Para pelayan yang lalu lalang membuat rumah bak istana itu menjadi ramai. Pesta penyambutan yang sangat megah itu dibuat Julian menjadi pesta pengumuman ahli waris. Banyak sekali pejabat-pejabat kelas atas yang di undang untuk menghadiri pesta penyambutan itu. Mereka juga mengirimi bunga, tanda ucapan selamat datang untuk Generasi ketiga penerus Edzardians Group.
Julian mulai panik karena sedari tadi menunggu kedatangan cucu kesayangannya, tetapi tak kunjung datang. Julian tidak mengetahui bahwa cucunya telah bertingkah dan sudah memecat semua pengawal yang di utusnya.
"Vera!" memanggil Vera sekretarisnya.
"Iya Tuan," sahut Vera.
"Cepat hubungi Al, dan tanya keberadaannya."
"Baik Tuan." Wanita paruh baya itu segera menelepon Al.
***
Sementara itu di lokasi Al saat ini terjadi ketegangan antara gadis yang merupakan pengawal dan generasi ketiga pewaris Edzardians Group.
"Tampang jelek, dekil dan kampungan. Hahaha. Tapi masih berani saja melawan saya dengan kata-kata yang tidak berfaedah. Apa yang membuat kau begitu percaya diri membantah perintah saya? apa kau sudah bosan hidup?"
Tatapan yang seperti pembunuh membuat Seli terdiam dan menundukkan kepala. Terlihat jelas Seli sangat ketakutan dan sakit hati mendengar perkataan pedas yang dikeluarkan Al majikannya. Dia tidak menyangka bahwa Al yang dipuji-puji oleh seluruh negeri ternyata adalah iblis mengerikan yang tinggal di neraka.
Gadis itu tidak dapat berkata-kata lagi dan masih menundukkan kepalanya ketakutan. Tiba-tiba telepon genggam Al berbunyi.
"Ada apa? sedikit lagi aku tiba!" menutup telepon genggamnya dan mulai lagi mengarahkan matanya kepada gadis itu. "Urusan kita belum selesai! karena mulutmu yang asal bicara itu maka kau harus terima akibatnya."
Seli semakin ketakutan dan mulai kehilangan nafas.
Yaaa Tuhan situasi macam apa ini? kenapa wajah tampannya ditutupi dengan sifat yang seperti iblis! Aku tidak menyangka bahwa orang yang sangat di segani ini adalah serigala yang menakutkan.
"Sepertinya saya belum akan membunuhmu! Kau selamat kali ini. Ohyaa bukannya kau pengawal yang ditugaskan kakek untuk menjemput saya? Kamu batal saya pecat. Cepat antarkan saya!" ketus Al.
Selita Seperti mendengar kata-kata yang penuh ancaman mematikan, tetapi juga kata-kata yang penuh dengan harapan.
"Apa kau tuli! Kau tidak dengar ucapan saya tadi?"
Dengan sigap dan cekatan Seli melonjak seperti dibangunkan dari antara orang mati. "Ba..baikkk tuan." Seli langsung berjalan mendahului Al dan menuntunya ke mobil.
Tolonggggg aku Tuhan. Rasa pengen mati saja. Gak nyangka akan berurusan dengan pria iblis ini. Seliiiii makanya mulutnya dijaga biar gak ceplas ceplos begini, kan ribet jadinya.
Dengan langkah yang cepat, Seli berjalan dengan penuh ketakutan dan penasaran. Dia masih tidak habis pikir apa yang akan dilakukan pria iblis itu ketika selesai mengantarkannya. Dia berpikir yang tidak-tidak sehingga membuatnya refleks berteriak.
"Aaaaaaaa tolongg, jangan sakiti aku!!" Al mendengar teriakan Seli, dan tersenyum puas setelah membuat gadis itu ketakutan.
"Cihhh, dasar perempuan tidak waras!" gumam Al sembari berjalan mengikuti langkah Seli didepannya.
Lebih baik tidak waras dari pada, waras tapi berkelakuan layaknya hewan! Omayygattt dosa apa yang dibuat nenek moyangku sehingga aku terjerat ikatan iblis!
***
Pesta penyambutan pun sementara berlangsung. Para undangan sementara mencicipi makanan-makanan yang telah tersedia. Tinggal menunggu kedatangan Tuan muda mereka sebagai pewaris generasi ketiga Perusahaan Edzardians Group. Kurang lebih 45 menit mobil yang di tumpangi Al pun tiba di gerbang utama.
"Selamat datang Tuan muda." Sapa seorang Penjaga gerbang utama, membungkukkan badan.
Hanya Seli yang membuka jendela kaca dan membalas salam dari penjaga gerbang itu. Sedangkan Al hanya duduk menyandarkan kepalanya di jendela kaca.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, karena akan memasuki tempat parkir khusus yang telah disediakan.
"Tuan muda, kita sudah sampai," ucap Seli hati-hati.
"Saya sudah tahu! Buka pintunya dan bawakan koper saya ke dalam!"
"Baik Tuan."
Seli Segera turun, dan membuka pintu untuk Al. Yaelahh manja banget, kan dia bisa buka pintu sendiri. Dasar gila! kau kira aku pembantu apa? Pake acara suruh bawa-bawa koper lagi! Kau tak punya tangan? Menyebalkan! gumamnya dalam hati.
Al berjalan memasuki pintu, dan di belakang ada Seli yang mengikutinya sambil membawakan koper. Terdengar riuh pesta di dalam rumah yang bergema menutupi tembok-tembok rumah itu. Vera menyambut Al di depan pintu dengan rasa hormat. Wajah wanita yang mulai mengeriput itu sontak kaget melihat perubahan Al yang sangat pesat. Rasanya wanita itu ingin sekali memeluk Al karena sangat merindukan lelaki itu.
"Selamat datang Tuan muda" membungkukan badan, belum berani menghadap ke wajah Al. Dia berusaha menahan cairan bening yang hendak jatuh membasahi pipinya.
"Bibi sama sekali tidak berubah," ucap Al sembari tersenyum kecil.
"Mari Tuan, saya antarkan di dalam. Semuanya telah menunggu kedatangan Tuan muda, apalagi tuan besar yang sedari tadi menunggu dengan tidak sabar ingin melihat Tuan muda," mengangkat kedua tangannya sebatas pinggang, tanda mempersilahkan.
Tuan, rupanya anda hidup dengan baik di sana. Aku sangat merindukanmu. Tapi aku menahan diri untuk melepaskan kerinduanku terhadap dirimu.
Sementara itu dibelakang Al, berdiri seorang gadis yang dari tadi memperhatikan percakapan singkat antara sekretaris Vera dan Tuan muda.
Kelihatannya sekretaris Vera sangat merindukan Tuan, dari tatapan matanya saja sudah tergambar kalimat bahwa sekretaris Vera ingin membelai Tuan muda yang arogan itu. Tapi apa memang begitu sifat Tuan muda, dingin pada semua orang? Entahlah, terserah dia saja!
Al berjalan memasuki pintu, tentunya sambil diantar sekretaris Vera, dan di belakang Al masih ada Seli yang dengan setia membawakan kopernya. Semua mata tertuju memperhatikan langkah demi langkah Alvaro Edzard, tubuhnya yang tinggi, kekar dan putih itu menjadi pusat perhatian para undangan, di tambah lagi dengan parasnya yang kelewatan tampan membuat semua tamu undangan ibu-ibu maupun wanita-wanita muda, melongong sambil termanga-manga melihat rupa seorang pewaris tunggal Edzardians Group.
"Ini benaran Al kan? Ya ampun bibi hampir tidak dapat mengenali kalau kau Alvaro. Rupanya kau tumbuh dengan baik yah Nak? menyentuh lengan Al dan mengusap pelan.
"Siapa anda? Jangan menyentuh saya sembarangan!" Al melemparkan tangan yang menyentuhnya dan memberikan tatapan tajam yang langsung menyambar wajah wanita paruh baya itu.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak bermaksud menyentuh Tuan." Wanita itu mundur dan membungkuk, wajahnya berubah menjadi pucat seperti ketakutan.
Semua orang dibuat kaget dengan tingkah Al yang arogan. Peristiwa ini membuat semua orang merasa takut dan tidak berani menyapa Al. Mereka semua memalingkan wajah ketika sorot mata Al bertemu dengan bola mata orang-orang yang ada di rumah itu.
Bersambung...
**Hayyyy readersssss 😊
Semoga kalian tetap sehat 💕
Jangan lupa LIKE, KOMEN dan VOTE yahh, biar author semangat untuk menulis.
Author sayang kalian 😘😘😘**
.
.
.
.
Follow ig : @stivaniquinzel ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Susana
wah, Tuan Muda.
2022-06-01
0
mama kenand
sombong'ya
2021-07-19
0
Setyowti Puji Rahayu
itu si Alvaro kok singing amat sih thorrr
2020-11-05
0