari Nabila.
" Ray! Lepaskan. Mama sudah menunggu kita makan siang."
" Biarkan saja. Urusan kita berdua lebih penting. "
" Urusan apa? "
" Urusan ranjang. "
Dan tanpa bisa mengelak lagi Rayyan sudah menjatuhkan tubuh Nabila diatas ranjang.
*****
Rayyan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk melilit pinggang ke bawah hingga batas tengah paha. Nabila yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer sambil duduk di atas ranjang segera memalingkan muka nya. Wajahnya pasti sudah merona. Entah kenapa dia sangat malu melihat Rayyan setengah telanjang seperti itu.
Tubuh Rayyan yang proporsional, dengan beberapa bagian yang menampakkan otot kekar nya selalu gagal membuat Nabila berpaling. Ini sudah gila, sungguh bagaimana bisa Nabila terpesona. Karena wajahnya yang semakin memanas, Nabila menundukkan kepala.
Dulu mungkin Nabila membenci Rayyan karena kelakuan buruk Rayyan padanya. Untuk memaafkan saja sulit Nabila lakukan. Rayyan, lelaki yang sudah tega melecehkan nya hingga Nabila harus kehilaangan sesuatu yang sangat berharga . Tapi sekarang lihatlah, bahkan rasa benci nya dulu menguap entah kemana.
Rayyan yang tak lagi segan menunjukkan kemesuman nya justru membuat Nabila suka. Ini memang gila. Nabila menggeleng geleng kan kepalanya masih dengan hair dryer berada di tangan nya.
Setelah mengambil baju dari dalam almari, Rayyan sudah akan melepas handuk nya, tapi melihat keanehan pada Nabila, lelaki itu berjalan mendekat. Duduk di atas ranjang berhadapan dengan Nabila yang sedang menundukkan kepala.
Tangan Rayyan jatuh di paha Nabila, " Sayang.... Kau kenapa?"
Nabila terjengit kaget karena sentuhan tangan dingin Rayyan. Saat dia mendongak betapa Nabila susah menelan saliva nya. Pahatan sempurna makhluk ciptaan Tuhan terpampang di hadapan nya.
Pandangan Nabila terfokus pada dada bidang Rayyan yang putih tanpa ditumbuhi bulu bulu. Perut six pack nya yang padat berisi menandakan jika Rayyan memang rajin berolahraga.
Sekarang Nabila percaya kenapa banyak perempuan diluar sana yang begitu menggilai seorang Rayyan Alexander. Bahkan saat dulu Rayyan masih berambut gondrong pun pesona nya juga mampu mengalahkan segalanya. Nabila saja yang tidak peka dan terlalu terlarut akan perasan bencinya pada lelaki itu. Hingga rasa benci yang begitu besar telah berubah menjadi perasan cinta. Ah, benarkah dia sudah jatuh cinta pada Rayyan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
@𝕳𝖆𝖜𝖆
harusnya bila seneng dong diantara jutaan wanita bila yg dipilih loh sama rayy
2024-07-12
0
Julia 05
masih ingat bgt dibenakku visual dr rambut gondrong sampai potong rambut bikin meleyot 😍
2023-05-09
0
Nur Kholifah
aq jd ngebayangin tubuh sixpac ray
2021-01-23
0