"Hari yang panjang dan sulit bagimu hehe, tapi trima kasih telah melewatinya dengan tegar," merebahkan diri di tempat tidur, sambil menatap atap dan menayangkan kembali dalam ingatannya tentang kejadian-kejadian yang telah menimpanya tadi.
"Besok aku harus bekerja, tapi apa mungkin aku harus bolos kerja di siang hari? sumpah aku tidak mau bertemu pria iblis itu! tapikan dia majikanku, gajinya pun lumayan dibandingkan penghasilan yang aku dapatkan di tempat kerja lain. hadehhhh pusing jadinya. Tidur ahhh siapa tau dapat pencerahan."
Hari yang penuh drama pun sedikit lagi akan terlewatkan. Peristiwa-peristiwa aneh dan menakutkan yang menimpa gadis 25 tahun ini, banyak menguras tenaganya sehingga membuat dia terlelap dengan seketika.
***
Kringgg.... Kringgg... Kringgg..
Bunyi alarm yang berdering memantulkan suara di dinding-dinding itu sehingga menggema memenuhi ruangan kecil milik gadis itu. Dia terbangun dan segera mematikan alarmnya. Tandanya hari yang baru untuk memulaikan aktivitasnya telah tiba. Seli menyelesaikan persiapannya dan segera menuju tempat kerja sebagai pengantar paket. Setibanya disana dia melihat paket-paket yang telah disusun rapi di sertakan juga dengan alamat-alamat dari si pemesan.
"Jalan Anggrek no. 11 blok B. Okeee semangat Seli. Antarkan paket pertama di alamat itu."
Dengan pekerjaannya sebagai tukang antar paket, Seli tidak merasa malu dengan pekerjaannya, sebab bagi gadis itu, pekerjaan apapun yang menghasilkan uang dapat dia kerjakan asalkan itu halal. Seli bekerja keras untuk menafkahi dirinya sendiri, dan berusaha untuk mencukupkan segala tuntutan hidupnya yang serba kekurangan. Orang tua Seli berada di luar kota dan jarang sekali mengabarinya. Hanya dua kali dalam satu minggu saja orang tuanya mengabarinya, begitupun juga dengan Seli, karena sering tidak ada waktu untuk berbagi cerita dengan orang tuanya akibat dari kesibukan Seli dan kesibukan kedua orang tuanya.
***
Menikmati sinar matahari di pagi hari membuat tubuh Al terasa bugar. Al memang sering berolahraga di pagi hari sambil berjemur di bawah terik sang surya. Pria itu beberapa kali berlari mengelilingi rumah bak istana itu yang panjang dan lebarnya hampir seperti lapangan sepak bola. Sambil berlari, ujung matanya berputar kiri dan kanan seakan-akan mencari sesuatu yang tak kunjung kelihatan.
"Apa kakek salah merekrut para pekerja? Semua pelayannya tidak ada yang becus melaksanakan kewajiban mereka dengan benar. Mulai dari pengawal yang bodoh yang tidak mengenal majikannya sendiri, sampai kepada gadis dekil yang sok berani itu! Cihhh, dimana kau dekil? Apa kau sedang bermalas-malasan sekarang? Habis kau kali ini!"
Al menurunkan volume larinya, dan berjalan santai menuju bangunan sebelah utara tempat para pelayan tinggal. Dia berharap menemukan sosok yang sedari kemarin membuatnya kesal.
"Sepertinya gadis dekil sok berani itu tidak ada disini, dasar tidak tahu malu. Apa dia pikir bisa memanfaatkan sifat pemurah dari kakek, sehingga dia bisa bermalas-malasan? Anda salah besar gadis dekil. Tempat ini akan menjadi neraka bagimu!"
Masih pagi emosi Al sudah di ubun-ubun. Dia berjalan meninggalkan bangunan itu dan menuju bangunan tengah rumah tersebut. Dia melihat Vera keluar dari ruang kerja Julian sambil membawa beberapa dokumen yang sangat tebal.
"Bibi, di mana gadis yang kemarin?" Al bertanya tanpa basa-basi.
Vera menundukan kepala. "Maksud Tuan, gadis yang membawakan koper Tuan?"
"Benar."
"Seli. namanya Selita. Dia tidak ada disini tuan. Dia hanya bekerja paruh waktu untuk menjadi pengawal Tuan besar, sedikit lagi dia datang," melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12.45.
"Paruh waktu? Hmm.. menarik." Senyum licik seperti merencanakan sesuatu.
"Ada apa Tuan? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Vera dengan rasa keingintahuan yang tinggi, apa yang sebenarnya terjadi antara gadis itu dan pria yang ada di depannya.
"Tidak. Kembali bekerja," ucap Al, kemudian meninggalkan Vera.
"Baik Tuan," menundukan kepala, dan kembali berjalan menuju teras depan.
Menarik... sungguh menarik. hahaha. Welcome to the hell! (Al).
***
Saatnya Gadis pekerja keras melanjutkan kegiatan part time-nya. Seli merasa ragu dengan keputusannya untuk bolos dari pekerjaannya sebagai pengawal. Dia tidak mau bertemu dengan majikannya yang menakutkan. Tapi di sisi lain, Seli merasa rugi karena gajinya akan dipotong kalau dia bolos kerja. Jangankan gajinya di potong, di pecat mungkin iya, karena majikan barunya yang galak.
"Sepertinya aku harus kerja, masih beruntung aku lolos dari kata pecat kemaren. Yah walaupun belum lolos dari cengkraman si iblis," gumamnya dalam hati.
Seli pun bergegas menuju rumah keluarga Edzard. Dalam perjalanannya dia tidak berhenti mengucapkan doa supaya terhindar dari malapetaka akibat ulah Al.
"Selamat siang pak."
"Siang mbak, untunglah mbak tidak terlambat," ujar Pak Satpam penjaga gerbang utama.
"Kenapa Pak? kek takut gitu, kan udah biasa aku terlambat 10 menit. Toh Tuan besar nggak marah kan. Yeee Bapak parnoan deh. Hahah," canda Seli.
"Masalahnya mbak, Tuan muda lagi dapet kali, makanya sensi banget. Sekarang para pelayan di rumah ini di suruh disiplin dalam menjalankan tugas, kalau tidak langsung dipecat tanpa ampun."
"Yang bener Pak? Owalahh ada-ada saja tuh iblis. Huh mati saja kau balik ke neraka asalmu!" gumam Seli, geram dengan ucapan pak Satpam.
"Ehh mbak jangan asal bicara, nanti kedengaran, kan bisa ****** kita. Susah payah aku mendapatkan pekerjaan ini, trus hanya dengan beberapa kalimat saja, embang sudah pekerjaanku ini," menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Maap maap, aku tidak sengaja ceplos pak. Iya aku juga takut sama Tuan muda, galak banget lagi. Ya sudah aku pamit ke dalam pak," berrjalan meninggalkan pak Satpam.
Seli berjalan menuju bangunan besar sebelah utara untuk mengganti pakaiannya. Semua pelayan yang bekerja di rumah bak istana itu, memiliki seragam sesuai dengan bidangnya. Seli sebagai pengawal Julian mengenakan setelan hitam di tambah dengan kaca mata hitam. Itulah seragam yang disediakan keluarga Edzard bagi para pegawai.
Ketika selesai mengganti pakaiannya, dia berjalan menuju ruang kerja Kakek Julian. Pekerjaan Seli hanyalah mengawal Julian dalam perjalanan ke kantor. Dia belum mengetahui kalau Presdir Edzardians Group, secepat itu sudah beralih ke tangan penerus generasi ketiga yang adalah cucu Julian. Gadis itu merapikan pakaiannya dan segera memasuki ruang kerja Julian.
"Selamat siang Tuan besar."
"Duduk!" Julian menyuruh gadis itu untuk duduk.
"Tuan, apakah Tuan tidak akan ke kantor?" tanya Seli.
"Sekarang aku hanyalah kakek tua biasa. Segala Harta kekakayaanku, jabatanku, sudah aku wariskan pada cucuku Alvaro. Jadi saat ini, kau tidak perlu mengawalku. Kau harus mengawal Alvaro sebagai presdir Edzardians Group, kau harus berada terus di sampingnya di manapun dia pergi dan berada. Itu tugas baru kau."
"Tapi Tuan.." berusaha mengelak, mencari alasan supaya dia tidak bersama dengan Al.
"Seli, kau tahu mengapa aku mempekerjakanmu menjadi pengawal? Aku harap kau tidak mengecewakanku, karena hanya kau dan Vera orang kepercayaanku untuk mendapingi Al," ucap Julian setengah memberi kode, bahwa Seli harus melaksanakan tugasnya.
Seli tidak dapat berkata-kata lagi. Pikirannya buntuh, kaki dan tangannya gemetar karena membayangkan betapa kejamnya Al memperlakukan dia sebelumnya.
Sekarang aku benar-benar ditempatkan di neraka bersama iblis! tidakkkkkkkk. Seli membayangkan kesehariannya dengan Tuan mudanya yang arogan.
***
Al mempersiapkan segala dokumen-dokumen buat presentasi besok sebab itu adalah pertemuan perdana Al bersama karyawan-karyawan kantor dan bersama dengan pemegang saham dari berbagai perusahaan lainnya yang bekerja sama dengan Edzardians Group. Suara ketukan dari balik pintu menghentikan aktivitas Al.
"Masuk!" Al mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu untuk masuk. Al tersenyum tipis setelah melihat siapa yang sedang berjalan menuju meja kerjanya.
Bersambung....
**Hy manteman 🤗
jangan bosan-bosan yah baca cerita ini.
makin banyak vote, dan komentar dari kalian
makin semangat juga Author menulis 🔥🔥
Selamat membaca📕
Semoga selalu sehat 🌹🌹**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Junita Lhk
maaf ya thor aku gk jadi baca kurang sreg aja sama ceritanya
2022-01-13
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-03
0
Setyowti Puji Rahayu
semangatt
2020-11-05
0