Pagi itu mereka semua sudah siap untuk sarapan bersama namun pada saat yang bersamaan Sena dan Maudy menghampiri meja makan dan ada yang sedikit berbeda dari keduanya berhasil membuat Dirga memicingkan sebelah alisnya.
"Ini Mas rotinya," kata Sarah seraya memberikan roti isi selai coklat kesukaan Dirga.
"Kenapa seragam mereka berbeda?" tanya Dirga berhasil membuat Sarah menelan ludahnya.
"Oh seragam jadi gini Mas tadi aku tuh mau masukin Sena ke sekolah yang sama dengan Maudy tapi kata Sena dia lebih suka sekolah swasta karena pelajaran di sekolah swasta enggak terlalu ribet seperti Sekolah internasional, ya kan sen?" ujarnya seraya menatap Sena tajam.
Sena yang baru saja duduk di tempatnya ia yang kini sedang mengolesi roti miliknya dengan selai kacang mendapati tatapan tajam dan senyum paksa dari Sarah ia langsung menjawabnya dengan lantang.
"Enggak aku enggak pernah minta mau sekolah dimana tapi ya udah karena udah terdaftar di sekolah swasta it's ok enggak masalah buat aku," ujarnya berhasil membuat Sarah naik darah.
"Sarah lain kali kamu jangan membedakan mereka,"
"Iya Mas,"
Pagi itu Maudy dan Sena berangkat diantar supir dan di dalam perjalanan terjadi perdebatan antara Maudy dengan Sena mengenai drama tadi pagi.
"Kamu pasti sengaja ya kan ngomong dengan jujur kayak gitu di depan Mas Dirga,"
"Kalau iya kenapa?"
"Bisa enggak sih kamu sekali aja jangan buat Mba Sarah kesal, kalau bukan karena Mba Sarah kita enggak akan bisa hidup seenak ini."
"Apa seenak ini? Mungkin kamu kali ya Maudy yang hidup enak dan tentang membuat Mba Sarah kesal, aku rasa mau aku berbuat benar ataupun salah Mba kamu itu selalu memandang aku tetap salah."
"Stop pak! Kamu turun disini aja."
"Kamu gila ya sekolah aku masih jauh,"
"Aku enggak perduli cepat sana turun!" Maudy mendorong paksa Sena keluar dari dalam mobil.
"Maaf non sekolah non Sena masih lumayan jauh," ujar Pak Herman selaku supir.
"Udah mendingan Pak Herman itu diem aja mau aku adukan sama Mba Sarah," ancam Maudy berhasil membuat Herman ketakutan.
Sena yang melihat mobil sudah melaju pergi ia merasa kesal karena di turunkan paksa seperti ini, terpaksa ia harus menaiki angkutan umum menuju sekolahnya.
***
Beruntung sesampainya di sekolah ia tidak telat ia langsung diajak oleh guru untuk memasuki kelasnya, Sena di daftarkan di kelas Akuntansi sudah tau dirinya tidak suka hitung menghitung sepertinya Sarah sengaja atau memang asal saja mendaftarkan nya.
Sena mendapatkan duduk sebangku dengan seorang perempuan berkacamata bulat yang sekarang mereka sudah berkenalan ia mengetahui teman barunya bernama Flo.
"Senang berkenalan dengan kamu sena,"
"Iya, btw di kelas ini kok isinya kebanyakan cewek sih?"
"Peminatnya lebih kebanyakan cewek disini kalau cowok kebanyakan di kelas IPS,"
"Oh gitu."
Saat jam istirahat Sena bersama Flo ingin mengisi perut mereka ke kantin tapi saat di Koridor sekolah ia tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang pria tampan.
"Sori gue enggak sengaja," katanya yang terpana melihat kecantikan Sena.
"Iya enggak apa-apa kok, ayo Flo." katanya seraya beranjak pergi namun langkahnya di hentikan.
"Tunggu lo murid baru ya di sekolah ini," Sena mengangguk.
"Btw kenalin gue Juan anak kelas IPS nama lo siapa?"
"Sena," ucapnya langsung pergi bersama Flo.
Flo yang sedari mengoceh karena kegirangan bisa melihat dengan jelas seorang Juan Alexander sang famous di sekolah.
"Kamu grogi enggak sih Sen pas waktu Juan ngajakin kenalan," katanya seraya menatap Sena yang masih menikmati semangkuk bakso miliknya.
"Enggak biasa aja,"
"What! Kamu tau enggak sih Sena dia itu Juan Alexander cowok tampan yang di gilai murid-murid cewek di sekolah kita,"
"Masa sih perasaan dia enggak ganteng-ganteng amat deh biasa aja," Flo melongo mendengar ucapan Sena barusan pasalnya Sena seperti perempuan yang tidak menyadari pesona seorang Juan.
***
Maudy yang lebih dahulu pulang dari sekolahnya ia langsung diajak Sarah berbelanja ke Mall sedangkan Sena ia baru saja sampai rumah tak perlu di jelaskan sudah sangat jelas Maudy di jemput supirnya sedangkan ia harus menunggu angkutan umum terlebih dahulu.
Sena yang bosan dari tadi siang hanya rebahan di kamarnya ia memutuskan untuk turun kebawah.
"Rumah segede ini penghuninya pada kemana sih,"
Bi Mina yang melihat Sena duduk sendirian seraya mengamati kolam renang beliau langsung menawarkan minuman dan makanan tapi Sena menolak tawarannya ia lebih memilih membuat mie instan sendiri untuknya.
Saat ia sedang menikmati mie instan buatannya seketika ia mendengar suara klakson mobil yang ia yakini itu pasti Sarah dan Maudy tapi pada saat ia sedang menikmati mienya suara bariton terdengar jelas.
"Bi Mina buatkan saya kopi,"
"Baik tuan,"
Dirga yang melihat Sena sedang duduk tenang di meja makan seraya menikmati semangkuk mie instan ia menghampirinya ikut duduk di depannya.
"Mas Dirga, makan mas?" katanya dengan santai.
"Bi Mina buatin sama Mie instan,"
"Baik tuan,"
Bi Mina cukup tertegun pasalnya tuannya itu tidak pernah meminta makanan fast food tapi entah setan apa yang membuatnya minta di buatkan mie instan mungkin karena melihat Sena makan dengan lahap jadi berhasil membuat cacing di perutnya minta menu yang sama dengan Sena.
"Yang lain pada kemana?"
"Mba Sarah sama Maudy sih keluar tadi enggak tau kemana,"
"Oh, kamu enggak ikut?"
"Mm.. Enggak di luar panas,"
Kopi berserta Mie instan milik Dirga sudah siap dan ia langsung menyantapnya tanpa menawarkan kepada Sena.
Aktifitas makannya terhenti saat ia melihat Sena mengikat rambut panjangnya yang tergerai, akibat pedasnya cabai merah yang ia tambahkan di Mienya berhasil membuat Sena keringetan. Saat Sena menengguk es jeruk miliknya Dirga bisa melihat dengan jelas leher jenjang putih Sena.
Dirga mengalihkan pandangannya tapi ia kembali mencuri pandang dengan melihat Sena yang kini sedang menyeruput habis kuah mienya. Bibirnya yang berwarna pink kemudaan berhasil mengundang daya tarik Dirga.
Jika di perhatikan dengan jelas Sena memang berbeda dengan kedua saudaranya, wajahnya yang cantik dan matanya yang begitu lentik benar-benar berhasil membuat Dirga terpesona.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Habib
ohhhh,si Dirga ni cari mati ,,masa terpesona sama adik ipar sendiri
2022-02-11
1
Hafiz Ghany
waduuuh bakal ada perang sodara nih🤔🤔
mas Dirga mlh naksir am adik tirinya Sarah 😅😅😅
2022-01-19
2