Pernikahan pun terjadi, acara tersebut dilakukan dengan sangat tertutup dan mendadak. Sabian maupun Zea juga tidak bisa menolak, apalagi untuk kabur.
" Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, dan kau!( Reza menunjuk Sabian) Jangan sampai mengecewakan papa dan mama lagi, dan jika itu terjadi. Bersiaplah untuk menjadi gelandangan!!" Dengan begitu tegasnya, Reva berkata kepada Sabian sebagai ancaman.
Menatap Reza dengan begitu dalam, Sabian hanya bisa terdiam. Bagaimana pun, kini statusnya sudab berubah. Yang menjadi pikirannya adalah, bagaimana ia menjelaskan kepada sang kekasih atas pernikahan ini.
" Baiklah pa, tapi. Biarkan Bian dan dia tinggal dirumah milik Bian pribadi, agar kami bisa saling memahami." Berbagai modus yang Bian rencanakan, agar kedua orangtuanya tidak curiga.
Tanpa menaruh curiga, Reza dan Vita mengizinkan pengantin baru tersebut untuk hidup mandiri. Dengan mengendarai sendiri mobilnya, tanpa percakapan yang terjadi. Kini, mereka telah tiba dirumah yang Sabian maksud. Melangkah sendiri memasuki rumah yang cukup mewah, meninggalkan Zea sendiri yang masih berada didalam mobil.
Dengan langkah gontai, Zea berjalan memasuki rumah tersebut, penuh rasa was-was dalam dirinya.
" Selamat datang nona, silahkan masuk." Sapa Maryam, yang merupakan asisten rumah tangga kepercayaan Vita, yang memang bertugas menjaga, merawat dan memata-matai Sabian untuknya.
" Eh, iya bu. " Zea yang kaget, mengikuti arah yang Maryam berikan.
" Panggil saya bik Maryam saja nona."
" Tidak apa-apa bu, saya merasa nyaman dengan sebutan itu. "
Oh Tuhan, wanita ini sepertinya sangat baik. Benar kata nyonya besar, sungguh cantik. Semoga saja, dia bisa meluluhkan tuan muda. Maryam.
" Ini kamar tuan muda, nona. Silahkan." Maryam menghantarkan Zea untuk masuk kedalam kamar tuannya.
Klek!
" Bik, jangan biarkan wanita ini masuk kedalam kamarku. Dan kau, cari kamar yang lain saja. Jangan kau pikir, setelah menikah. Kau akan hidup enak, akan kubuat hidupmu bagai dineraka! Dihadapan kedua orangtuaku, kau adalah istriku. Tapi tidak untuk yang lainnya." Dengan penuh penegasan, perkataan Sabian membuat Zea sangat terluka.
Brak!!!
Suara keras yang ditimbulkan oleh pintu yang ditutup Sabian, mengagetkan Zea dan Maryam. Perlahan air mata itu kembali menetes, hidupnya sudah begitu hancur. Maryam merangkul bahu Zea, dan mengarahkannya untuk memasuki kamar yang lainnya.
" Sabar ya non, tuan muda itu orangnya baik. Hanya saja sejak dia dekat dengan wanita nenek sihir itu, membuatnya berubah seperti orang yang kena lepet non."
" Lepet? Bukannya itu nama makanan ya bu?" Zea menjadi tersenyum, setelah mendengar penjelasan dari Maryam.
" Eh, iya ya. Aduh, ya itulah non. Hehehe, bibik kebelakang dulu ya non. Nanti, kalau perlu apa-apa. Bilang saja sama bibik, jangan sungkan-sungkan ya." Lalu Maryam keluar dari kamar tersebut.
Memandangi setiap sudut kamar tersebut, hati Zea semakin miris. Menerima kenyataan hidup yang sangat berat, membuatnya harus bertahan.
......................
Berusaha untuk mengubah nasibnya, Zea ingin menjadi istri yang baik. Walaupun sebenarnya kehadirannya tidak pernah di inginkan oleh siapapun, dengan keadaan tidak terlalu sehat. Zea menemui Maryam untuk sekedar membantunya, untuk menyiapkan makan malam.
" Bu, Zea bantuin ya."
" Aduh non, ngagetin bibik. Ini sudah selesai non, non Zea duduk saja ya. "
" Tapi bik."
" Bibik sudah biasa non, gimana kalau nona memanggil tuan saja biar langaung bisa makan malam."
" Eee..."
Zea ragu untuk hal tersebut, Maryam mencoba menyakini dirinya dengan kedydukannya sekarang yang sudah menjadi istri dari seorang Sabian. Tapi, ketika Zea akan mengetuk pintu kamar Sabian. Denga cepat pintu itu terbuka dan memperlihatkan Sabian yang sangat rapi dan harum, keluar dari kamar tersebut.
" Ada apa? Jangan kau pikir bisa merubah pemikiranku, minggir!" Dengan mendorong bahu Zea, hingga punggungnya membentur dinding.
Sabian dengan tidak perdulinya terus melangkah, Zea hanya bisa menghembuskan nafasnya. Mengikuti langkah Sabian menuju meja makan, untuk mendampinginya.
" Selera makanku langsung hilang, dengan kehadiran kau dalam hidupku. Sungguh sial aku bertemu denganmu." Menghempaskan sendok dan garpu dengan begitu saja, ketika Zea ikut duduk disana.
" Dan perlu kau ingat! Kau bukan siapa-siapa disini, bahkan status bik Maryam lebih tinggi dari wanita ja***ang seperti kau. " Setelah melontarkan kalimat yang begitu tajam, Sabian pergi begitu saja meninggalkan Zea yang sudah begitu terluka.
Berusaha untuk tetap tegar, menahan rasa sesak yang sudah begitu membuatnya tidak bisa bernafas. Dengan memukul perlahan dadanya, agat dapat mengurangi rasa seaak yang ada. Perlahan sebuah usapan pada punggungnya, membuat Zea terperanjat.
" Sabar ya non, bibik yakin non Zea adalah wanita yang kuat. Suatu saat, tuan muda akan menyesal sudah memperlakukan nona seperti ini."
" Terima kasih ya bu."
Menghapus aliran air mata yang sudah membasahi wajahnya, Zea menerima perlakuan suaminya yang telah melukai hatinya. Walaupun terasa sangat berat untuk menjalaninya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
dasar Sabian gaulnya sm model sejuta mata sih, jadi mulutnya ngk sopan kaya comberan yg banyak limbahnya😉😉😉😚
2023-04-16
0
itin
milyoner bahasanya kok recehan banget tor
2022-05-24
0
nil
laaah yg j..l..ng ya siii..cowok kasar
2022-01-07
0