Pagi hari ditempat lain sang mentari bersinar begitu terang memberikan kehangatan pagi menepis dinginnya malam yang telah berganti. Embun-embun pagi yang membasahi dahan dan rerumputan menyejukkan udara bagi siapa saja yang menghirupnya. Suasana hangat dirumah megah dan mewah di kawasan elit, para penghuni rumah itu sudah memulai menyibukkan diri dengan rutinitas masing-masing. Terlihat beberapa asisten rumah tangga mulai disibukkan dengan aktivitasnya, diluar rumah dihalaman yang hijau dan indah dengan bunga-bunga ditamannya terlihat seorang tukang kebun sedang membersihkan taman, menyirami bunga-bunga yang bermekaran cantik dan juga membersihkan dedaunan kering yang berguguran.
Diruang makan hidangan untuk sarapan pagi telah siap tinggal menunggu tuan besarnya untuk menikmatinya, para tuan besar dan nyonya dirumah ini sedang bersiap untuk rutinitas paginya.
Tak selang lama terdengar suara hentakan kaki yang menuruni anak tangga, pria berbadan tegap, berparas tampan dengan balutan seragam yang membuatnya semakin terlihat berkarisma menuju meja makan.
“Selamat pagi bi” terdengar ucapan selamat pagi dari bibir pria itu kepada asisten rumah tangganya yang berdiri di belakang kursi meja makan, menunggu majikannya untuk menyiapkan sarapannya.
“Selamat pagi juga mas Evan” sahut asisten rumah tangganya sambil menundukan kepalanya menjawabnya dengan sopan.
Tidak selang lama terdengar suara pintu kamar yang terbuka nampaklah pria berkacamata dengan jas hitam yang ia kenakan beserta wanita yang berpenampilan rapi menuju ruang meja makan, mereka ialah tuan dan nyonya besar dirumah ini, pak Erlangga dan bu Nirmala.
“Selamat pagi Pah.. Mah!” sapa Evan kepada kedua orang tuanya.
“Pagi juga nak, kau sudah bersiap untuk berangkat ke kantor?” jawab pak Erlangga sembari menarik kursi meja makan dan mendudukinya.
“Iya pah hari ini ada kegiatan penertiban lalu lintas, jadi Evan harus bersiap dan berangkat pagi.” Jawab Evan sambil mengoles selai strawberi pada roti tawar yang ada ditangannya.
“Sayang bagaimana dengan pekerjaanmu apakah semuanya lancar?” tanya bu Nirmala pada putranya.
“Lancar mah, berkat do’a mamah dan papah.. thank’s all.” Jawab Evan sambil memakan potongan roti tawar yang ada dipiringnya.
“Syukurlah kalau semua berjalan lancar mamah bangga kepadamu nak, jadilah seorang polisi yang mengayomi dan melindungi masyarakat.” Ucap bu Nirmala sambil memasukan potongan apel kedalam mulutnya.
“Evan.. papah lihat kamu sudah mapan, apa kamu masih betah lama-lama berpacaran?” tanya pak Erlangga tiba-tiba yang membuat Evan kaget dengan pertanyaannya.
“Hahaha.. tunggu waktunya pah, Evan akan mempersiapkan semuanya saat semua sudah sama-sama siap, Evan akan melamar Diana” jawab Evan sambil tersenyum malu.
“Sudah lah pah jangan menggodanya lagi.. coba papah lihat muka putra kesayangan kita, terlihat merah padam menahan malu kan pah?” lanjut bu Nirmala yang menangkap ada rasa malu terpancar diwajah putranya.
Suasana menjadi hening saat mereka makan, hanya sesekali terdengar suara garpu yang mengenai piring. Selesai sarapan Evan dan pak Erlangga bersiap-siap untuk berangkat kerja. Bu Nirmala mengantarkan mereka berdua sampai depan pintu rumah utama. Sementara di halaman depan sudah siap mobil yang akan dikendarai oleh pak Erlangga, sopir telah menunggunya. Sementara mobil Evan masih terparkir dalam garasi yang berada di rumahnya.
“Papah hati-hati ya.” Ucap bu Nirmala sambil merapikan jas yang dikenakan suaminya lalu bersalaman mencium punggung tangannya.
“Iya mah mamah juga hati-hati nanti saat berangkat ke butik, papah berangkat dulu sudah ditunggu untuk rapat pagi.” Ucap pak Erlangga sambil mengecup kening istrinya lalu memasuki mobil dan duduk dikursi belakang.
“Hati-hati pah!” ucap Evan sambil melambaikan tangannya.
Sementara Evan masih berdiri disamping mamahnya, tak selang lama iapun berpamitan.
“Mah Evan berangkat dulu.” Ucap Evan sambil bersalaman mencium punggung tangan mamahnya.
“Iya sayang hati-hati ya nak, semoga pekerjaanmu hari ini berjalan lancar.” Jawab bu Nirmala sambil mengusap lengan Evan.
“Aamiin.. terimakasih mah, Evan berangkat ya.” Jawab Evan lalu berjalan menuju parkiran mobilnya.
Setelah Evan melajukan mobilnya bu Nirmala kembali masuk kedalam rumah, ia akan bersiap-siap untuk mengunjungi butik miliknya. Butik yang ia miliki menjual berbagai jenis fashion mulai dari baju, sepatu, dan juga tas. Barang yang disediakan di butik itu pun merupakan barang-barang branded yang selalu mengikuti mode dan trend masa kini.
Sementara dijalan Evan melajukan mobilnya dengan pelan, karena jarak kantor dari rumahnya tidak begitu jauh. Tiba-tiba ponsel Evan berdering ada tanda panggilan masuk dari Diana kekasih Evan, dan segera Evan memasangkan earphone ketelinganya agar Evan tetap fokus dalam mengemudikan mobilnya.
“Slamat pagi sayang?” terdengar suara lembut dari sebrang sana.
“Pagi juga Diana.” Jawab Evan sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya.
“Sayang, ramai sekali ini apa kamu lagi dimobil?” tanya Diana pada Evan.
“Iya, aku sedang dijalan menuju ke kantor.” Jawab Evan.
“Pagi sekali berangkatnya, ini lebih pagi dari biasanya.” Sahut Diana kembali bertanya.
“Iya hari ini ada penertiban lalu lintas, jadi harus berangkat pagi untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sudah sarapan?” tanya Evan pada Diana.
“Belum sebentar lagi, baru minum jus. Oya hari ini pulang jam berapa?” ucap Diana kembali bertanya.
“Belum tau, kenapa memangnya?” jawab Evan.
“Gak apa-apa, hari ini aku ada pemotretan jadi mungkin sedikit sibuk.” Jawab Diana sambil terdengar tawa ceria dari sebrang sana.
“Baiklah kalau begitu, aku sudah sampai kantor nanti lagi telfonnya ya?” ucap Evan sambil memarkirkan mobilnya di parkiran kantor.
“Oke, selamat bekerja.. Love you” ucap Diana mengakhiri telfonnya.
Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran kantor, Evan mengambil tas yang ia letakkan dikursi samping kemudinya lalu merapikan seragam kerjanya dan segera membuka pintu mobil berjalan menuju kedalam ruang kerjanya. Dihalaman kantor sudah terdapat beberapa anggota polisi lain berkumpul untuk melaksanakan kegiatan rutin dipagi hari yaitu apel pagi. Setelah Evan tiba diruang kerjanya, ia meletakkan tas diatas meja lalu bergegas mengikuti apel pagi.
Kepala polres yang menjadi pemimpin pada kegiatan apel pagi, Beliau memberikan arahan atas pekerjaan yang akan dilaksanakan pada hari ini. Apel pagi berlangsung selama kurang lebih tiga puluh menit, setelah memberikan arahan, memberi semangat kerja untuk para anggotanya lalu menutupnya dengan do’a. Selesai apel pagi anggota dibubarkan dan kembali kedalam kantor menuju meja kerja masing-masing.
Evan kembali ke ruang kerjanya, dan terdengar suara ketukkan pintu dari luar.
“Masuk!” jawab Evan mempersilahkan seseorang yang berada diluar untuk masuk kedalam ruangannya, lalu orang itu masuk dan berdiri dihadapan Evan. Dia adalah Doni Kusuma, rekan kerja Evan sekaligus teman dekatnya. Mereka berteman sejak SMA hingga sekarang sama-sama menjadi polisi dan bekerja ditempat yang sama.
“Kamu sudah siap?” tanya Doni pada Evan. Saat mereka hanya berdua mereka tidak memakai panggilan yang formal, karena mereka bersahabat sehingga mereka berbicara layaknya sahabat.
“Ini lagi siap-siap.” Jawab Evan sambil membuka laci meja kerjanya.
“Pagi ini kita bertugas menertibkan jalan di jalan Merdeka, anggota yang lain sudah bersiap.” Ucap Doni.
“Baiklah, mari kita berangkat.” Jawab Evan sambil berdiri dari kursi kerjanya.
Mereka berdua keluar dari ruangan dan segera menuju ke halaman depan karena mobil patroli sudah menunggunya, beberapa anggota polisi yang lain terlihat bertugas menggunakan motor patroli.
Tak selang lama rombongan patroli pun berangkat menuju ke tempat yang telah ditentukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
KIMᶜ
bagus kak
2020-09-28
1
kiki kiki
selalu semangat thor
2020-07-13
0
es dawet
semangaaattt
2020-06-25
0