"Mas Dirga.. Mas!"
"Iya," Dirga terkejut pasalnya ia terlalu terpesona kepada Sena sampai Sena menegurnya harus beberapa kali baru ia tersadar.
"Aku duluan ya mau naik ke atas lagi," ujar Sena seraya tersenyum manis kepada Dirga.
Dirga menarik nafasnya dalam-dalam sejak kapan ia jadi kurang fokus hanya karena melihat perempuan kecil. Dirga menatap mienya yang sudah mengembang ia jadi tidak berselera untuk memakannya ia putuskan untuk membersihkan diri.
Dirga memasuki kamarnya selepasnya ia sesegera mungkin masuk ke dalam kamar mandi sengaja merendamkan tubuhnya di bak mandi.
Sedangkan di bawah sana Sarah dan Maudy sudah pulang dari aktivitas mereka, Sarah yang baru saja pulang melihat mobil Dirga yang sudah terparkir ia menggerutuki dirinya sendiri pasalnya selama ini ia selalu berusaha bersikap menjadi istri idaman yang selalu menunggu suaminya pulang dan tidak kelayapan tapi hari ini karena terlalu senang ada yang menemaninya berbelanja ia jadi lupa akan pulang.
Malamnya untuk menyenangkan hati Dirga, Sarah sudah meminta Bi Mina untuk memasak makanan kesukaan Dirga yaitu Capcay dengan tambahan udang tapi Bi Mina harus tutup mulut ketika Sarah mengakui jika dirinya yang memasak untuk makan malam hari ini.
Saat di Meja makan Sarah beserta Maudy menunggu Dirga yang dari tadi belum juga turun dan untuk beberapa menit kemudian Dirga turun menghampiri mereka di meja makan.
"Maudy.. Sena mana?" tanya Dirga.
"Masih di atas,"
"Oh,"
"Mas ini tadi aku buatin makanan kesukaan kamu capcay udang, nih kamu cobain ya." ujarnya seraya menyiapkan nasi beserta lauknya untuk Dirga.
"Cobain Mas," kata Sarah.
"Nanti, tunggu Sena turun baru kita makan bareng-bareng."
"Udahlah Mas nanti juga Sena turun,"
"Iya Mas tadi aku udah panggil Sena kok," kata Maudy menyakinkan.
"Sarah kamu udah disini udah berapa bulan harusnya kamu paham kan kalau saya sudah bilang tunggu ya berarti kalian harus menuruti perkataan saya," ujarnya tegas yang berhasil membuat kedua kakak beradik itu terdiam.
Dan Sena yang baru saja datang menghampiri mereka melihat dengan jelas keheningan di meja makan ia langsung mengambil duduk di kursi depan Dirga.
"Kenapa pada belum makan? Nungguin aku yah, ya ampun sampai di tungguin segala." ujarnya dengan enteng yang berhasil membuat Sarah geram.
"Kamu bisa tepat waktu kan kalau sudah waktunya makan malam segera turun jangan membuat orang lain kelaparan." ujar Dirga tegas.
"Sori, besok-besok enggak akan aku ulangi ya udah kalau gitu mari kita makan." katanya dengan tersenyum manis yang di bales senyum masam dari Sarah dan Maudy.
Malam itu makan dengan penuh ketegangan berbeda dengan Sena yang sangat sangat menikmati makanannya bahkan ia sempat memuji capcay udang yang rasanya sangat nikmat baginya.
"Itu Mba Sarah yang buat ya pasti enaklah," kata Maudy yang berhasil membuat Sena memicingkan alisnya pasalnya ia tahu betul saudara tiri tertuanya itu tidak pernah masak jika di rumah.
"Yakin ini masakannya Mba Sarah?" tanyanya yang berhasil membuat Sarah naik darah.
"Kamu enggak percaya kalau makanan ini buatan Mba?"
"Iya.. Percaya kok percaya Mba ini rasanya enak banget," katanya di selingi tawa mengejeknya.
Jika tidak ada Dirga diantara mereka saat ini mungkin Sena akan terkena amukan dan cacian dari Sarah tapi beruntung keberadaan Dirga membuat Sarah tidak bisa berulah.
***
Seperti biasa pagi itu Sena sudah sampai di sekolahnya tapi baru saja ia yang hendak ingin masuk ke kelasnya segerombolan siswa menghadangnya di pintu kelasnya.
"Lo yang namanya Sena,"
"Iya ada apa ya?"
"Ada urusan penting yang harus gue peringatkan ke lo,"
"Maaf ya aku enggak ada urusan sama kalian," baru saja Sena yang hendak menerobos masuk kelas tasnya sudah di tarik oleh perempuan berambut keriting.
"Apaan sih kalian mau apa sebenarnya!"
"Gue Angel anak kelas IPS, gue peringatkan lo ya anak baru jangan ke gatelan sama Juan."
"Juan?"
"Gue peringatkan lo ya kalau sama lo masih berani deketin Juan lo liat nanti," ancam Angel yang tak membuat Sena takut sama sekali.
Angel dan kedua temannya mereka pergi setelah mengancam Sena dan kejadian itu di saksikan beberapa murid di kelas Akuntansi.
"Cewek stress!"
"Sena.. kamu,"
"Tenang aja Flo aku enggak takut sama ancaman mereka kok lagi pula siapa juga yang ngedeketin si Juan itu," ujarnya seraya duduk santai.
Sena tidak habis pikir baru saja ia pindah ke sekolah barunya tapi sudah di hadang masalah dulu di Aceh ia sudah terbiasa meladeni murid-murid yang kurang waras jadi saat ia di labrak seperti ini baginya ini belum seberapa.
Menghabiskan banyak waktu di sekolah akhirnya jam pulang sekolah telah tiba Sena yang sedang menunggu angkutan umum tiba-tiba sebuah motor sport berwarna hijau menghampirinya ternyata sang pemiliknya adalah Juan.
"Hai lo pasti mau pulang kan bareng gue aja ayo,"
"Makasih Juan tapi enggak perlu repot-repot deh soalnya aku mau naik bus aja,"
"Ayolah Sena dari pada naik bus berdesakan tau,"
"Enggak deh, makasih ya atas tawarannya tuh busnya udah datang duluan."
Juan di tolak baru saja ia ingin memulai pendekatan dengan Sena tapi sudah di tolak ajakannya bagaimana jika dia menyatakan perasaan langsung, perasaan dirinya merasa begitu banyak dari kalangan murid sekolah apalagi adik kelasnya yang begitu banyak yang mengaguminya tapi Sena dengan terang-terangan menolak ajakan pulang bersama.
Sena yang melihat Juan baginya cowok seperti Juan sudah sering ia temui dan hampir kebanyakan dari mereka hanya bermodalkan ketampanan untuk di jadikan kesombongan, ia paham betul niat Juan.
Sena dari dulu ia tidak pernah berhubungan dengan pria mana pun, sewaktu di Aceh ia mempunyai dua sahabat yaitu Rika dan Firman sahabat dari sejak SMP sayangnya saat kenaikan kelas 12 di tingkat SMA ia harus pindah sebenarnya Sena sempat menolak untuk pindah ke Jakarta tapi ketika ayahnya yang meminta mau tidak mau ia harus menurutinya.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
untung sena gk polos2 amat
2023-05-19
0
Fransiska Siba
kok Sena kayak nyebelin gitu yaa
2022-02-16
0