hari berganti hari di mana hari ini adalah kepulangan Yasril, Ratih tengah menunggu di teras rumah dengan perasaan bahagia setelah satu bulan lamanya tak berjumpa dengan sang suami .istri mana yang tak merindukan belahan jiwanya bahkan demi sang suami bahkan istri rela melakukan apa pun demi cinta nya terhadap suami sampai ia lupa membahagiakan diri sendiri karna menurut nya suami dekat dengannya pun sudah membuat nya bahagia.
"ma..!!! bapak ko belum datang-datang sih" tanya Adriyan yang biasa di panggil Iyan
"sabar ya nak, mungkin masih di jalan lagian ini kan juga hujan pasti jalan nya licin makanya agak lama" Ratih mencoba menenangkan sang buah hati meski pun ia juga merasa gelisah tetapi ia mencoba berfikiran positif saja
"kalo gitu Iyan masuk dulu ya ma, tunggu di dalam aja" tutur Iyan dan di angguki oleh Ratin
dua jam lamanya Ratih menunggu kepulangan Yasril namun yang di tunggu tak kunjung datang, sampai berkali-kali di telfon pun tak di angkat-angkat, tetapi Ratih masih terus berfikiran positif saja mungkin bisa jadi ada kendala di jalan karna hujan turun lumayan lebat pasti sang suami berteduh dahulu karna menggunakan motor begitu fikir Ratih
sampai pukul 5 sore barulah terlihat sebuah sepeda motor memasuki halaman rumah yang sangat familiar bagi Ratih
"mas Yasril...." senyum mengembang di bibirnya wajah murung karna khawatir pun hilang seketika ketika melihat sang suami sudah ada di depan matanya
Ratih pun langsung menghampiri dan menyambut sang suami dengan mencium punggung tangan sang suami
"ko lama banget mas, " tanya Ratih kemudian
"hujan, jadi tadi neduh dulu" jawab Yasril sembari menaruh helm di spion motor
"ya sudah ayok masuk, Iyan udah nungguin dari tadi" Ratih pun menggandeng tangan suaminya dan mengajak masuk ke dalam rumah
di dalam rumah sudah ada Iyan,dan ibu sumarni sedangkan bapak Agung ayah dari Ratih belum pulang dari tempat kerjanya
"sudah sampai sril, ko lama sekali dari pagi jam segini baru sampe" tanya ibu Sumarni
"iya bu tadi berangkat jam 12 soal nya tadi pagi kerja dulu sebelum ijin pulang" tutur Yasril dan berjalan ke arah ibu Sumarni untuk menyalaminya.
"oh gitu, ya sudah Ratih antar suami mu ke kamarnya pasti capek dia terus siapkan makanan untuk suami mu pasti belum makan dia" tutur ibu Sumarni pada Ratih
"iya bu..., Ayok mas" Ratih pun ke kamar bersama Yasril lalu tak lama kemudian Ratih pun terlihat ke dapur menghidangkan makanan untuk suami nya makan nanti
"mama....bapak mana" tanya Iyan yang memang tadi belum sempat bercengkrama dengan sang Ayah
"ada di kamar" jawab Ratih pada Iyan
" ya udah Iyan ke kamar mau ketemu bapak" tutur Iyan lalu berlari ke kamar Ratih yang melihat hanya menggelengkan kepala saja
setelah selesai menghidangkan makanan Ratih pun menyusul ke kamar untuk memberitahukan suaminya bahwa makanan sudah siap.
"mas makan dulu yuk, makanan nya udah siap" ajak Ratih ketika sudah memasuki kamar
"oh...iya sudah Iyan mau makan bareng bapak yuk" ajak Yasril pada Iyan
"ayok...iyan juga udah laper soal nya nungguin bapak dari tadi" Iyan pun langsung berdiri menarik tangan sang Ayah mengajak nya makan bersama.
setelah makan, sore itu pun di habis kan dengan saling bercengkrama meski Yasril lebih banyak diam tak seperti biasanya.
♤♤♤♤♤♤
pagi pun telah tiba tetapi dua pasutri itu belum juga bangun dari tidurnya setelah semalam bertempur melepas kerinduan yang sudah lama di pendam. sampai jam sudah menunjukan pukul 9 Ratih pun mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
"eghhh..." Ratih pun duduk dari tidurnya lalu menatap wajah sang suami yang masih terlelap dalam tidur
Ratih tersenyum melihat suaminya yang sangat ia rindukan satu bulan terakhir ini entah mengapa ia benar-benar merindukannya kali ini padahal ia sudah terbiasa berjauhan dari suaminya tapi entah mengapa kali ini ia benar-benar merindukannya seolah-olah tak ingin berjauhan lagi dengan Yasril
Ratih pun bangun dan memunguti satu-persatu pakaiannya yang berserakan di mana-mana lalu memakainya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubunya, setelah selesai mandi Ratih pun langsung menuju kamar untuk membangun kan Yasril.
"mas bangun udah siang" tutur Ratih dengan menggoyangkan tubuh Yasril
"jam berapa" tanya Yasril
"jam sepuluh mas" jawab Ratih dengan senyuman
"oh, kamu tolong masukan pakaian ku ke dalam tas ya" tutur Yasril
"loh mau buat apa mas" tanya Ratih bingung
"hari ini aku pulang lagi ke tempat kerja karna aku cuma mintan ijin sehari aja" jawab yasril dengan santai dan posisi badan masih tengkurap di atas kasur
" ko cepet banget sih mas, kasian Iyan baru sehari ketemu malah mas udah mau kerja lagi, emang mas enggak kangen sama aku dan Iyan ya" tutur Ratih sedih dengan menitikan air mata
"bukan begitu sayang, mas kangen banget malah sama kamu dan Iyan tapi mau gimana lagi kerjaan nggak bisa di tinggal karna mas cuma di kasih cuti sehari aja' tutur Yasril lalu duduk dan memeluk Rarih serta mengahapus air matanya
"tapi kenapa cepet banget mas..." rengek Ratih dengan air mata masih terus mengalir
"kan mas kerja juga buat kalian untuk masa depan kita agar bisa naikin derajat kita, udah jangan sedih lagi ya" Yasil pun mencium kening dan kedua mata Ratih bergantian dan terakhir mencium bibirnya
"iya udah mas nggak apa-apa, kalo gitu aku mau beresin baju kamu dulu" tutur Ratih kemudian berdiri dan menghapus air matanya lalu mengepak pakaian Yasril ke dalam tasnya meski dengan berat hati tetapi Ratih berusaha tegar. entah mengapa kali ini ia benar- benar berat melepas Yasril pergi
"ma...bapak mana" tiba- tiba Iyan masuk ke dalam kamar dan menanyakan sang Ayah
" eh...ada bapak lagi mandi" jawab Ratih dengan tersenyum dan menghapus air matanya yang masih tersisa di kelopak matanya
" itu tas bajukan ma, terus mau di apain baju nya ko di masukin tas lagi" tanya Iyan yang belum tahu bahwa Ayah nya akan pergi lagi.
" ini mau di bawa bapak lagi, kan bapak mau berangkat kerja lagi" jawab Ratih berat mengatakan itu
"ko bapak berangkat lagi kan baru kemarin pulang nya" tanya Iyan
"iya bapak cuma di kasih cuti sehari aja jadi bapak nanti sore sudah berangkat lagi" jawab Yasril ketika memasuki kamar dan mendengar percakapan kedua orang itu
" kenapa cepet banget sih pak...hik hik hik" Iyan pun menangis dengan sesegukan
"kan bapak kerja buat Iyan buat masa depannya Iyan, " jawab Yasril dengan mengelus kepala sang buah hati
"tapi kan Iyan masih kangen sama bapak, hikhik" Iyan menjawab dengan masih sesegukan
"ya sabar ya, bapak pasti akan sempetin pulang terus ko udah ah anak laki jangan nangis, masa anak laki cengeng" hibur Yasril dengan menghapus air mata Iyan dan memeluk nya.
dan seharian pun Yasril menghabiskan waktu nya dengan bercengkrama bersama istri dan anak nya hingga tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat dan kini sudah jam 5 sore Yasril pun bersial untuk berangkat lagi
" bapak berangjat dulu ya, jagain mama jadi anak yang kuat jangan cengeng kan Iyan anak laki" Yasril mencoba memberikan semangat pada Iyan tetapi Iyan hanya diam saja dengan air mata yang sudah menetes
" mas berangkat dulu ya, baik- baik di rumah" kini Yasril beralih ke arah Ratih
" iya...mas juga hati- hati di jalan" Ratih mencium tangan Yasril begitu pun Iyan
" ya udah mas berangkat. Assalamualaikum" tutur Yasril mengucapkan salam dan berjalan ke arah motornya
" waalaikumsaalam" jawab Ratih dengan nada lemah
ia berdiri di depan rumah sampai sang suami hilang dari pandangannya, rasanya sungguh berat sekali Ratih melepas suaminya entah mengapa kali ini ia sungguh sangat berat melepas suaminya pergi.
**♡♡♡♡♡♡♡
halo reder semua jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya di cerita ini. dan terimakasih sudah mampir
jika ada kekurangan mohon koreksinya ya**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments