Hari-hari berlalu penuh kesibukan, sebulan mereka menjadi tetangga atas, bawah. Rasa dengki dan marah tetap bersinar dari wajah nyonya Lisa. Tidak ada obat yang bisa menyelesaikan perang dingin antar kedua kubu. Sama-sama keras kepala dan merasa berhak.
Alessandra dan Reyshaka masih eksis memupuk dendam mereka. Terkurung di dalam rumah membuat Reyshaka menjadi peduli dengan lingkungan. Di saat jenuh mengerjakan kerjaan kantor, dia merapikan taman yang merimbun atau kegiatan lain yang bisa membuat hatinya sedikit terhibur.
Perasaannya gundah ketika dia menelpon Betzy kekasihnya yang terjebak di Taiwan. Betzy adalah seorang penari tradisional yang sering pentas di beberapa Negara dengan bayaran lebih.
"Hallo...siapa ini, Betzy masih di kamar mandi. Anda siapa?" tanya seorang laki-laki berbahasa Indonesia.
"Yank...siapa yang menelpon?" suara Betzi terdengar nyaring.
Dia kenal suara itu. Laki-laki itu adalah Manager Betzy. Orangnya sudah beristri dan sudah punya anak. Reyshaka tidak menjawab, dia memilih nge riject daripada melanjutkan komunikasinya. Hatinya luka.
Semua bisa terjadi di saat seorang wanita bertemu dalam satu kamar dengan seorang lelaki beristri, nun jauh di negeri orang. Jauh dari pantauan tetangga dan bebas berekpresi.
Dasar perempuan pengkhianat, gerutunya sebal. Semua khayalannya tentang masa depan sirna. Betzi menelponnya berkali-kali. Reyshaka langsung memblokir nomor perempuan itu. Cukup sudah. Sebenarnya sudah lama dia curiga dengan Betzy yang sering keluar daerah dengan alasan menari. Tapi karena Reyshaka sangat mencintainya dia selalu memaafkan ketika Betzy mengaku salah.
Dia berjalan dengan langkah gontai menuju kantor. Rasanya dia ingin berteriak untuk mengeluarkan sesak di dada. Dengan sikap bermusuhan dia menegur Alessandra yang baru keluar dari kantor.
"Tidak ada gunanya kamu bolak balik ke kantor, semua pemikirinmu tidak aku setujui. Kamu pikir dengan mem PHK pegawai akan membuat utang perusahan berkurang, semua perlu proses. Aku tidak ingin pegawai demo dan mencoreng nama perusahan kita. PHK juga ada aturannya."
Alessandra menahan kakinya untuk melangkah, dia berhenti dan menoleh kepada Reyshaka.
"Tuan Rey yang terhormat, apakah kamu tidak sadar bahwa covid-19 menghancurkan ekonomi dunia, dan semua perusahan melakukan pengurangan pegawai. Dalam kondisi begini kita tidak salah mem PHK pegawai, ini termasuk dalam katagori bencana alam. Kita tetap menyantuni mereka sebesar nilai yang telah ditentukan." kata Alessandra sengit.
Dia memang bukan pegawai di PT. Real Estate Mahotra, dia seorang Owner yang punya saham 50% (lima puluh persen) dari semua perusahan yang dibawahi oleh PT . Real Estate Mahotra. Jadi tidak ada salahnya dia memerintahkan kepada Rey sebagai CEO untuk membenahi dan menjalani apa yang harus di kerjakan.
"Kamu tahu apa tentang pekerjaan, jangan membuat keputusan sepihak."
"Aku seorang Owner memerintahkan kepada CEO untuk melakukan PHK kepada semua staf daily worker dan kepada staf kontrak. Serta merumahkan staf yang tenaganya belum diperlukan. Memberi gaji kepada pegawai yang masih aktif dengan potongan 30% tanpa service charge." kata Alessandra memandang Reyshaka.
"Kamu merasa jadi Owner lakukan sendiri apa yang kamu mau."
"Okay...besok aku morning breafing. Aku akan Zoom mulai pukul 08.30 seperti biasa. Sebagai CEO kamu harus ikut dan menurut perintahku. Kalau tidak begitu caranya utang perusahan akan membengkak."
"Aku tidak sudi mengikuti perintah anak pungut." kata Reyshaka sinis.
"Keluar kamu dari perusahan Mahotra aku akan membeli sahammu yang 25% itu. Aku sangat bersyukur bila kamu pergi dari rumah ini. Selama ini aku muak dengan tingkahmu yang rakus harta."
"Sombong!! aku kenal perempuan sepertimu yang gampang mencari uang dan membuang kaidah."
"Wajar aku sombong karena aku anak pungut yang sangat dipercaya mengelola perusahan Mahotra. Aku seorang Owner pemilik perusahan Mahotra. Sedangkan kamu adalah serpihan debu yang menempel di sepatuku, yang kapan saja bisa aku tiup. Disini kedudukanmu tidak ubahnya seperti jongos tanpa gaji, jangan harap aku kasihan dengan orang kampung sepertimu."
Kata-kata Alessandra yang setajam silet membuat Reyshaka naik darah. Wajahnya merah membara dan tangannya mengepal. Ingin dia pukul mulut perempuan itu supaya tahu diri dari mana asalnya.
"Hallo Tuan Reyshaka Surya, apa kamu ingin memukulku atau melempar aku ke jalanan. Inilah aku, kamu mengejekku dan mengatakan aku babu, waktu itu aku tidak marah. Apakah kamu marah dibilang jongos. Makanya jangan mencari penyakit denganku, aku akan membalas semua hinaanmu sampai darah penghabisan. Kamu adalah manusia pertama yang aku paling benci di seluruh dunia." kata Alessandra pergi dari hadapan Reyshaka yang berapi-api.
"Dasar manusia hinaaa!!" teriak Reyshaka marah. Dia ingin memberi pelajaran kepada perempuan itu dengan caranya. Dia dendam kepada perempuan yang tidak tahu aturan ini.
Alessandra menuju kamar mamanya dia ingin menyampaikan gagasannya tentang pemangkasan pegawai dan lain-lain.
"Mama setuju rencanamu, paling butuh Scurity, cleaning service bisa tiga kali kerja dalam seminggu."
"Pertama yang dibayar biaya listrik, pajak dan supplier, setelah itu baru gaji pegawai." kata Alessandra.
"Siapkan dana awal sekitar 1.5 miliar setelah itu kita pikirkan lagi. Kita juga perlu membuka pos nasi bungkus bagi warga yang membutuhkan."
"Mari kita bekerja dengan kepala dingin, mama jangan cepat terpancing oleh manusia di lantai dua."
"Mama sudah semakin tegar, semoga kita bisa melewati cobaan ini."
"Aku mau ke kantor dulu untuk menghubungi HRD dan yang lainnya." kataku keluar dari kamar mama.
Sebelum aku ke kantor aku ke dapur dulu untuk membuat roti panggang dan juss. Rupanya Reyshaka sudah berada di dapur, dia ternyata membuat roti panggang dan teh hangat.
"Hemm...." aku mengejutkannya dengan deheman.
"Aku memakai roti sendiri, kamu pikir ini rotimu." tanpa di tanya dia bicara sendiri.
"Biarpun kamu makan rotiku aku iklas, aku sengaja bersedekah dengan jongos."
"Orang gila!!" teriaknya keluar dari dapur.
Alesandra melanjutkan membuat roti panggang dan menatanya di atas piring. kemudian membuat segelas jus. Sebelum membawa ke tempat kerja Alessandra ke kamar dulu mengambil ponselnya.
Tahu Alessandra ke kamar Reyshaka cepat ke dapur. Dia mengambil garam dan menaburkannya ke roti dan jus. Kemudian dia pergi menuju kantor. Senang rasanya bisa membalas dendam. Semoga mulutnya nyonyor pikir Reyshaka tersenyum. Dia ingin tahu reaksi dari Alessandra ketika dia minum jus atau makan rotinya.
Alessandra ke dapur dan duduk sambil minum jus. Dia segera memuntahkan jus itu karena asin sekali. Pikirannya langsung tertuju kepada Reyshaka, siapa lagi biang keroknya. Hanya ada manusia itu yang gentayangan di dapur.
Kembali dia membuat jus, roti juga dia buat lagi satu. Setelah selesai dia menuju kantor. Dia melihat Reyshaka pura-pura sibuk di belakang lap top. Alessandra sengaja menaruh nampannya disamping nampan Reyshaka. Saat Reyshaka menunduk dengan cepat dia menukar roti asinnya.
"Panassss....minum jus dulu, Owner minumnya jus kalau jongos teh." sindirnya sambil melirik Reyshaka.
"Hahaha...silahkan minum Owner, semoga puasss...." kata Reyshaka tergelak.
Alessandra dengan santai minum jusnya. Reyshaka menunggu reaksinya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
kok aku masih aja kesian ma ale, karena dikata katain mulu sama rasya, kok cowok nyinyir ya🤭🤭🤭
2022-05-30
6
Nurmayanti 🌽🍇
sabar ya alle semngatt
2022-05-30
4
🅴ɳÐåh ✰͜͡w⃠🐊⃝⃟💯𓆊
aduh alesandra sama reyshaka beneran kayak tom & jerry gak di kantor gak di rumah tiap ketemu pasti berantem
2022-05-30
3