Seminggu kemudian.
Hari ini adalah keberangkatan Eliza beserta keluarganya kembali ke negara asal mereka yaitu Singapura, Eliza berada di kamarnya mengingat kebersamaannya bersama Zayyan seminggu terakhir.
Delama seminghu ini mereka selalu bermain bersama sepulang sekolah Zayyan akan mengajak Eliza berbagai tempat, bahlan orangtuanya tidak marah jika mereka pulang telat mereka paham kesedihan putrinya.
" Assalamualaikum" kata Zayyan, datang ke rumah Eliza. Orang tua Eliza menyiapkan barang untuk di bawa.
" Zayyan masuk nak ingin bertemu Eliza, dia ada di kamarnya tante akan memanggilnya" kata mami Farrah, menemui putrinya.
Zayyan memandang sekitar rumah ini sudah setahun ini dia sering datang menemui Eliza dan melihat banyaknya kardus yang berisi barang terbungkus rapi.
" Apa kamu ingin mengajak Eliza keluar, Zay" kata papi Irsyad, kelihat sedih dari raut wajah Zayyan meski tertutup dengan wajahnya yang dingin.
" Zay ungin mengajak Eliza ke suatu tempat om" kata Zayyan. " Tapi" .Ucapan papi Irsyad terpotong oleh mami Farrah.
" Kalian boleh pergi tapi ingat sebelum pukul 4 sore kalian sudah kembali, karena pesawat kita berangkat 7 malam" kata Mami Farrah.
" Baik tante, om kalau begitu kami permisi dulu" kata Zayyan dengan sopan. Eliza mengikutinya dari belakang dengan wajah tertunduk, dia menghapus air natanya karena dia akan takkan bertemu dengan orang di depannya.
" Mami kenapa mengizinkan putri kita pergi, kita harus berangkat sore nanti" kata papi Irsyad, sangat bingung dengan istrinya.
Mami Farrah tersenyum pada suaminya. " Papi tahu ketika mami masuk kedalam kamar Eliza, putri kita menangis dengan tatapan kosong tak ada kehidupan dimatanya, ketika mami menyatakan Zayyan datang wajahnya berubah seketika seakan kehidupannya kembali. Pi bagaimana keadaan putri kita nanti jika mereka berpisah, mungkin" Mami menangis tak mampu untuk bicara lagi.
" Papi tahu kekhawatiran mami tapi msmi tak usah khawatirkan putri kita, entah kenapa papi yakin melihat Zayyan setahun ini dia akan menjadi anak tang berhasil dan menjaga putri kita dengsn baik. Baiklah papi akan menunda berangkat kita nanti malam" kata Papi Irsyad.
Mami tersenyum menanggukan kepalana dan melanjutkan membereskan barangnya, sedangkan papi menghubungi orang kepercayaannya agar keberangkatannya di tunda.
Zayyan dan Eliza sudah sampai di mesjid besar di kotanya, Eliza beranggap bahwa Zayyan mengajaknya untuk sholat tapi ini masih pagi.
Mereka sampai di pintu masuk mesjid sambil melihat permandangan sekitar mesjid yang indah dengan tanaman yang indah.
" Zayyan apa kita mau sholat disini bukankah ini belum waktunya? " Eliza, berdiri di belakang Zayyan. Zayyan seperti mencari seseorang dan tersenyum melihat irangnya sudah datang.
" Eliza ayo bapak penjualan sudah datang" kata Zayyan, melihat pedagang penjualan hijab datang dan Eliza mengikutinya.
" Nak ingin membeli apa? penjual pada mereka. Zayyan melihat begitu banyaknya hijab berbagai model.
Mata Zayyan tertuju pada hijab warna dusty pink di tersenyum.
" Pak saya ingin melihat ini" kata Zayyan. Penjualan mengeluarkannya dan ditunjukannya pada Zayyan.
" Eliza, kamu menyukainya kan? " kata Zayyan, Melihat Eliza menanggukan kepalanya Zayyan tersenyum dan membelinya semuanya di tunjukan pada penjualan tapi warna pink semuanya.
Setelah membeli hijab Zayyan mengajak Eliza duduk di depan mesjid.
" Eliza ini untukmu" kata Zayyan, memberikannya pada Eliza. Eliza mengambilnya sambil tersenyum dan memandang hijab di tangannya.
" Aku ingin ketika kamu dewasa memakai hijab, aku tak ingin rambutmu yang panjang itu dilihat oleh orang lain" kata Zayyan, memandang lurus.
Eliza menanggukan kepalanya sambil tersenyum, kemudian mereka pergi ke tempat lain untuk menghabiskan waktu bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sofiatul Nafisah
..
2022-02-18
0
Sofiatul Nafisah
ohhh so sweet
2022-02-18
0