Bab 2

Di sebuah gedung tinggi bertingkat dan terbesar di negaranya, seorang wanita ya g sangat cantik sedang menjalankan tugasnya untuk membersihkan ruangan yang berada pada tingkat VIP. Senyuman selalu menghiasi wajahnya, sehingga menambah aura kecantikkan yang ia miliki.

Zea Owen adalah namanya, sifat yang ia miliki. Membuat orang-orang yang berada di dekatnya akan merasa nyaman, ia juga memiliki sikap yang rendah hati, mandiri, ramah kepada siapa saja. Namun nasibnya tidak secantik parasnya, hidup seorang diri dan dibesarkan di salah satu panti asuhan, sehingga membuat dirinya menjadi wanita yang tangguh.

Untuk keberadaan keluarganya, tidak ada yang mengetahuinya. Hanya dengan bermodalkan sebuah cincin yang disatukan dengan sebuah kalung dan kini ia selalu gunakan pada lehernya, membuat Zea berharap jika ia masih mempunyak keluarga.

" Zea, tolong gantiin aku bersihin ruang CEO ya. Kebelet mau setoran alam, aduh! Udah kebelet, tolong ya." Yola meletakkan semua peralatan kerjanya dihadapan Zea dan ia langsung kabur memasuki toilet yang berada di ujung koridor pada tingkatan tersebut.

" Kebiasaan tu anak, sudah tau nggak bisa sarapan pagi yang pedas. Tapi masih aja ngeyel. Hufh! Semangat Zea, setelah ini langsung istirahat."

Melangkahkan kakinya dan membawa beberapa peralatan kebersihan yang ia perlukan. Zea memasuki ruang CEO perusahaan mereka dengan perlahan, ia pun langsung mengerjakan yang menjadi tugasnya. Karena Zea, bukanlah tipe yang suka menunda-nunda pekerjaan dan ia membersihkan ruangan tersebut dengan hati-hati.

Kruk!!!

Kruk!!!

" Akhirnya, selesai juga. Sabar ya cing, sebentar lagi kamu akan mendapatkan jatah makanannya. " Senyum sumrigah terlihat pada wajah Zea, saat ia mendengar suara demontrasi dari cacing diperutnya.

Membereskan semua peralatannya, memastikan jika semuanya sudah bersih dan tertata rapi. Zea pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan tersebut, disaat ia membuka pintu. Tanpa sengaja, ia menabrak seseorang. Dan ember berisikan air kotor yang ia gunakan untuk membersihkan lantai tumpah, mengenai tubuh orang tersebut.

Buk!!

Byur!!

" Aaaa..." Teriak Zea yang terkejut, apalagi saat ia melihat wajah orang yang telah ia tabrak.

Pria itu mengusap wajahnya yang terkena cipratan air kotor dengan begitu kasar, memperlihatkan wajahnya yang menahan amarah.

" Ma maafkan saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja, tuan." Ucap Zea dengan nada bicaranya orang ketakutan.

" Cih! Dasar wanita sialan! Enyahlah kau dari hadapanku! Vin, kau urus dia." Sabian melangkah dengan amarah yang tertahankan, ia memasuki ruang kerjanya dan menutup pintu dengan begitu kuat.

Brak!!!

Zea terkejut atas kejadian tersebut, perasaannya semakin kalut.

" Lebih baik anda membersihkan kekacauan ini terlebih dahulu, nona." Arvin, sekretaris kepercaayaan CEO itu berbicara.

" Ba baik tuan. Terima kasih." Dengan sangat pasrah, Zea menaruhkan nasib kerjanya dengan keputusan yang akan ia terima.

Sekretaris itu meninggalkan Zea sendian, yang masih harus membersihkan kekacauan tersebut. Ingin rasanya mengeluh, namun apa daya dirinya tidak dapat melawan nasibnya kali ini.

*Oh Tuhan, aku tau Engkau tidak akan memberikan cobaan kepada hambamu ini, karena hamba sanggup untuk menjalaninya. Jika ternyata hamba tidak sanggup, hamba mohon kuatkanlah diri ini Ya Rab*b.

Zea melanjutkan pekerjaannya, setelah selesai. Ia kemudian disuruh menghadap langsung pada kepala HRD, yang sebelumnya telah mendapat catatan dari sekretaris perusahaan.

Tok

Tok

" Masuk." Suara tanggapan dari dalam.

Dengan beguti pasrah, Zea mendapatkan beberapa hukuman dari kesalahan yang tidak sengaja ia lakukan.

...----------------...

Beranjak dari hari dimana Zea harus berurusan dengan kesalahannya, mendapatkan catatan dari sekretaris perusahaan yang dianggap sebagai hukuman atas kesalahannya. Berupa teguran dan skors kerja selama tiga hari, membuatnya semakin dilema. Untung saja tidak potong gaji, jika itu terjadi dapat membuatnya sakit kepala. Menyibukkan diri dengan membersihkan kos-kosan yang telah ia tempati setelah keluar dari panti, sebenarnya ibu Desi (pemilik panti) ingin Zea tetap pulang kesana. Namun dengan alasan jarak yang cukup jauh membuat Desi mengabulkan hal tersebut.

" Semangat Zea, besok sudah mulai kerja lagi. Ah, lebih baik hari ini jalan-jalan saja. Biar pikiran menjadi lebih fresh dan nggak suntuk."

Setelah siap, Zea berjalan mengikuti kemana pun langkah kaki yang akan membawanya. Tanpa tujuan yang jelas, mengikuti arah angin yang membuatnya merasa bahagia. Tidak menggunakan alat transportasi apapun, dengan alasan berhemat. Walaupun yang sebenarnya ia tidak mempunyai dana yang cukup untuk digunakan, sebagian gaji yang ia terima. Ia berikan ke panti untuk membantu kehidupan adik-adiknya disana, sebagian lagi ia gunakan untuk kehidupannya sendiri.

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

suka

2021-11-25

0

Sumawita

Sumawita

lanjut

2021-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!