Episode 4

Pagi ini Nabila sudah rapi dengan baju kerjanya. Sementara Rayyan, lelaki itu masih terlelap, dengan bertelanjang dada dan tidur tengkurap di atas ranjang.

Ya, hari pertama tinggal di rumah mertua dilalui Nabila dengan harus sering sering memijit kepalanya. Pasalnya baru ia tahu bagaimana mama Silvya dengan Rayyan yang terus saja berdebat tak ada habisnya.

Astaga, dia harus mulai belajar menulikan telinganya.

Nabila mulai menyisir rambut panjangnya, dilihat dari cermin yang ada di hadapan nya, Rayyan membalikkan badan dan mulai menggeliat.

Nabila terpaku di tempatnya, pipinya sudah merona. Pagi pagi disuguhi pemandangan seperti ini. Nabila teringat bagaimana Rayyan semalaman memeluk tubuhnya, menghangatkan dirinya di dalam dekapan tubuh berototnya. Membuat jantung Nabila tak juga berhenti berdetak.

Mata itu terbuka bersitatap dengan mata Nabila melalui cermin.

" Pagi, sayang ....! "

Masih dengan muka bantalnya Rayyan tersenyum manis pada istrinya.

Lalu lelaki itu berigsut bangun , mengucek matanya dengan masih menguap.

Turun dari atas ranjang hanya dengan celana boxer yang membungkus tubuh bagian bawahnya.

Ini bukan pertama kalinya Nabila mendapati Rayyan seperti itu, tapi tetap saja Nabila merasa malu melihat Rayyan mempetontonkan tubuh semi telanjangnya.

Tanpa kata Rayyan masuk ke dalam kamar mandi. Nabila memegang dadanya, jantungnya bahkan masih berdetak dengan kencangnya. Masih dengan mengekus dadanya , diambilnya nafas dalam agar deguban jantungnya mereda.

Bergegas Nabila menyelesaikan acar menyisir rambutnya. Setelah dirasa rapi, Nabila berdiri menatap sekali lagi penampilan nya pagi ini di depan cermin. Tak kurang satu apapun. Dan disaat itulah pintu kamar mandi terbuka, sosok Rayya keluar dari dalam nya. Wajahnya sudah tampak segar sekalipun lelaki itu masih saja dengan hanya terbalut celana boxer saja.

Rayyan menghampiri Nabila yang sudah tampil rapi dan cantik. Beridiri di belakang tubuh istrinya. Kedua lengan kekarnya melingkari pinggang Nabila.

" Pagi pagi sudah rapi dan .... wangi. " kepala Rayyan menyeruak di leher Nabila mengendus harum Nabila yang kini telah menjadi candu baginya.

Nabila, jangan ditanya bagaimana suasana hatinya. jantungnya yang tadi sudah tenang, kini kembali berdetak kencang. Apalagi kelakuan Rayyan yang kini justru menyeruak lehernya, dengan memberikan kecupan kecupan kecil di seputar leher jenjangnya.

" Ray ... ! " Tangan Nabila berusaha menjauhkan kepala Rayyan, bahkan tubuh Rayyan semakin merapat padanya hingga Nabila bisa merasakan tonjolan keras di tubuh belakngnya.

" Mau kemana ? " tanya Rayyan sekali lagi.

Bukan nya menjauhkan kepalanya justru Rayyan mengecup tangan Nabia yang meraup wajahnya.

" Kerja lah ... mau kemana lagi ?"

" Aku kan sudah bilang. Jangan kerja lagi di temoat Pak Rudi. "

Kini kepala Rayyan bertumpu pada pundak Nabila. Mereka saling tatap melalu cermin yang ada di hadapan mereka.

" Ray ... aku memang sudah ada niat mau resign . Tapi ...."

" Tapi apa ?"

" Dengarkan dulu. "

" Oke."

" Aku tidak bisa resign begitu saja, semua butuh proses. Rencananya hari ini aku akan mengajukan surat resign itu. Semoga saja Pak Rudi menyetujuinya."

" Aku tidak suka kamu bertemu Rega. "

Ucapan Rayyan membuat Nabila mengerutkan kening.

" Apa hubungan nya dengan Rega ?"

" Ya , Rega kan anaknya Pak Rudi, "

" Tapi kan aku tidak satu kantor dengan Rega. "

" Tapi bisa saja Rega akan sering main ke kantor Pak Rudi dan menemui. "

" Astaga Ray ...! Jangan suka berpikir terlalu jauh."

" Aku hanya tidak ingin Rega terus saja menaruh hati padamu."

" Ray ... bagaimanpun juga, Rega itu adalah orang yang banyak berjasa padaku. Tanpa Rega mungkin aku tidak akan mungkin bisa jadi apa apa. Banyak bantuan yang sudah Rega berikan padaku. "

Rayyan memutar paksa tubuh Nabila, hingga sekarang mereka berdua sedang berdiri saling berhadapan.

" Aku tidak suka kamu terus saja menyebut nama Rega, apalagi kamu selalu memujinya. "

Tanpa bisa mengelak, Rayyan sudah mendaratkan bibirnya , menciumnya dan karena terkejutnya, Nabila hanya bisa memukul dada Rayyan yang tanpa pelapis apapun.

Rayyan menyudahi ciuman nya , Nabila mengambil nafas sebanyak banyak nya lalu menyeka bibirnya. Dipukulnya lagi dada Rayyan.

" Kau ini, merusak make up ku. "

Nabila memberenggut, dan Rayyan hanya tertawa lalu melepaskan pelukan nya pada Nabila.

" Aku mandi dulu. Nanti tunggulah di ruang makan. "

Nabila kembali duduk menghadap cermin. Merapikan kembali make up nya dan memoles kembali bibirnya dengan lipstik.

Diihatnya Rayyan sudah masuk ke dalam kamar mandi. Nabila berdecak, hidup berdua bersama Rayyan sungguh menguras tenaga. Ada saja yang lelaki itu lakukan hingga membuat hidupnya tak tenang. Tapi Nabila merasa bahagia. Tangan nya terulur menyentuh perutnya yang masih rata. Sudut bibirnya tertarik membuat lengkungan senyum.

Setelahnya , Nabila mengambil tas kerja dan ponsel nya. Dia keluar kamar terlebih dahulu. Siapa tahu dia masih bisa membantu menyiapkan sarapan sembari menunggu Rayyan selesai mandi.

Di ruang makan Nabila belum melihat mama metuanya. Mejanya juga belum tertata semua. Hanya ada piring yang sudah tertata di atas meja. Diletakkan tas kerjanya di sofa ruang kelurga yang menyatu dengan ruang makan.

Nabila berjalan menuju dapur, mungkin saja Mama Silvya ada disana, membantu ART menyiapkan sarapan. Dan benar saja, mama silvya memang ada di sana.

" Pagi mama .... " Sapa Nabila

Dua orang perempuan yang sedang fokus dengan aktifitas masing masing sama sama menoleh.

Mama Silvya tersenyum lebar.

" Pagi Sayang .... kemarilah. "

Nabila mendekati mama Silvya yang sedang menyeduh teh hangat.

" Ma, Nabila bantu apa ini. "

" Nabila bisa menyiapkan buah buahan saja. Ada di dalam kulkas. "

" Baik, Ma"

Dengan senang hati Nabila membantu mama mertuanya. Menyiapkan buah buahan seperti tadi yang mama nya minta. Dibawanya ke ruang makan.

" Nabila , sudah mau pergi bekerja ?"

" Iya , Ma. "

" Rayyan ini, istri sedang hamil kenapa masih harus diijinkan bekerja. " Mama Silvya menggerutu.

" Bukan salah Rayyan Ma. Nabila memang masih belum bisa resign. Tapi dalam waktu dekat pasti Nabila akan resign. Rencana nya hari ini Nabila baru akan mengajukan surat resign nya. Semoga saja disetujui. "

" Oh begitu rupanya. Semoga saja disetujui. Lagipua Nabila ini kan sedg hamil. Harus banyak istirahat dan tidak boleh kecapekan. Kalau Nabila masih saja bekerja, nanti Nabila selain capek fisik juga capek pikiran. Dan itu tidak baik bagi kesehatan ibu hamil. "

" Iya Ma. Nabila paham. "

Mereka berdua tersenyum lalu kembali menyiapkan makanan. Disaat yang bersamaan Papa Nabila masuk ke dalam ruang makan. Tersenyum bangga melihat menantunya tak segan membantu menyiapkan sarapan. Memang usaha istrinya untuk menyatukan Rayyan dan Nabila tudak sia sia.

Terpopuler

Comments

@𝕳𝖆𝖜𝖆

@𝕳𝖆𝖜𝖆

sisain satu mertua seperti mama silvi

2024-07-13

0

🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅

🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅

hhmm..mantu yang baik ya begini nih...ga salah pilih kan ya

2020-11-18

0

hokitoki

hokitoki

ya allah up nya bener ya

2020-05-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!