Sena sempatkan diri berkunjung ke sebuah Mall yang lumayan cukup terkenal di ibu kota, di sana ia sempatkan mampir berkunjung ke sebuah toko brand ternama hanya untuk sekedar melihat beberapa baju tapi ia tak mempunyai banyak uang untuk membelinya.
"Kamu ngapain disini,"
"Mas Dirga?" Sena cukup terkejut melihat Dirga yang tepat berada di belakangnya.
"Kamu sedang apa disini?"
"Mm.. Enggak ngapa-ngapain sih, lagian mas Dirga sendiri ngapain disini bukannya di kantor,"
"Saya nanya kamu malah balik nanya," Sena tersenyum kecut mendapati sikap dingin Dirga.
"Ya udah, kalau gitu aku permisi pulang ya Mas." katanya yang baru saja melangkah namun langkah kakinya seketika terhenti karena kerah bajunya Dirga tarik.
"Karena kita sudah ada disini, kamu ikut saya makan siang bersama." katanya tegas ingin rasanya Sena menolak tapi rasanya itu hal yang mustahil.
Sena menurut mengikuti Dirga menuju ke sebuah restoran yang terdapat di Mall. Dirga memesan beberapa makanan untuk dirinya dan Sena.
"Bagaimana dengan sekolah baru kamu?"
"Enggak gimana-gimana sekolah ya gitu-gitu aja," Dirga tercengang mendengar ucapan Sena pasalnya Sena seperti manusia yang tidak memperdulikan masa depannya.
Sena menelan salivanya ketika makanan yang di pesan tiba dan seketika cacing-cacing di perutnya sudah mulai berdemo ria.
"Wow," katanya saat potongan daging steak yang ia kunyah.
Dirga terdiam melihat ekspresi senang dari wajah Sena, gadis itu terlihat begitu bahagianya bisa menikmati steak untuk pertama kalinya. Saking fokusnya ia sampai lupa menikmati steak miliknya juga.
"Hey! Itu di makan steak nya." ujar Sena berhasil mengejutkan Dirga, sang empu langsung melahap steak miliknya.
"Mas Dirga terpesona ya lihat aku makan ups,"
"Uhuk!" tenggorokan Dirga sampai tersedak mendengar ucapan Sena barusan, gadis ini benar-benar tidak tahu malu.
Sena menyodorkan minuman untuknya, "Makasih,"
"Makannya kalau makan matanya jangan terlalu fokus gitu," ujarnya kembali berhasil membuat Dirga kesal tapi memang benar adanya Dirga terlalu fokus melihat Sena makan.
Selesai makan Dirga tidak mengantarkan Sena pulang ia bahkan meninggalkan Sena di Mall begitu saja, ia terburu-buru menemui kliennya karena sudah meninggalkan meeting begitu saja.
Sebenarnya Dirga datang ke Mall karena sudah ada janji dengan kliennya untuk bertemu dengannya di Cafe yang ada di Mall tapi saat ia melihat Sena ia putuskan untuk menghampirinya dan menyuruh sekretarisnya yaitu Kahfi untuk bertemu kliennya lebih dulu.
***
Sena yang baru saja sampai rumah mendapatkan tatapan tajam dari Maudy.
"Enak banget ya kelayapan sampai sore kayak gini,"
"Siapa juga sih yang kelayapan," katanya seraya menaiki anak tangga.
"Sena!"
"Apalagi sih!" Sena benar-benar kesal saat ia berbalik badan ternyata Sarah yang memanggilnya.
"Kamu bersihin seluruh kamar mandi yang ada di rumah ini semuanya!"
"Mba nyuruh aku?"
"Iyalah nyuruh siapa lagi,"
"Besok aja ya mba,"
"Sekarang!"
"Ok,"
Sena tidak membantahnya karena ia tidak ingin berdebat bosan karena jika ia membantah Sarah pasti akan mengadukannya pada Ibu tirinya dan pasti hal itu akan terdengar sampai ke telinga ayahnya yang ada ayahnya akan memarahinya.
Selepas menganti pakaian ia langsung membersihkan satu persatu kamar mandi yang ada di rumah Dirga, Sena benar-benar sedang dalam permainan Sarah dan Maudy ia pikir jumlah kamar mandi sedikit nyatanya lumayan banyak.
Tibalah saat ia memasuki kamar mandi di kamar Dirga benar-benar luas dalamnya berhasil membuatnya takjub.
"Kamar utama emang paling beda ya isinya,"
Mata Sena terperangah melihat ****** ***** Dirga yang berada di keranjang pakaian kotor seketika ia tertawa lepas melihat ****** ***** yang berkarakter Bee itu.
"Pantes aja orangnya sangar banget ternyata ********** tawon hahaha," ujarnya seraya terbahak.
Saat ia sedang menyikat lantai kamar mandi ia rasa toilet di rumah ini tidak kotor bahkan termasuk bersih sudah ia duga Sarah benar-benar mengerjainya.
Sena keluar dari dalam kamar mandi ia terkejut mendapati Dirga yang berada di depan pintu sang pemilik kamar terlihat begitu sangar padanya.
"Kamu ngapain di kamar saya?"
"Bersihin kamar mandi,"
"Lancang kamu ya," katanya berhasil membuat Sena terperangah mendengarnya.
"Mas aku,"
"Dengarkan saya baik-baik ini terakhir kalinya kamu menginjakkan kaki ke dalam kamar saya, kalau saya lihat kamu bersikap lancang kembali saya akan.. "
"Sori, kalau aku udah bersikap lancang lain kali aku akan bersikap lebih sopan. Maaf," sahutnya selepas itu ia bergegas keluar.
Sena kesal Dirga berbicara seakan-akan dia manusia yang tidak mempunyai perilaku sopan santun, Sena tahu ia salah tapi bisa kan Dirga berbicara lebih lembut selalu dengan intonasi nada tingginya.
Saat keluar dari dalam kamar Dirga ia mendapati Maudy yang sedang berdiri tak jauh darinya ia sedang tersenyum mengejek Sena, ia paham betul bagaimana bahagianya mereka setelah mengerjainya.
Sarah akan terus membuat Sena merasa tidak nyaman hidup bersamanya.
***
Bukan-bukan hanya Sena yang terkena bentakan Dirga tapi Sarah juga. Dirga memintanya untuk memperingati kedua adiknya untuk bersikap lebih sopan terutama Sena tapi disisi lain Sarah senang karena Sena mendapati bentakan dari Dirga pasalnya ia yang menjadi istrinya saja tidak di perbolehkan masuk ke dalam kamar Dirga apalagi Sena yang termasuk orang baru di rumahnya.
Sena masih memandangi keindahan langit di malam hari dari balkon kamarnya, sore ini lumayan melelahkan di tambah Dirga yang memarahinya.
Sena selalu berfikir jika ibunya masih hidup mungkin hidupnya takkan terasa seberat ini, sayangnya saat ia lahir di muka bumi ini ibunya sudah lebih dahulu pulang bahkan ia tak di beri kesempatan untuk merasakan kasih sayang seorang Ibu.
Dila yang notabenenya ibu tirinya sudah memberikannya kasih sayang selayaknya seorang ibu walaupun tidak setulus kasih sayang yang diberikannya kepada Sarah dan Maudy, bisa di terima di keluarganya saja Sena sudah merasa bersyukur.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Hafiz Ghany
selalu semangat Sena 💪💪💪💪
2022-01-19
0