"Siapkan semuanya! Aku ingin mengadakan pesta penyambutan untuk cucuku," ujar Julian terhadap sekretarisnya.
"Baik Tuan besar," menundukan kepala dan bergegas meninggalkan ruang kerja Julian.
Pagi hari yang cerah ketika matahari mulai memancarkan cahaya di jendela ruang kerja, pria tua itu menatap lekat foto yang ada di meja kerjanya.
"Roland Anakku, hari ini adalah hari kepulangan anakmu Alvaro. Tidak lama lagi Al akan menggantikanku menjadi presdir. Andai saja kau masih hidup, pasti kau akan sangat bangga dengan anakmu." Julian menatap gambar yang ada di meja kerja dengan raut wajah yang sedih sambil meneteskan cairan bening di pupil matanya.
***
Kabar kepulangan Al dari Kanada, tempat studinya menggemparkan media. Bagaimana tidak, seorang pewaris tunggal Edzardians Group akan muncul setelah 16 tahun menghilang dari publik. banyak sekali postingan-postingan di media cetak dan media online yang mengapdate berita kepulangan Al. wajah Al yang tampan dan bentuk tubuhnya yang sekarang, belum diketahui oleh media bahkan pun seluruh negeri. Ketika Al dikirim Julian, kakeknya untuk menyelesaikan studi di Kanada Al masih berumur 12 tahun, dan sekarang Al sudah berumur 28 tahun.
16 tahun lamanya bukanlah waktu yang singkat bagi Al untuk menyelesaikan studi dan mengasingkan diri dari publik setelah kepergian kedua orangtuanya. sifat Al yang dulunya periang dan hangat, kini berubah 180 derajat akibat luka batin yang ditinggalkan kedua orang yang sangat dia sayangi. Kini Al tumbuh tanpa Ayah dan Ibu di sisinya membuat dia menjadi dingin dan arogan. Bagi Al, hal yang paling utama di dalam hidupnya adalah membahagiakan Julian yang adalah satu-satunya keluarga yang tersisa. Al rela melakukan apa saja demi kebahagiaan sang kakek.
***
Setibanya Al di Jakarta, beberapa pengawal yang berbadan kekar di tambah juga salah seorang wanita mengenakkan pakaian hitam dan kaca mata hitam, berbaris rapi di bandara untuk menyambut Alvaro. Mereka tidak mengetahui perawakan Al yang berumur 28 tahun.
"Maaf, anda tidak boleh lewat di area ini, karena area ini khusus untuk Tuan muda kami!" merentangkan tangan, para pengawal tidak mengijinkan seorang pria yang mengenakkan pakaian seadanya untuk melewati jalur tersebut.
"Lancang sekali kau menyentuh saya! Kau tidak tahu siapa saya?" Pria itu mengepalkan tangan dengan raut wajah yang kesal menghadapi pengawal-pengawal itu.
"Kami memang tidak tahu siapa anda! Tetapi yang jelas anda tidak boleh melewati area ini. Jika anda melanggar, maka terpaksa kami akan menyeret anda keluar dengan kasar dari tempat ini!"
"Wahh, hebat sekali kalian," tersenyum tipis namun terlihat mematikan, pria itu bertepuk tangan kemudian mengeluarkan benda kecil, seukuran logam berwarna bening dengan logo yang sangat dikenal oleh siapa saja yang mengetahui perusahaan ternama itu.
"Sepertinya benda ini tidak berguna, dan tidak ada artinya bagi kalian!" Pria itu merasa puas dengan apa yang baru saja dia tunjukkan kepada orang-orang yang mengenakkan setelan hitam di depannya.
Tamatlah aku! Kenapa aku tidak kepikiran sampai di situ tadi. Ahhh sial, bodohnya diriku yang tidak mengenal pria ini yang ternyata adalah generasi ketiga Edzardians Group. Batin seorang pria yang merupakan orang suruhan Julian.
Benda yang ditunjukkan oleh Alvaro, mampu menghebohkan segerombolan pengawal yang sedari tadi menghalangi jalannya. Saking terkejutnya, sampai-sampai kaki mereka terlihat tidak mampu menopang badan mereka yang bergetar hebat karena ketakutan.
"Ma..maafkan kami Tuan muda, kami mohon maafkan kelancangan kami yang tidak mengenal anda Tuan muda. Jangan pecat kami akibat kecerobohan kami. Berikan kami kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kami tuan," dengan raut wajah yang terlihat pucat dan bibir yang gemetar, pengawal-pengawal itu langsung berlutut dan memohon kepada Alvaro yang ternyata adalah cucu dari Julian Edzard pewaris tunggal Edzardians Group.
"Rupanya kalian belum mengenal saya dengan baik. Saya tidak ingin melihat wajah kalian lagi. Kalian dipecat!"
Amarah memuncak Al tidak dapat terbantahkan lagi, Al memecat semua orang suruhan Julian karena melakukan kesalahan yang dianggapnya tak termaafkan. Ketika Al mengucapkan kata-kata yang tajam seperti pisau yang baru di asa, Al berjalan beberapa langkah ke depan tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya dengan sedikit kuat.
"Hei Tuan muda yang arogan! Apa anda tidak bisa menarik kata-kata anda itu? Apa anda tidak memiliki hati nurani sehingga tanpa berpikir panjang memecat kami, hanya karena kesalahpahaman? Apa otoritas anda? Toh yang punya kuasa adalah tuan besar yang adalah kakek anda yang bisa mengeluarkan titah untuk memecat kami!" ketus seorang pengawal perempuan.
Yaa Tuhan apa aku sudah gila? Berani sekali aku mengucapkan kalimat-kalimat yang dapat membunuh diriku sendiri. Aduhhh bodoh...bodoh...bodoh. Jangan sampai aku di bikin daging cincang akibat mulut ini yang asal ceplos. Batin Seli.
"Besar juga nyalimu. Siapa kau? Dan apa hakmu untuk protes? Lancang sekali kamu berkata seperti itu!" emosi Al mulai memuncak. Raut wajah Al yang mulai berubah bagaikan serigala yang siap menerkam mangsanya.
"Apa kau tahu, bahwa kata-katamu itu dapat mematahkahkan tulang-tulangmu yang mungil?" memasang senyum licik.
Seli bahkan tidak mengerti kalimat yang diucapkan Al,
tetapi jantung Seli bedegup sangat kencang karena ketakutan. Kaki dan tangannya pun gemetar karena melihat ekspresi licik dari Al. Namun Seli pandai ber-acting sehingga tingkahnya dapat menutupi ketakutannya itu.
"Memang anda bisa apa dengan tubuh saya? Hahaha, rupanya anda akan mematahkan tulang-tulang saya karena kelancangan saya. Ehh tunggu dulu, itu bukan lancang Tuan muda yang angkuh! Tapi itu memang kenyataannya!".
Gila gila gilaaa, kali ini aku memang akan tamat. Mana sorot matanya tajam banget lagi, kayak pisau. ibuuuuu tolong Seli. Batin seli yang merontah karena keberaniannya yang melampaui batas.
"Kau...!!" menatap gadis itu dengan tajam seakan-akan ingin berkata habis kau kali ini.
"Ikut saya!!" menarik kecil ujung kerak pakaian gadis itu, seperti jijik untuk menyentuhnya.
Apapaan orang ini! kayak jijik banget menyentuh bajuku. Ehh, btw aku mau dibawa kemana. Jangan-jangan dia mau mencabik-cabik isi perutku.. aaaaaaa tidakkkkk.
Berhentilah mereka di tempat yang sunyi tanpa suara langkah kaki orang-orang yang lalu lalang. Hanya ada mereka berdua di tempat itu. Kemudian Al melepaskan tangannya dari kerak pakaian Seli dan mulai menginterogasi Seli, seolah gadis itu telah melakukan kesalahan yang fatal dan tidak termaafkan.
Bibir Seli mulai gemetar sehingga dia mengatupkan bibirnya dengan sangat kuat supaya tidak terlihat bahwa wanita itu sedang ketakutan. Sedangkan Al masih dengan wajahnya yang licik dan ganas menatap lekat ke arah Seli dari ujung kaki sampai kepala.
"Tampang jelek, dekil dan kampungan. Hahaha. Tapi masih berani saja melawan saya dengan kata-kata yang tidak berfaedah. Apa yang membuat kau begitu percaya diri membantah perintah saya? Apa kau sudah bosan hidup?"
Tatapan Al yang seperti pembunuh membuat Seli terdiam dan menundukkan kepala. Terlihat jelas Seli sangat ketakutan dan sakit hati mendengar perkataan pedas yang di keluarkan Al majikannya. Dia tidak menyangka bahwa Al yang dipuji-puji oleh seluruh negeri ternyata adalah iblis yang tinggal di neraka.
(Selita)
Bersambung...
**Hayyyy gaessss 😊
Semoga kalian tetap sehat 💕
Jangan lupa LIKE, KOMEN dan VOTE yahh, biar author semangat untuk menulisnya.
Ohyaaa kalau ada kritikan, sanggahan maupun saran yang membangun, jangan sungkan beritahu author, agar bisa memperbaikinya 🤗
Follow ig : @stivaniquinzel ❤️❤️❤️**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ria
lanjut
2022-04-22
0
Mata Air
keren... berani si Seli.... padahal gemeteran.
2022-02-25
0
Novi Novi
sukak sukak ada visualnya trus 👍👍👍👍
2020-11-27
1