Langkah kakinya pun berhenti pada sebuah taman kota yang cukup asri, menjadi tempat perberhentiannya untuk pertama kali. Walaupun banyak orang yang berlalu lalang disana, namun tidak membuat dirinya risih. Lanjut lagi melangkahkan kakinya, mencari tempat kenyamanan. Ia pun berhenti pada sebuah toko buku yang cukup besar, memasukinya dan menikmati bacaan beberapa buku cerita dengan gratis untuk beberapa waktu.
Setelah merasa cukup, Zea kembali melanjutkan perjalanannya. Dikarenakan hari mulai gelap, Zea menghentikan langkahnya didepan kedai penjual bakso. Ia pun baru menyadari jika dirinya belum menyantap makanan apapun sejak awal ia pergi.
" Maaf ya cing, kalian jadi demon lagi. Yik kita makan dulu baru pulang." Memilih tempat dudul yang nyaman, Zea memesan semangkuk bakso lengkap dan tidak lupa dengan saos sambal dan kecap manis yang cukup banyak.
" Neng, inu baksonya. Kalau masih kurang racikannya, tambah sendiri ya." Abang penjual itu meletakkan pesanan Zea dan kemudian berlalu.
" Iya, terima kasih bang. Mari makan, bismillah." Dengan mengaduknya menjadi satu, mencicipi rasanya. Zea menyantap makanan itu dengan penuh penghayatan.
Selesai dari mengisi perutnya, dalam perjalanan pulang. Zea merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya, Ia pun mempercepat langkahnya untuk segera sampai. Tapi malang tak berbau, dari arah belakang. Sebuah tangan membekapnya dengan sebuah sapu tangan yang telah dibubuhi dengan obat bius, zea trus memberontak. Namun tanaga orang tersebut sangatlah kuat, dan tak lama kemudian zea pun tak sadarkan diri. Pria tersebut dengan mudahnya membawa tubuh Zea dan memasukkannya kedalam sebuah mobil lalu membawanya kesuatu tempat.
Dan disaat ia terbangun, betapa terkejut dirinya. Karena merasa begitu asing dengan tempat tersebut.
" Akh! Kepalaku, dimana ini? Kenapa aku bisa disini?" Mata Zea mulai mengitari setiap sudut tempat tersebut, dengan bantuan cahaya lampu yang cukup terang. Ia bisa melihat ruangan tersebut.
Tampat ini, seperti kamar. Tidak, tidak mungkin.
Zea berjalan perlahan mencari pintu untuk keluar dari tempat tersebut, tanpa sengaja. Telinganya mendengar suara yang cukup jelas, lalu ia melihat ke arah sumber suara tersebut. Tiba-tiba, jantung Zea seakan berhenti berdetak, saat melihat pemilik dari suara tersebur.
" Ti tidak!!"
Flashback On
Selesai dari pekerjannya di perusahaan, Sabian melajukan mobilnya menuju apartemen sang kekasih, dengan kode pintu yang telah ia ketahui. Dengan mudahnya ia memasukinya dan disambut oleh seorang wanita cantik, yang menjadi pemilik separuh jiwanya.
Sepasang kekasih itu menikmati kemesraan diantara mereka, Vanian sangat senang dengan kemewahan dan fasilitas yang Sabian berikan kepadanya sebagai tanda jika dirinya sangat mencintai Vania.
" Love, kapan kamu akan menikahiku?" Dengan manjanya, Vania bergelayut pada lengan Sabian yang cukup kekar.
" Tunggu sebentar lagi, honey. Aku harus membuat mama dan papa memberikan restunya untuk kita." Tangan kekar itu memainkan ujung hidung dari wanita pujaannya.
" Tapi kapan?! Ini sudah terlalu lama. Kamu selalu saja mengatakan seperti itu, tapi mana hasilnya, menyebalkan." Menghempaskan tangan Sabian dengan kasar, Vania pun berlari memasuki kamar miliknya dan menguncinya dari dalam.
Dengan membuang nafasnya secara kasar, Sabian menghampiri kamar tersebut.
" Honey, jangan marah sayang. Kamu tau sendirikan, kedua orangtuaku belum memberikan restunya. Aku tidak ingin menikah tanpa restu dari mereka, kau harus memahaminya." Mendapatkan kekasihnya marah, membuat kepala Sabian menjadi pusing.
Ia masih membujuk Vania dengan berbagai rayuan, namun tetap saja tidak ada tanggapan. Akhirnya Sabian pergi dari sana dan berakhir pada sebuah club malam yang biasa ia kunjungi bersama teman-temannya.
" Hallo bro, tumben lu kesini. Berantem?" Sapa Azka, sahabat sekaligus patner kerja.
" Berisik, temenin gue." Tanggapan Sabian dengan sinis.
" Iya, iya pak bos. Makanya, lu cari aja deh cewek yang lain. Orangtua lu itu nggak bakalan ngelarang kayak gini tanpa alasan, pinter dikit lah." Azka menasehati Sabian yang sangat keras kepala.
" Gue sangat cinta mati sama Vania, nggak bakalan gue lepas dianya. Apapun akan gue lakuin untuk dia." Meneguk bebepa gelas minuman beralkohol dengan persentasi yang tinggi, membuat Sabian lupa akan semuanya.
" Parah lu." Hanya menggelengkan kepalanya, Azka tidak mau ikut gila dengan ulah Sahabatnya itu.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengintai mereka. Dengan bekerjasama dengan salah satu karyawan disana, orang tersebut memasukan sesuatu kedalam minuman yang akan diberikan kepada Sabian.
" Lakukan tanpa ada yang mengetahui."
" Baik tuan." Dengan iming-iming uang yang jumlahnya tidak sedikit, karyawaan tersebut dengan segera melaksanakan perintah.
Sebentar lagi kau akan hancur, Sabian!
Flashback off
" Ti tidak, jangan, jangan sentuh saya!" Zea memberontak dari cengkraman tangan kekar tersebut.
" Puaskan aku, akan kubayar dengan jumlah yang besar." Sabian yang sudah dipengaruhi minuman beralkohol dan obat perangsang dalam dosis yang cukup besar, membuatnya tidak bisa lagi mengontrol jiwa manusianya.
" Ehm...Em..!!!" Zea sudah tidak bisa bergerak, dengan begitu buasnya ia menyerang Zea.
Begitu sakit yang dirasakan oleh tubuh Zea, hingga satu kalimat pun tidak dapat ia ucapkan dari mulutnya. Sabian merenggut kesucian yang selama ini Zea jaga dengan begitu brutal, bahkan terlihat seperti bi*****ang. Hal itu ia lakukan berulang-ulang kali, tanpa Sabian sadari jika Zea sudah tidak sadarkan diri. Begitu banyaknya jejak yang terlihat jelas pada tubuh Zea, bahkan ada yang berdarah. Setelah mencapai titik akhirnya, Sabian melepaskan seluruh benihnya kedalam rahim Zea yang sudah tak berdaya. Menjatuhkan tubuhnya kesamping, pertarungan yang cukup panjang membuat Sabian kelelahan dan akhirnya tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Siti Aminah
spertiny ceritany bgs thor...aku suka...asal jgn d bikin muter2 kelamaan thor...semangat thor....
2022-02-18
1
3line_cute
sadis banget
2021-11-17
0
Sumawita
buat sabian secepatnya mengetahui kebusukan kan Vania
2021-11-16
0