ان الله على كل شيىءقدير.
Sesungguhnya Alloh Maha berkuasa atas segala sesuatu (ali imrom : 165 )
______________________________________________
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" ucap sukur Zahra saat dia sudah sampai di bandara setelah menjalani perjalanan jauh dari Singapore.
Hari ini kepulangan Zahra ke kota nya karena kuliah nya sudah selesai, rasanya tidak ada yang berubah sedikit pun dari saat dia meninggalkan kota nya.
Setelah satu tahun terakhir dia pulang ke sini saat waktu liburan tengah semester nya.
Zahra kini mulai berjalan melangkah keluar dengan menarik satu koper besar barang barang nya.
Matanya mulai melihat ke seluruh sudut bandara. mencari sosok Ayah yang selalu Zahra rindukan, namun entah sama atau tidak perasaan sang Ayah pada anaknya.
"Ayah benar benar tidak menjemput ku" keluh Zahra merasa kecewa.
"Sabar Zahra,, jangan su'uzon, Ayah mungkin sedang sibuk, sampai tidak bisa menjemput ku" ucap Zahra berusaha menenangkan hati nya.
Bukan tanpa alasan Zahra merasa kecewa karena Ayahnya tidak menjemput nya sekarang. Pasalnya Ayah Zahra tidak pernah sekalipun mengantarkan dan menjemput Zahra ke bandara selama dia pulang pergi untuk berkuliah ke luar negeri.
Zahra awalnya bisa saja, tidak pernah mengeluh dan berburk sangka karena ketidak bisaannya Ayahnya mengantar atau pun menjemput nya, karena Zahra tau kalau Ayahnya sibuk dengan urusan kantor nya.
Namun hati kecil Zahra selalu menanti saat saat Ayahnya bisa menemani, dan menanti nya di bandara, mungkin Zahra akan merasa senang karena merasa di perhatikan dan di rindukan oleh sosok Ayah, namun itu tidak pernah terjadi sampai Zahra lulus kuliah pun, Ayah Zahra tidak pernah bisa meluangkan waktunya untuk Zahra.
"Semangat, walaupun Ayah tidak menjemput ku, aku kan bisa naik taxi onlain" ucap Zahra dengan penuh ketegaran dan mulai mengambil hp nya untuk memesan taxi.
Zahra pun mulai melangkah berjalan menuju ke depan pintu keluar, berbaur dengan orang orang yang turun dari pesawat yang satu route dengan nya.
Mata Zahra kini melihat seseorang yang bejalan di samping nya yang ia rasa kenal.
"Alika,,," batin Zahra ternyata wanita yang ada di sampingnya adalah teman Kampus yang satu angkatan dan jurusan yang sama dengan nya.
"Assalamualaikum Alika...!" sapa Zahra dengan tersenyum lebar.
Alika yang mendengar sapaan Zahra langsung menoleh ke arahnya.
"Haaah...bukankah dia si peringkat satu,...?" batin Alika kaget, karena di sapa oleh saingan nya saat di kampus.
"Wa'alaikumsalam" jawab Alika dengan tersenyum yang di buat buat,
merasa canggung dengan keadaan sekarang.
Alika memang teman Zahra di kampus, namun saat di Kampus mereka tidak cukup dekat, jangankan dekat jika mereka berpapasan pun Alika tidak pernah menyapa Zahra, di tambah lagi kepandaian Zahra yang selalu menjadi saingan beratnya untuk mendapatkan peringkat satu, membuat Alika tidak ingin dekat dan akrab dengan Zahra.
Zahra terkenal dengan wanita alim dengan penampilan yang tertutup tidak pernah memperlihatkan aurat nya dan wanita muslimah di kampus, membuat nya jarang memiliki banyak teman, yang dekat dengan nya.
Sedangkan Alika dia adalah wanita berparas cantik dan selalu berpenampilan seksi hingga membuatnya menjadi primadona di Kampus.
Hingga Alika tidak pernah sreg untuk dekat dengan Zahra karena mereka jelas berbeda.
Namun kini hati Alika tersentuh saat Zahra dengan ramah menyapanya.
"Kenapa dia bisa bersikap baik pada ku,, jelas jelas aku menganggap nya musuh dan aku tidak pernah menyukai nya" batin Alika terkejut kagum.
"Kau juga tinggal di kota ini?" tanya Alika mencoba mengalihkan kecanggungan nya.
" Iya,," tersenyum " tidak nyangka ya kita bisa bertemu di sini, apa kamu juga tinggal di kota ini?? sepertinya aku baru pertama kali bertemu dengan mu di sini,?" tanya Zahra membuat suasana terasa makin dekat.
"Iya aku juga tinggal di kota ini, aku juga tidak menyangka bakal bertemu lagi dengan mu setelah kita lulus kuliah," sahut Alika antara senang atau kaget, karena tidak pernah terbayangkan akan bertemu lagi dengan orang yang telah mengalahkan kepandaian nya.
Kini mata Alika mulai melihat ke arah tangan Zahra yang sedang menggenggam Hp nya, hingga membuatnya terpikir untuk meminta nomer telepon nya.
"Apa aku bisa meminta nomer telepon mu..?" berucap dengan penuh harap
"Mungkin suatu saat kita bisa bertemu lagi..!" imbun Alika sambil mengeluarkan hp dari tas kecilnya.
Dengan senang hati Zahra pun mengiyakan permintaan Alika, dan mereka pun langsung bertukar nomer telepon.
"Aku duluan ya Al,,,sepertinya taxi ku sudah ada di depan" pamit Zahra
"Oh,, iya...!"
"Assalamualaikum...Alika! maassalaamaa" ( مع السلامه : sampai jumpa)
ucap Zahra sambil tersenyum lebar dan melambaikan tangannya.
Membuat Alika tersenyum canggung karena tidak bisa membalas perkataan Zahra.
"Wa'alaikumsalam..."
"Wah malu sekali, harus menjawab apa aku...? dia memang selalu saja membuat ku merasa menjadi orang yang paling bodoh, karena tidak pernah bisa menjawab perkataan nya, untung aku bisa menjawab salam nya, jadi harga diriku tidak terlalu jatuh dan terinjak"
batin Alika lagi lagi kalah pintar tidak bisa menjawab perkataan Zahra, karena berbicara dengan bahasa Arab itu memang kelemahannya.
**
Di sisi lain sebuah mobil mewah berhenti di depan bandara, sang pengemudi mobil langsung turun dari mobil nya.
Setelah jas yang rapi, dengan kacamata hitam yang terpasang di matanya. membuat nya terlihat sangat sempurna.
Dia mulai berjalan perlahan masuk sambil meraih Hp di saku celananya.
"Seharusnya kan sudah sampai...kenapa dia belum kelihatan..!" ucap laki laki itu sambil melihat ke seluruh sudut bandara,
dia pun langsung melakukan panggilan untuk menanyakan keberadaan orang yang sedang ia jemput.
~
Zahra terus memperhatikan ponsel nya memastikan bahwa taxi yang ia pesan sudah ada di bandara.
Melangkah sambil terus tertunduk sampai dia tidak menyadari ada orang di depannya yang sama sama tidak menyadari keberadaan kedua nya karena sama sama sedang fokus pada ponsel mereka,
"Bruug..."
Tabrakan di antara kedua nya pun terjadi membuat ponsel mereka sama sama terjatuh tergeletak di lantai.
"Astaghfirullah... maaf" ucap Zahra terkejut sambil tertunduk mulai mengambil hp nya, tanpa melihat wajah orang yang ia tabrak.
"Kakak,, " teriak Alika saat melihat Kakak nya yang sudah ada di bandara untuk menjemput nya.
Ya ternyata si laki laki itu adalah Ansell yang sedang menjemput adik semata wayangnya di bandara karena adiknya telah beres menyelesaikan Kuliahnya.
Ansell yang mendengar teriakan adiknya langsung melihat ke sumber suara, tidak menghiraukan orang yang bertabrakan dengan nya.
Sedangkan Zahra yang sedang mengambil hp langsung terburu buru karena melihat taxi yang berhenti di depan nya, dan sepertinya itu taxi pesanan nya.
Sampai ia tidak sadar mengambil hp yang salah, malah mengambil hp milik orang yang ia tabrak. namun Zahra tidak menyadarinya.
bukan Zahra yang terlalu teledor, tapi memang hp mereka dengan tipe dan warna yang sama membuat Zahra tidak menyadari dan tidak tau kalau yang ia bawa bukan miliknya.
Zahra terus saja berjalan cepat langsung menghampiri taxi nya dan langsung masuk ke dalam.
Ansell yang sudah melihat keberadaan adiknya, langsung mengambil hp yang tergeletak di bawah, bahkan Ansell pun sama-sama tidak menyadari kalau itu bukan ponselnya.
Ansell dengan santai mengambil hp dan langsung ia masukkan ke sakunya serasa tidak ada kejadian yang terjadi pada nya.
langsung berjalan menghampiri Alika dan langsung memeluknya, melepaskan kerinduan pada adiknya.
"Sepertinya kau makin gemuk sekarang," ledek Ansell itulah kata pertama yang keluar dari mulutnya saat menyambut kepulangan Alika.
"Mulai mengejek..." ketus Alika kesal.
Ansell pun hanya tersenyum kecil dan langsung menarik koper adiknya Dan mengajak nya langsung masuk mobil.
"Bagaimana kuliah mu...? jangan bilang kau kalah lagi oleh saingan mu itu...?" tanya Ansell mulai bertanya hasil belajar adiknya selama dia berkuliah.
"Dia terlalu pintar Kak, makanya aku tidak pernah bisa mengalahkan nya...!" ucap Alika menjelaskan.
"Bukan dia yang terlalu pintar, tapi kau yang bodoh." ucap Ansell sedikit kecewa mendengar perkataan adiknya, bahwa dia lagi lagi tidak bisa menjadi peringkat satu di Kampusnya.
"Aku tidak bodoh Kak, nilai aku tidak terlalu jauh kok dengan si peringkat satu itu,
dia hanya lebih unggul dalam masalah agama dan bahasa saja, sisanya nilai kita sama" kilah Alika mencari aman.
"Bukankah kalau kau tidak bisa mengungguli nya, itu berarti kau bodoh," tegas Ansell masih kekeh dengan perkataan nya,
"Bagaimana bisa mengungguli nya coba, dalam masalah agama walaupun dia tidak belajar pun, dia sudah mengetahui nya di luar kepalanya, dia orang yang soleh Kak, jadi tau betul soal agama, gak kayak kita islam nya cuman di KTP doang"
ucap kagum Alika pada saingan nya, yang dia maksud itu adalah Zahra, namun Ansell tidak pernah tau siapa nama asli dari orang yang berhasil mengalahkan adiknya, karena saat Alika selalu mengadu tentang Zahra pada Kakaknya dia tidak pernah mengucapkan nama nya, Alika selalu menyebutnya si peringkat satu.
Ansell yang selalu mendengarkan curhatan adiknya kadang kesal sendiri, kenapa bisa ada orang yang bisa mengalahkan Alika, padahal dalam perhitungan nya adiknya itu sudah sangat pintar dari pada teman teman sebayanya saat Alika dulu belajar di sekolah sebelum dia berkuliah.
"Jangan banyak alasan, kalau bodoh ya memang bodoh," ucap Ansell dengan ketusnya.
"Terserah Kakak aja..." mulai menerima ejekan Kakaknya.
"Tapi Kak aku benar benar salut sama dia,
coba bayangin Kak, anak anak di kampus paling bisa nguasai dua bahkan ada yang hanya nguasain satu bahasa,
yang mayoritas bahasa yang mereka kuasai itu bahasa inggris,
ekh dia hampir menguasai tiga bahasa dan gokilnya dia pasih banget dalam berbicara berbahasa Arab," ucap Alika mulai duduk tidak tenang karena heboh membicarakan tentang Zahra, sambil duduk menghadap Kakaknya yang sedang menyetir.
"Awalnya aku mengira di itu pasti orang Turkey atau mungkin orang Arab karena melihat penampilan nya yang tertutup dan pintar bahasa Arab, tapi ternyata dia juga orang Indonesia Kak, bahkan dia tinggal di kota yang sama dengan kita." ucap Alika mulai makin keras berbicara karena terlalu bersemangat mengingat keterkejutannya saat tadi dia berjalan bersama Zahra yang sama sama keluar dari bandara dengan nya.
"Diam...jangan terus membual tentang orang lain, bicarakan tentang diri mu!! apa bakat yang harus aku banggakan dari dirimu hah" ucap Ansell kesal karena Alika terus saja nyeroscos membicarakan orang lain, bicara dengan sangat heboh membuat gendang telinganya jadi sakit.
"emmh...Kakak bisa membanggakan ku, karena aku cantik... hahaha," tukas Alika dengan girangnya nya. Tidak mempedulikan kekesalan Kakaknya.
"Kalau itu bukan bakat bodoh, itu turunan Kakaknya aja tampan, ya jelas adiknya pasti cantik " sahut Ansell tidak kalah girang meladeni perkataan adiknya.
Membuat Alika mengendus kesal karena kalau bicara dengan Kakak nya tidak akan pernah menang meski terus berdebat pun pasti ujung ujung nya Ansell lah yang akan menang.
"Terserah Kakak aja...!" ucap Alika dengan ketusnya dan langsung menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, agar bisa duduk lebih santai.
Membuat Ansell tersenyum kecil melihat kekonyolan adiknya.
Ansell pun terus melajukan mobil nya, untuk mengantarkan adiknya ke Rumah sedangkan Ansell harus kembali lagi ke Kantor karena ada meeting yang harus ia laksanakan.
.
.
.
.
.
.
bersambung,,,,
jangan lupa like dan komentar nya.
dan langsung tambahan ke favorite agar bisa mendapatkan notifikasi selanjutnya.
Terimakasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ai Holilah
makin,,, seru aja......👍👍🥰
2023-12-21
0
teti kurniawati
saya mampir. semangat thor!
Mampir juga yuk kakak yang baik hati di novel saya
"Cinta berakhir di lampu merah."
2022-10-23
0
Qiza Khumaeroh
sperty smakin menarik,,,
2021-10-25
0