Seolah tidak ada waktu untuk berpikir dan mendapatkan kembali kepercayaan, jauh dari prasangka dan kebencian, seperti pedang tipis yang memotong udara. Sangat sulit dan absurd.
Seandainya waktu bisa di ulang kembali ingin rasanya dia bertanya, kenapa papa menduakan mama?
Alessandra menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Sakit hati mama Lisa muncul kepermukaan tatkala dia melihat Reyshaka melewatinya dan mencemoh.
"Kamu memang cocok sebagai babu." ketus Reyshaka tersenyum sinis. Dia melenggang ke garase, memanaskan mobil dan lenyap dari mata Alessandra.
Alessandra mengibaskan rambutnya yang lurus panjang. Peluh membasahi sekujur tubuhnya. Dia kembali mengayunkan tangannya untuk menyapu halaman, tidak peduli apa kata Reyshaka, yang dia pikirkan adalah jalan keluar untuk menutup kerugian yang menghadang. Banyak masalah harus diselesaikan segera. PHK bukan jalan satu-satunya untuk menekan cost. Akan ada PHK bagi golongan bawah dan pengurangan 30% dari gaji pokok untuk staf yang masih dipekerjakan.
Sejak pandemi Covid-19 mewabah membawa berbagai dampak di segala sektor. Salah satu dampak yang terasa sangat signifikan adalah sektor ekonomi. Dampak ekonomi yang menunjukkan penurunan dimulai saat pemerintah mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tinggal di rumah.
Di mana masyarakat dianjurkan untuk bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Kemudian, situasi ekonomi semakin memburuk bersamaan dengan diterapkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar di Indonesia.
Tidak tahu kapan pandemi berakhir atau kapan ada Vaksin. Semua masih abu-abu. Alessandra bersandar di pohon mangga, wajahnya merah membara. Ini pertama kali dia menyapu memakai sapu lidi.
Rasa perih telapak tangannya tidak mempengaruhi perasaannya yang gundah. Kemarin dia memeriksa Hotel, memangkas pengeluaran. Tapi tetap saja ada pembayaran setiap bulan. Kerugian setiap bulan menumpuk karena tidak ada pemasukan sama sekali. Hotel kosong.
"Alee..tidak usah menyapu sampai ke taman, kita belum membahas masalah Hotel." mama Lisa memanggilnya dengan suara parau.
"Ya maa...aku mau mandi mama boleh ke kantor dulu." kata Alessandra berhenti menyapu. Dia menuju kamarnya dengan nafas ngos-ngosan.
Nyonya Lisa mengayunkan kakinya ke kantor suaminya. Dia berpapasan dengan nyonya Mauren, hatinya seketika mendidih.
"Tempatmu di lantai dua tidak usah berkeliling meronda, aku muak melihat mukamu yang najis."
"Setidaknya aku ingin tahu seberapa ayah dari anakku memiliki harta. Selama 25 tahun dia menyembunyikan kami dan setelah dia meninggal kami baru berani kesini."
"Pikiran ibu dan anak sama saja, selalu memikirkan harta. Apa otakmu tidak jalan. Kerugian hotel sudah menumpuk karena covid-19. Tamu tidak ada sama sekali sedangkan pengeluaran setiap bulan hampir satu miliar." kata nyonya Lisa marah dia jengkel kepada istri siri suaminya.
Tampak wajah nyonya Mauren berubah pucat. Dia tidak menyangka orang sekaya suaminya bisa punya hutang.
"Kenapa Hotel tidak di jual saja uangnya bisa dibagi rata." cetusnya memandang nyonya Lisa.
"Seenaknya saja kamu ngomong, saat ini apapun di jual tidak akan laku. Semua orang tidak punya uang karena sudah menjadi pengangguran termasuk anakmu." kata nyonya Lisa dengan suara tinggi, dia eneg melihat wanita di depannya. Ingin rasanya menjambak rambutnya dan menendangnya keluar dari mension.
"Owalah...aku tidak mengerti. Jangan sampai hutang dibebani kepada kami."
"Aku akan membebani seluruh utang kepada anakmu yang sombong itu." semprot nyonya Lisa pergi menuju kantor suaminya dia tidak ingin lama-lama berada berdua dengan pelakor itu.
Tidak lama Alessandra datang dan duduk di belakang lap top. Dia melihat mamanya bersandar di sofa dengan pandangan jauh. Akhir-akhir ini mamanya jarang makan, kerjanya termenung dan menangis.
"Aku mau menghitung kerugian hotel perbulan dan rincian anggaran untuk menutup kerugian itu." kata Alessandra membuyarkan lamunan nyonya Lisa.
"Alee..mama mau ke kamar, badan rasanya sakit dan kepala pusing."
"Maa..istirahatlah aku akan mengantar mama ke Kamar." kata Alessandra berdiri.
"Mama bisa sendiri tidak usah diantar kamu bekerja saja." sahut mama Lisa menolak ketika Alessandra mau mengantarnya.
"Kalau begitu hati-hatilah." kata Alessandra kembali duduk dan fokus bekerja.
Sedang asyik-asyiknya bekerja Reyshaka datang membawa koper dan masuk tanpa permisi.
"Ngapain kamu kesini?!" teriak Alessandra merasa terganggu.
"Aku yang seharusnya bertanya, ngapain kamu bekerja di kantorku. Apa tujuanmu sebenarnya, jangan katakan kamu ingin menipu kami." kata Reyshaka menyeringai.
"Ini kantor papaku tujuanku disini ingin menyelamatkan perusahan yang semuanya hampir bangkrut. Sebagai CEO harusnya kamu tahu apa yang harus kamu kerjakan, jangan minta gaji doang tidak ada tindakan sama sekali."
"Kamu pikir setiap hari aku diam, aku baru datang dari hotel dan memerintahkan mematikan semua lampu, kecuali yang di lobby dan mengeluarkan bahan makanan supaya di sortir kedaluwarsanya."
"Baguslah kalau begitu, jadi aku tidak capek ke Hotel. Ibaratnya kamu adalah kacung papaku."
"Mulutmu perlu di solder. Seharusnya kamu pergi dari sini, kamu pikir aku senang ada kamu disini, sepet mataku." Reyshaka membuka kopernya dan merapikan kertas-kertas ke filling cabinet.
"Aku muak melihat tampangmu yang soq pintar. Kamu jadi CEO bukan karena otakmu, semua belas kasihan dari papaku yang kamu tipu dan pura-pura jadi anaknya."
"Lagi sekali kamu menghinaku aku tidak segan-segan menyeretmu keluar. Berkacalah, kamu itu siapa...mungkin kamu sudah menjadi ****** kalau papaku tidak memungutmu. Jangan banyak mulut semasih kamu minta makan dari sini."
"Aku tidak takut padamu, siapapun aku itu tidak menjadi urusanmu. Aku belum pernah memberatkan orang tuaku dan minta makan dari perusahan ini. Aku mampu mandiri. Aku tidak sepertimu minta makan untuk menyambung hidup, dasar rampok."
"Hahaha...bulsit!! memangnya kamu langsung gede tanpa perlu proses. Kamu anak durhaka tidak mengakui jerih payah orang tuaku yang membesarkanmu. Manusia sepertimu perlu dienyahkan dari dunia ini."
"Aku tidak peduli apa yang kamu bicarakan karena aku sudah biasa dengan orang gila sepertimu." sahut Alessandra fokus dengan pekerjaannya.
Dia lebih baik diam ketika Reyshaka terus menerus mengejeknya, tentu Rey berharap dia keluar dari kantor itu. Sayang sekali Alessandra tidak goyah sedikitpun, dia ingin menuntaskan pekerjaaannya. Walaupun dia belum pernah bekerja tetap di Colorado tapi dia mengerti tentang pekerjaan itu karena dia sering membantu nenek. Dia jebolan University of Colorado, Denver bagian Management.
Reyshaka duduk di belakang laptop berjauhan dengan Alessandra. Sesekali matanya melirik sinis kepada Alessandra yang dari tadi sibuk dengan pekerjaannya. Dia menyangsikan kemampuan Alessandra yang tidak pernah bekerja di perusahan. Dia tidak tahu kalau papanya punya anak pungut yang menyebalkan.
Waktu terus merangkak tidak terasa Matahari sudah condong ke Barat. Alessandra menutup lap topnya dan beranjak pergi dari kantor itu. Dia merasa puas setelah menemukan cara untuk menekan pengeluaran.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
meski anak angkat ale berusaha dan bekerja keras demi menyelamatkan kelangsungan hotel papanya, knp rasya dan mmnya ngimongnya kasar teroos ya😣
2022-05-30
5
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
mulut Rey pedes juga ya kalau ngomong
2022-05-30
5
🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ 🇦 🇷 🇦
ngelawan si Rey gk bakalan ada habis nya
2022-05-30
5