Bab 2 Manis

Setelah serangkaian kejadian yang terjadi hari ini, rumah adalah tujuan Mutia sekarang. Hari ini tenaganya terkuras habis, belum lagi karena kesiangan ia belum memakan apapun sejak pagi.

"Assalamualaikum, aku pulang," ucap Mutia saat memasuki rumah. Tanpa banyak kata, ia pun langsung mengambil tempat duduk di sebelah mamanya.

"Waalaikumsalam, gimana interview kamu hari ini? Diterima kan? Kapan mulai bekerja?" tanya mama begitu antusias. Mutia yang diberondong pertanyaan oleh sang mama hanya bisa menghembuskan napas.

"Belum ada jawaban, Ma. Besok kalau diterima dihubungin lagi sama pihak HRD," jelas Mutia tak semangat.

"Ya, sudah kalau begitu, pasti kamu diterima, selain pintar, kamu kan juga cantik, cocok lah buat jaga toko sebesar itu."

"Mutia gak yakin, Ma. Hari ini banyak banget kesalahan Mutia. Satu, Mutia hampir saja terlambat gara-gara video tik-tok mama semalam. Kedua, karena takut telat, tanpa sengaja aku menabrak orang yang ternyata adalah bos di sana. Aah ... benar-benar hari yang buruk," jelas Mutia yang langsung mendapat pelukan sang mama.

"Ya, maaf. Eh tapi video tik-tok kita banyak yang like loh, mau lihat?"

"Gak mau, gak bersemangat."

"Ya, jangan sedih gitu, dong. Eeh bosnya gimana? Ganteng gak?"

"Ganteng, tapi galak."

"Pacarin aja, siapa tahu nanti galaknya ilang," ucap mama sembari nyengir. Mutia hanya bisa menatap mamanya dengan gelengan kepala.

Mutia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur. Perutnya sudah mulai demo meminta haknya.

"Mama ... kok cuma ada nasi? Lauknya mana?" teriak Mutia dari dalam dapur.

"Aduh ... mama lupa masak, Nak. Tadi keasyikan bikin vlog sampai gak tau tukang sayur lewat, mama beliin ikan di warung Mang Adi aja, ya," balas mama dari ruang tamu.

Mutia yang mendengar ucapan sang mama mendadak lemas dan memilih duduk di meja makan.

***

"Mamaaa ....!" teriak Mutia tiba-tiba dari dalam kamarnya.

"Ada apa, sih, Mut? Pagi-pagi sudah teriak-teriak, ada apa?" ucap mama dengan berlarian masuk ke dalam kamar putrinya itu.

"Wuaaah ... hantuuuu!" teriak Mutia saat melihat muka sang mama yang berwarna putih semua.

"Mana ... mana hantunya?"

"Mama ... kenapa pagi-pagi pakai masker, sih? Bikin kaget saja," oceh Mutia yang justru mendapat tonyoran sang mama.

"Kamu itu yang ngapain pagi-pagi teriak-teriak? Mama kan memang belum cuci muka. Lagian kenapa, sih, teriak-teriak?"

"Aku diterima kerja, Ma. Besok aku bisa mulai kerja," teriak Mutia histeris. Mama pun tak kalah histeris, hingga masker yang ia pakai pun rontok kemana-mana.

"Tuh, kan, Mama bilang apa, kamu pasti diterima. Kamu kan pinter, cantik lagi."

"Elah ... mama, gayaan sok muji-muji segala. Besok gaji pertama buat mama deh."

"Dasar bocah! Dipuji malah bilang mama gayaan. Maksud mama, terang aja kamu cantik, lah bibitnya aja sekece ini," ucap mama bangga sembari memainkan poninya.

"Iya, bibit dari papa yang bikin Mutia cantik. Mama mah, cantiknya ngikut doang," ucap Mutia sembari terbahak. Mama yang kesal pun melempar anaknya itu dengan bantal.

"Dasar anak durhaka!" ucap mama sembari berlalu.

Mutia masih tetap saja tertawa melihat kelakuan sang mama. Biarpun seperti itu, Mutia begitu menyayangi mamanya, wanita itulah satu-satunya orang tuanya sekarang. Sepeninggal papa empat tahun lalu membuat mama harus banting tulang menghidupinya. Untunglah sang mama jago memasak, meskipun tidak terlalu ramai, paling tidak usaha catering mamanya itu bisa mencukupi kehidupan mereka sampai sekarang.

***

Mutia bersiap-siap untuk berangkat kerja, karena ini hari pertama ia ingin berpenampilan sebaik mungkin.

"Mutia, sini rambutnya mama kepang, ya? Pasti cantik deh, mama dulu waktu muda paling cantik kalau dikepang dua," ujar mama dengan bersiap merapikan rambut Mutia.

"Ogah, Ma. Dikepang itu sudah kuno. Gak jamannya lagi. Nanti yang ada malah diketawain sama orang-orang," jawab Mutia sembari menghindar dari mamanya.

"Siapa yang berani ngetawain kamu? Sini, biar mama hajar," ujar mama bersunggut-sunggut.

Mutia hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang mama. Ia tak mau ambil pusing dan memilih keluar kamar.

"Mutia ... kok malah keluar, sini mama kepangin!" teriak mama dari dalam kamar.

"Ogah, Mutia mau sarapan aja. Noh ... mama kepang Bu Elly, ntar bikin vidio tik-tok lagi deh," ujar Mutia sembari mencomot tempe goreng dimeja.

"Ide bagus itu, nanti pulang kerja kamu yang vidioin, ya?" ucap mama dengan berbinar di depan putrinya itu.

"Ogah. Mutia udah kerja, Ma. Jangan ganggu waktu Mutia dong, kan ada Mang Asep, Mang Jaka, Pak Ridwan, nah itu mereka kan bisa disuruh vidoin, Mutia ogah."

"Issh ... dasar anak durhaka!"

Terpopuler

Comments

Mata Air

Mata Air

kasihan mamanya Mutia, single parents.

2022-01-30

0

buna tianfian

buna tianfian

mantapppp sukaaa...

2021-07-05

0

Mustika Dewi

Mustika Dewi

Ema sama anak kocak abis

2021-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!