SCK 2 : Noda Di Antara Mawar Putih

Ganis sibuk berada di villa untuk sekedar mengecek persiapan acara pertunangan yang akan dihelat 2 hari lagi. Sementara Saga masih sibuk dengan urusan kantor, Oma Rima akan ikut mengecek persiapan nanti sore, dia tidak dating bersama Ganis.

“Meskipun ini privat, tapi saya ingin unsur kemewahannya tetap kelihatan ya mbak” ujar Ganis pada salah satu karyawan WO yang ditunjuk sebagai partner dalam acara pertunangan ini.

“Baik Nyonya” jawab seorang perempuan dengan sopan.

“Apakah memang dominasi mawar putih Nyonya?” Tanya perempuan tersebut memastikan.

“Iya, kata putra saya, memang calonnya menyukai mawar putih, jadi tidak masalah kalau dominan mawar putih” jawab Ganis.

“Baik Nyonya, tim dan saya akan mempersiapkan sebaik mungkin” jawab perempuan tersebut sambil membungkukkan badan.

Ganis berjalan agak ke arah dalam untuk mengecek persiapan di dalam. Dia melihat-lihat tatanan kursi tamu yang memang terbatas, hanya ada beberapa pasang saja. Sudah mulai tertata dengan baik.

Ganis menarik sebuah kursi yang sudah dihias dengan pita yang indah, dengan warna merah maroon kombinasi putih. Dia duduk di sana sambil memperhatikan para tim WO bekerja.

“Nyonya mau minum apa?” Tanya seseorang yang menghampiri, dari seragamnya, dia adalah tim dari WO.

“Owh…iya, tolong ambilkan saya air putih dingin saja” jawwab Ganis singkat.

“Baik Nyonya” ujar seseorang tersebut sambil berlalu. Tak berapa lama dia kembali dengan membawa pesanan Ganis.

“Silahkan Nyonya” ujarnya meletakkan sebotol air mineral dingin lengkap dengan gelasnya di atas meja.

“Terima kasih” ucap Ganis pada seseorang tersebut.

“Sama-sama Nyonya”

Ganis membuka tutup botol air minumnya, lalu menuangkannya dalam gelas, beberapa detik dia meneguk air tersebut, terasa dingin, mendinginkan kerongkongannya. Tak terasa, matanya terasa panas. Rasanya baru kemarin dia mengalami hal yang tidak dia duga, yaitu menjadi istri dari Saga. Kini, sebentar lagi…putra pertamanya, yaitu Kawa akan melangsungkan pertunangan, itu artinya sebentar lagi Kawa akan menikah. Waktu terasa cepat berlalu.

“Haaah…..kamu sudah besar nak” ujarnya sambil mengusap layar ponselnya, di mana foto Kawa berada di layar tersebut. “Semoga kamu akan bahagia dengan pilihan kamu” ucapnya masih sambil mengelus wajah Kawa di layar ponselnya.

Terdengar langkah kaki mendekati Ganis, Ganis menoleh, Oma Rima mendekat ke arahnya.

“Mama….” Sapa Ganis. “Sudah dari tadi Ma?”

“Barusan kok, kenapa malah melamun di sini?” Tanya Oma Rima sambil duduk di depan Ganis.

“Ah tidak Ma, ini tadi habis keliling mengecek persiapan acara Kawa nanti, terus capek jadi duduk di sini. Oh Mama mau minum apa?” Ganis bertanya pada mertuanya tersebut.

“Nggak usah, Mama masih belum haus” ucapnya.

“Oh baik Ma”

“Bagaimana menurutmu tentang persiapan acaranya nanti?”

“Hampir beres Ma, ini nanti bunga-bunganya akan dating sore atau malam, jadi besok sudah mulai dihias”

“Lalu orang tua Nadin bagaimana?” Tanya Oma Rima.

“Oh iya, kata Kawa sih, besok sudah mulai datang dan menginap di sini, jadi tidak perlu repot-repot berjauhan saat acaranya mau dimulai nanti Ma, sesi make up juga nanti bias lebih simple” jawab Ganis.

“Oh bagus lah, oh…cucuku ternyata sudah besar, sudah mau tunangan, dan sebentar lagi menikah” Oma Rima menghembuskan nafas panjang, setali tiga uang, hal itu ternyata juga dirasakan oleh Oma Rima, tak hanya Ganis sebagai Ibunya.

“Iya Ma, waktu cepat sekali berlalu” Ganis tersenyum simpul.

“Di mana anak itu? Kenapa belum nampak di sini? Harusnya dia ikut ngecek” ujar Oma Rima.

Ganis menengok kanan dan kiri, harusnya Kawa memang sudah harus di sini.

Orang yang dinanti akhirnya muncul juga, tinggi semampai dengan rambut pendek rapi belahan pinggir, wajah terlihat segar meskipun sudah sore.

“Bunda….Oma…” sapanya mendekat pada dua wanita yang dia sayangi tersebut.

“Dari mana saja kamu?” Tanya Oma Rima sambil menepuk lengan Kawa.

“Ngecek di sana” Kawa menunjuk area acara yang ada di bagian samping.

“Bunda pun tidak melihatmu dari tadi” sahut Ganis.

“Oh ya, harusnya sekalian kamu ajak Nadin kesini sekalian untuk gladi lah” ujar Oma Rima.

“Oh…begitukah?” Tanya Kawa.

“Iya lah” sahut Oma lagi.

“Iya, berangkatlah, mumpung masih sore, sekalian biar ikut cek, kali aja ada dekorasi yang kurang cocok dengan Nadin, nanti bisa diperbaiki” imbuh Ganis.

“Baik Bunda, aku berangkat dulu ya” jawab Kawa, setelah selesai berpamitan dengan Oma dan Bundanya, dia segera berlalu dan bersiap menjemput Nadin ke tempat acara tersebut.

***

Sepanjang perjalanan, Kawa mencoba mengirim pesan kepada Nadin, dia mengatakan jika dia sedang perjalanan menjemputnya. Namun tidak ada jawaban dari pesannya.

Kawa langsung menuju apartemen, dia yakin Nadin berada di apartemennya karena sudah menjadi kebiasaan Nadin, setelah selesai kerja, dia akan segera pulang ke apartemennya. Mungkin dia sedang tidur nyenyak hingga tidak sempat membalas pesannya.

Setelah hampir satu jam lamanya dalam perjalanan menuju apartemen miliknya, dia kembali menghubungi Nadin melalui sambungan telepon, namun sama. Tidak ada respon dari Nadin. Kawa masih duduk di balik kemudi, mencoba sekali lagi menghubungi Nadin.

Hasilnya sama saja, Nadin tidak menjawab panggilan darinya. Kawa akhirnya keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam apartemen. Security membungkukkan badan saat melihat Kawa datang. Kawa membalas sapaan dari security tersebut dengan mengangguk pelan, lalu dia segera menuju lift. Tangannya memencet tombol angka

17, di mana lantai apartemennya terletak di lantai tersebut.

Hanya beberapa detik, Kawa sudah sampai di lantai 17. Dia segera berjalan ke arah apartemen miliknya. Dia mengetuk pintu beberapa kali, kebiasaannya selama ini, meskipun ada bel. Dia terlebih dulu akan mengetuk, setelah ketukannya juga tidak ada respon. Dia memencet bel, beberapa kali, hasilnya sama, tidak ada respon.

“Apakah dia sedang pergi?” gumamnya. Tangan kanannya merogoh saku celananya, di sana dia menyimpan kunci apartemen tersebut. Untung saja dia tadi sempat membawa kunci tersebut dari mobilnya, kalau tidak, dia akan bolak-balik naik turun.

Perlahan dia meletakkan kunci tersebut di tempatnya, pintu terbuka dengan sedikit dorongan dari tangan Kawa.

Terlihat lengang di ruang tamu, namun lampu menyala. Itu tandanya Nadin berada di tempat. Perlahan Kawa berjalan ke arah dapur, tidak ada siapa-siapa, tapi lagi-lagi lampu menyala. Hingga dia melihat pintu kamar mandi agak sedikit terbuka.

Awalnya dia ragu untuk mengecek apa yang terjadi, takutnya Nadin sedang mandi di sana. Kawa melangkah perlahan, namun dia tidak memanggil. Semakin dekat dia mendekati pintu kamar mandi tersebut, perlahan terdengar suara laki-laki dan perempuan yang dia kenal dari arah kamar mandi. Degup jantung Kawa mulai berpacu, apakah dia sedang berhalusinasi? Apakah yang dia dengar hanyalah suara dari televisi?.

Kawa sudah berada di depan pintu kamar mandi, dan suara itu semakin jelas, suara manja dari perempuan yang dia kenal. Saat mata Kawa tertuju pada cermin yang ada di kamar mandi, cermin tersebut terlihat sekilas dari depan pintu. Di mana, di depan mata kepalanya, Nadin sedang berasyik masyuk dengan seorang laki-laki. Kedua tangan Kawa mengepal, giginya terasa gemretak. Kawa masih berdiri mematung melihat pemandangan dari pantulan cermin.

“Braaak!!” Kawa menendang pintu kamar mandi tersebut. Sontak, Nadin melihat ke arah sumber suara, dia segera bergegas mencari handuk dan membalut tubuhnya. Seorang laki-laki yang sedari tadi menikmati tubuh Nadin tak kalah terkejut dengan kedatangan Kawa.

“Kawa….” Nadin segera mendorong tubuh laki-laki yang ada di dekatnya, dia menggunakan handuk yang hanya melilit tubuhnya. “Aku bisa menjelaskan” ujarnya sambil berjalan ke arah Kawa dan mencoba menarik tangan Kawa untuk menjauh dari tempat tersebut.

Kawa menepis tangan Nadin, dia berjalan ke arah pintu keluar apartemen. Nadin dengan sigap menghalangi.

“Aku bisa jelaskan!” ujarnya sambil menitikkan air mata.

“Tidak ada yang perlu kamu jelaskan” ucap Kawa dingin, tajam, dan menghujam. Lalu dia meninggalkan apartemen tersebut.

Terpopuler

Comments

Nurularswar

Nurularswar

Perempuan ga tau diuntung. Alhamdulillah ketauan sebelum menikah

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 SCK 1 : Menunggu Hari Pertunangan
3 SCK 2 : Noda Di Antara Mawar Putih
4 SCK 3 : Tangan Tak Lagi Bertaut
5 SCK 4 : Menepi
6 SCK 5 : Bertemu Big Bos
7 SCK 6 : Masing-Masing Kita
8 SCK 7 : Sisi Lain
9 SCK 8 : Kemarin
10 SCK 9 : Plester Cinta
11 SCK 10 : Bernama Takdir
12 SCK 11 : Bertandang Tanpa Sengaja
13 SCK 12 : Persiapan
14 SCK 13 : Dira's Birthday
15 SCK 14 : Setelah Kemarin
16 SCK 15 : Rindu?
17 SCK 16 : Bahagiakah Kita?
18 SCK 17 : Bertemu Denganmu
19 SCK 18: Senyum Dira
20 SCK 19 : Hujan
21 SCK 20 : Berteman dengan Dira
22 SCK 21 : Sejenak Menakar
23 SCK 22 : Tentang Aku (Zahra)
24 SCK 23 : Jaga Jarak
25 SCK 24 : Menimbang Keputusan
26 Udara Baru
27 SCK 26 : Berkumpul
28 SCK 27 : Maaf
29 SCK 28 : Sulitnya Memahami Kaum Hawa
30 SCK 29 : Kemarahan Big Bos
31 SCK 30 : Dua Gadis
32 SCK 31 : Keputusan
33 SCK 32 : Restu
34 SCK 33 : Kini Ku Menemukanmu
35 SCK 34 : Ku Ingin Melamarmu
36 SCK 35 : Pinangan
37 SCK 36 : Kamu Siapa?
38 SCK 37 : Perbedaan Kita
39 SCK 38 : Tentang Kemarin
40 SCK 39 : Hi Bos
41 SCK 40 : Sang Pewaris
42 SCK 41 : Akan Kubuktikan
43 SCK 42 : Biru Berbuat Ulah
44 SCK 43 : Perempuanku
45 SCK 44 : Ku Hanya Mencitai Dia
46 SCK 45 : All is Well
47 SCK 46 : Siraman
48 SCK 47 : Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
49 SCK 48 : Menjelang Hari Bahagia
50 SCK 49 : Sah
51 SCK 50 : Pengantin Baru
52 SCK 51 : Teruntuk Abang
53 SCK 52 : Makan Siang Penuh Cinta
54 SCK 53 : Kita Hadapi Bersama
55 SCK 54 : Runtuh Duniaku
56 SCK 55 : Masih Mungkinkah?
57 SCK 56 : Lara Hati
58 SCK 57 : Tumpah
Episodes

Updated 58 Episodes

1
PROLOG
2
SCK 1 : Menunggu Hari Pertunangan
3
SCK 2 : Noda Di Antara Mawar Putih
4
SCK 3 : Tangan Tak Lagi Bertaut
5
SCK 4 : Menepi
6
SCK 5 : Bertemu Big Bos
7
SCK 6 : Masing-Masing Kita
8
SCK 7 : Sisi Lain
9
SCK 8 : Kemarin
10
SCK 9 : Plester Cinta
11
SCK 10 : Bernama Takdir
12
SCK 11 : Bertandang Tanpa Sengaja
13
SCK 12 : Persiapan
14
SCK 13 : Dira's Birthday
15
SCK 14 : Setelah Kemarin
16
SCK 15 : Rindu?
17
SCK 16 : Bahagiakah Kita?
18
SCK 17 : Bertemu Denganmu
19
SCK 18: Senyum Dira
20
SCK 19 : Hujan
21
SCK 20 : Berteman dengan Dira
22
SCK 21 : Sejenak Menakar
23
SCK 22 : Tentang Aku (Zahra)
24
SCK 23 : Jaga Jarak
25
SCK 24 : Menimbang Keputusan
26
Udara Baru
27
SCK 26 : Berkumpul
28
SCK 27 : Maaf
29
SCK 28 : Sulitnya Memahami Kaum Hawa
30
SCK 29 : Kemarahan Big Bos
31
SCK 30 : Dua Gadis
32
SCK 31 : Keputusan
33
SCK 32 : Restu
34
SCK 33 : Kini Ku Menemukanmu
35
SCK 34 : Ku Ingin Melamarmu
36
SCK 35 : Pinangan
37
SCK 36 : Kamu Siapa?
38
SCK 37 : Perbedaan Kita
39
SCK 38 : Tentang Kemarin
40
SCK 39 : Hi Bos
41
SCK 40 : Sang Pewaris
42
SCK 41 : Akan Kubuktikan
43
SCK 42 : Biru Berbuat Ulah
44
SCK 43 : Perempuanku
45
SCK 44 : Ku Hanya Mencitai Dia
46
SCK 45 : All is Well
47
SCK 46 : Siraman
48
SCK 47 : Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
49
SCK 48 : Menjelang Hari Bahagia
50
SCK 49 : Sah
51
SCK 50 : Pengantin Baru
52
SCK 51 : Teruntuk Abang
53
SCK 52 : Makan Siang Penuh Cinta
54
SCK 53 : Kita Hadapi Bersama
55
SCK 54 : Runtuh Duniaku
56
SCK 55 : Masih Mungkinkah?
57
SCK 56 : Lara Hati
58
SCK 57 : Tumpah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!