Bab3

waktu berlalu begitu cepat satu bulan Yasril tak pulang ke rumah bahkan sama seklai tak mengubungi hanya sekedar untuk menanyakan ke adaannya. apa lagi kini Iyan tengah demam sudah 3 hari panas nya tak kunjung turun, Ratih sudah berkali-kali menghubungi Yasril tetapi sama sekali tak di angkat olehnya.

"kamu kemana sih mas, kenapa telfon ku nggak kamu angkat-angkat sih" gelisah Ratih mondar mandir di dalam kamarnya melihat sang putra tengah tertidur lelap dengan wajah yang pucat

akhirnya Ratih pun berusaha kembali untuk menghubungi Yasril, kali ini di angkat oleh Yasril

"hallo...." jawab Yasril

"mas kenapa sih aku telfon nggak kamu angkat-angkat, anak kamu tuh lagi sakit mas butuh berobat" Ratih mencerca banyak pertanyaan pada suami nya

"maaf hp aku jatuh dan ada retakan di layar nya jadi nggak tahu siapa yang hubungi aku" tutur Yasril memjelaskan

" mas aku bisa minta kamu kirim uang sekarang, kasihan Iyan 3 hari sudah demam nya nggak turun-turun" ucap Ratih dengan nada lirih karna ia tak enak sebenarnya meminta itu pada suaminya tetapi mau gimana lagi karna saat ini ia sama sekali tak memegang uang

"iya nanti aku kirim, ya sudah kalo gitu" jawab Yasril dan hendak mengakhiri telfon

"tunggu mas, kamu nggak pulang kah buat nengokin Iyan" tanya Ratih karna merasa kasihan terhadap putranya itu yang mungkin rindu dengan sang Ayah karna selalu menanyakannya

"aku nggak bisa pulang sekarang karna masih sibuk kerja di sini' Yasril memberikan alasannya

"ya sudah kalo gitu, hati-hati kerja nya" akhirnya Ratih pasrah tak ingin terlalu memaksa

tak ada jawaban sama sekali dari Yasril karna setelah Ratih berbicara seperti itu Yasril langsung mematikan telfonnya. menetes sudah air mata Ratih melihat kenyataan suaminya bersikap sangat dingin pada nya meski pun Yasril adalah orang yang tempramen tetapi selama ini tak pernah terlihat Yasril bersikap dingin. jika boleh memilih Ratih lebih memilih di pukuli Yasril dari pada harus di diam kan seperti itu apalagi selama satu bulan Yasril sama sekali tak menghubungi

Ratih pun tak mempermaslahkan itu karna di fikirannya dia hanyalah percaya terhadap sang suami meski Yasril bukan lah tipe lelaki yang romantis.

"apa mas Yasril udah ada yang lain sampai-sampai tak merindukan anak nya lagi" fikir Ratih

"nggak...nggak jangan berfikiran macam-macam Ratis dia di sana hanya bekerja. mungkin memang benar sekarang dia lagi sibuk" Ratih menepis fikiran-fikiran jelek itu

ting...

tanda pesan masuk lewat hp nya, Ratih pun membuka pesan itu yang berisi peringtan bahwa uang telah masuk ke rek nya.

"hahh...di kirim cuma 3 ratus, nggak apa-apa lah yang penting Iyan bisa berobat" ucap Ratih lalu ia bersiap berganti baju dan keluar dari kamar memanggil adik nya

"dek...dek" panggil Ratih

"iya..kenapa kak" tanya Angga

" antarin kakak ke klinik ya buat periksain Iyan" jawab Ratih

"iya udah ayok" Angga pun bersedia mengantarkan kakak perempannya itu

" ya udah kakak bangunin Iyan dulu ya" Ratih pun pergi dan menuju kamarnya untuk membangun kan Iyan setelah bangun mereka pun keluar dari kamar dan menuju keluar rumah di mana Angga sudah menunghu di atas motornh

Ratih pun menaikan Iyan setelah itu berganti ia yang naik, Angga pun langsung melajukan motornya menuju jalanan dan menuju klinik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!