Mutia memutar bola matanya malas. Semakin ke sini ia makin ilfil dengan tingkah bosnya. Kemana image cuek yang selama ini melekat pada dirinya? Di depan Mutia dia seperti orang yang ngebet kawin.
"Bapak, kalau memang gak ada yang diomongin lagi, saya keluar ini," ancam Mutia sembari hendak melangkah keluar.
"Ehh ... Eehh, sabar dulu napa, Mbak. jangan ngambek gitu, ntar manisnya ilang. Ya, sudah dari pada Mbak Mut marah beneran, hukuman Mbak Mut bersihin ruangan saya sampai jam istirahat nanti," ucap Denis dengan senyum lebar. Mutia tercengang dengan hukuman yang baru saja ia dapatkan.
Apa-apaan ini? Seenaknya aja dia hukum orang buat bersih-bersih, rumah sendiri aja gak pernah aku peduliin.
Bibir Mutia otomatis cemberut sempurna. Denis hanya tertawa melihat pemandangan di depannya ini. Mau dengan muka apapun, Mutia tetap menggemaskan di matanya.
"Mbak Mut, woe Mbak!" teriak Denis sembari mengibas-kibaskan telapak tangannya di depan Mutia.
Mutia yang merasa terpanggil gelapan sendiri.
"Eeh, i--i--iya, Pak. Maaf. Oke saya ambil peralatan bersih-bersih dulu," ucap Mutia sembari pergi keluar meninggalkan Denis yang masih senyam-senyum tak jelas.
Seusai mengambil peralatan, Mutia memulai kerjanya. Sebenarnya dia sedikit risih diperhatikan terus oleh Denis, tapi mau diusir pun, dia adalah pemilik toko ini, sudah jadi haknya mau berada dimana saja.
Suara dering telpon berbunyi. Terlihat Denis serius mendengar ucapan di seberang sana. Sesaat setelahnya ia terlihat merapikan meja kerjannya. Doa Mutia terkabul, Denis keluar ruangan.
"Mbak Mut, saya pergi dulu, ya, nyapunya yang bersih, biar suaminya gak jenggoten. Eeh, tapi aku gak jenggote, kok," ucap Denis seraya mengedipkan mata dan melangkah pergi.
Mutia hanya bisa geleng-geleng mendengar ucapan bosnya itu.
Setelah hampir empat jam Mutia beres-beres, kini waktunya ia istirahat. Bersih-bersih membuat perutnya merong-rong minta haknya. Belum lagi keringat yang membasahi tubuhnya, membuat ia ingin cepat-cepat mandi. Setelah menutup ruangan Denis, Mutia kembali ke gudang untuk mangajak Rani makan siang bersama.
"Eh, Mutia, dari mana saja? Kita sampai nyariin. Perasaan tadi pagi kamu ikut briefing, lah pas ke gudang kok tiba-tiba ilang?" tanya Bagas saat melihat Mutia bersandar di pintu.
"Dihukum bersih-bersih ruangan si bos. Gegara tadi pagi telat lima menit, hukumannya saja empat jam, huuft ...." gerutu Mutia pada Bagas dan Rani.
"Tumben amat itu bos kasih hukuman begitu, biasanya di bakal potong uang makan aja, lagian jarang orang yang boleh masuk ke ruangannya, kok sekarang mendadak aneh?" tatap Bagas penuh curiga.
"Mana aku tahu, masih mending potong uang makan, jadi aku gak perlu capek-capek bersih-bersih."
"Jangan-jangan dia naksir kamu, Mutia," ucap Rani seraya memandang Bagas.
"Hii ... ogah, sudah om-om gitu, ayok Mbak Ran makan!" ajak Mutia yang sebelummya mendapat tawaan dari Bagas dan Rani.
Rani dan Mutia pun keluar menuju tampat biasa mereka makan. Saking laparnya, tanpa sadar Mutia menghabiskan dua mangkok mie ayam. Rani yang menyaksikan itu hanya geleng-geleng kepala.
Seusai makan dan salat, Rani dan Mutia pun kembali ke gudang.
"Mutia, ini ada kiriman Thai tea buat kamu," ucap Mega anak bagian kasir.
Mutia yang merasa tak memesan pun berpandangan dengan Rani.
"Thai tea? Dari siapa? Aku gak pesen," jawab Mutia.
"Tau, ini dari Bos Denis, katanya ini suruh kasih kamu. Imbalan sudah bersihin ruangannya katanya," ucap Mega seraya memberikan thai tea kepada Mutia.
"Beneran dia naksir kamu, Mut. Selama ini dia mana pernah ngasih ginian ke karyawannya," ucap Rani setelah Mega menghilang.
"Belum tentu juga, Mbak. Kali aja emang bener ini imbalan gara-gara bersihin ruanganya tadi."
"Kalau beneran naksir, gimana? Prospek bagua loh, sudah ganteng masa depan terjamin lagi," ucap Rani sembari menaik turunkan alisnya.
"Ogah, ntar dijadiin istri kedua lagi."
"Istri kedua apaan? Bos Denis masih single lagi, lebih tepatnya jomlo. Kan enak kalau kamu jadi ama dia bisa memperbaiki keturunan."
"Sudah om-om gitu masih jomlo? Ketahuan kagak laku," ucap Mutia yang membuat mereka tertawa bersama.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
buna tianfian
baru kali ini pemeran utama cowok gokillll... biasanya dingin kakuuui. mantap thor...
2021-07-05
0
ᶜʙ♂️T𝔢R⃟𝖊𖽑𝆧Ṉᵎ𝖊š🌱🐛ᵇᵖ☄
mutia somplak jg🤣🤣🤣
2021-04-27
1
Tari Nikinabigh
berani y mutia ngatin si bos g laku... bahaya....
2021-04-23
1