Ganis sibuk berada di villa untuk sekedar mengecek persiapan acara pertunangan yang akan dihelat 2 hari lagi. Sementara Saga masih sibuk dengan urusan kantor, Oma Rima akan ikut mengecek persiapan nanti sore, dia tidak dating bersama Ganis.
“Meskipun ini privat, tapi saya ingin unsur kemewahannya tetap kelihatan ya mbak” ujar Ganis pada salah satu karyawan WO yang ditunjuk sebagai partner dalam acara pertunangan ini.
“Baik Nyonya” jawab seorang perempuan dengan sopan.
“Apakah memang dominasi mawar putih Nyonya?” Tanya perempuan tersebut memastikan.
“Iya, kata putra saya, memang calonnya menyukai mawar putih, jadi tidak masalah kalau dominan mawar putih” jawab Ganis.
“Baik Nyonya, tim dan saya akan mempersiapkan sebaik mungkin” jawab perempuan tersebut sambil membungkukkan badan.
Ganis berjalan agak ke arah dalam untuk mengecek persiapan di dalam. Dia melihat-lihat tatanan kursi tamu yang memang terbatas, hanya ada beberapa pasang saja. Sudah mulai tertata dengan baik.
Ganis menarik sebuah kursi yang sudah dihias dengan pita yang indah, dengan warna merah maroon kombinasi putih. Dia duduk di sana sambil memperhatikan para tim WO bekerja.
“Nyonya mau minum apa?” Tanya seseorang yang menghampiri, dari seragamnya, dia adalah tim dari WO.
“Owh…iya, tolong ambilkan saya air putih dingin saja” jawwab Ganis singkat.
“Baik Nyonya” ujar seseorang tersebut sambil berlalu. Tak berapa lama dia kembali dengan membawa pesanan Ganis.
“Silahkan Nyonya” ujarnya meletakkan sebotol air mineral dingin lengkap dengan gelasnya di atas meja.
“Terima kasih” ucap Ganis pada seseorang tersebut.
“Sama-sama Nyonya”
Ganis membuka tutup botol air minumnya, lalu menuangkannya dalam gelas, beberapa detik dia meneguk air tersebut, terasa dingin, mendinginkan kerongkongannya. Tak terasa, matanya terasa panas. Rasanya baru kemarin dia mengalami hal yang tidak dia duga, yaitu menjadi istri dari Saga. Kini, sebentar lagi…putra pertamanya, yaitu Kawa akan melangsungkan pertunangan, itu artinya sebentar lagi Kawa akan menikah. Waktu terasa cepat berlalu.
“Haaah…..kamu sudah besar nak” ujarnya sambil mengusap layar ponselnya, di mana foto Kawa berada di layar tersebut. “Semoga kamu akan bahagia dengan pilihan kamu” ucapnya masih sambil mengelus wajah Kawa di layar ponselnya.
Terdengar langkah kaki mendekati Ganis, Ganis menoleh, Oma Rima mendekat ke arahnya.
“Mama….” Sapa Ganis. “Sudah dari tadi Ma?”
“Barusan kok, kenapa malah melamun di sini?” Tanya Oma Rima sambil duduk di depan Ganis.
“Ah tidak Ma, ini tadi habis keliling mengecek persiapan acara Kawa nanti, terus capek jadi duduk di sini. Oh Mama mau minum apa?” Ganis bertanya pada mertuanya tersebut.
“Nggak usah, Mama masih belum haus” ucapnya.
“Oh baik Ma”
“Bagaimana menurutmu tentang persiapan acaranya nanti?”
“Hampir beres Ma, ini nanti bunga-bunganya akan dating sore atau malam, jadi besok sudah mulai dihias”
“Lalu orang tua Nadin bagaimana?” Tanya Oma Rima.
“Oh iya, kata Kawa sih, besok sudah mulai datang dan menginap di sini, jadi tidak perlu repot-repot berjauhan saat acaranya mau dimulai nanti Ma, sesi make up juga nanti bias lebih simple” jawab Ganis.
“Oh bagus lah, oh…cucuku ternyata sudah besar, sudah mau tunangan, dan sebentar lagi menikah” Oma Rima menghembuskan nafas panjang, setali tiga uang, hal itu ternyata juga dirasakan oleh Oma Rima, tak hanya Ganis sebagai Ibunya.
“Iya Ma, waktu cepat sekali berlalu” Ganis tersenyum simpul.
“Di mana anak itu? Kenapa belum nampak di sini? Harusnya dia ikut ngecek” ujar Oma Rima.
Ganis menengok kanan dan kiri, harusnya Kawa memang sudah harus di sini.
Orang yang dinanti akhirnya muncul juga, tinggi semampai dengan rambut pendek rapi belahan pinggir, wajah terlihat segar meskipun sudah sore.
“Bunda….Oma…” sapanya mendekat pada dua wanita yang dia sayangi tersebut.
“Dari mana saja kamu?” Tanya Oma Rima sambil menepuk lengan Kawa.
“Ngecek di sana” Kawa menunjuk area acara yang ada di bagian samping.
“Bunda pun tidak melihatmu dari tadi” sahut Ganis.
“Oh ya, harusnya sekalian kamu ajak Nadin kesini sekalian untuk gladi lah” ujar Oma Rima.
“Oh…begitukah?” Tanya Kawa.
“Iya lah” sahut Oma lagi.
“Iya, berangkatlah, mumpung masih sore, sekalian biar ikut cek, kali aja ada dekorasi yang kurang cocok dengan Nadin, nanti bisa diperbaiki” imbuh Ganis.
“Baik Bunda, aku berangkat dulu ya” jawab Kawa, setelah selesai berpamitan dengan Oma dan Bundanya, dia segera berlalu dan bersiap menjemput Nadin ke tempat acara tersebut.
***
Sepanjang perjalanan, Kawa mencoba mengirim pesan kepada Nadin, dia mengatakan jika dia sedang perjalanan menjemputnya. Namun tidak ada jawaban dari pesannya.
Kawa langsung menuju apartemen, dia yakin Nadin berada di apartemennya karena sudah menjadi kebiasaan Nadin, setelah selesai kerja, dia akan segera pulang ke apartemennya. Mungkin dia sedang tidur nyenyak hingga tidak sempat membalas pesannya.
Setelah hampir satu jam lamanya dalam perjalanan menuju apartemen miliknya, dia kembali menghubungi Nadin melalui sambungan telepon, namun sama. Tidak ada respon dari Nadin. Kawa masih duduk di balik kemudi, mencoba sekali lagi menghubungi Nadin.
Hasilnya sama saja, Nadin tidak menjawab panggilan darinya. Kawa akhirnya keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam apartemen. Security membungkukkan badan saat melihat Kawa datang. Kawa membalas sapaan dari security tersebut dengan mengangguk pelan, lalu dia segera menuju lift. Tangannya memencet tombol angka
17, di mana lantai apartemennya terletak di lantai tersebut.
Hanya beberapa detik, Kawa sudah sampai di lantai 17. Dia segera berjalan ke arah apartemen miliknya. Dia mengetuk pintu beberapa kali, kebiasaannya selama ini, meskipun ada bel. Dia terlebih dulu akan mengetuk, setelah ketukannya juga tidak ada respon. Dia memencet bel, beberapa kali, hasilnya sama, tidak ada respon.
“Apakah dia sedang pergi?” gumamnya. Tangan kanannya merogoh saku celananya, di sana dia menyimpan kunci apartemen tersebut. Untung saja dia tadi sempat membawa kunci tersebut dari mobilnya, kalau tidak, dia akan bolak-balik naik turun.
Perlahan dia meletakkan kunci tersebut di tempatnya, pintu terbuka dengan sedikit dorongan dari tangan Kawa.
Terlihat lengang di ruang tamu, namun lampu menyala. Itu tandanya Nadin berada di tempat. Perlahan Kawa berjalan ke arah dapur, tidak ada siapa-siapa, tapi lagi-lagi lampu menyala. Hingga dia melihat pintu kamar mandi agak sedikit terbuka.
Awalnya dia ragu untuk mengecek apa yang terjadi, takutnya Nadin sedang mandi di sana. Kawa melangkah perlahan, namun dia tidak memanggil. Semakin dekat dia mendekati pintu kamar mandi tersebut, perlahan terdengar suara laki-laki dan perempuan yang dia kenal dari arah kamar mandi. Degup jantung Kawa mulai berpacu, apakah dia sedang berhalusinasi? Apakah yang dia dengar hanyalah suara dari televisi?.
Kawa sudah berada di depan pintu kamar mandi, dan suara itu semakin jelas, suara manja dari perempuan yang dia kenal. Saat mata Kawa tertuju pada cermin yang ada di kamar mandi, cermin tersebut terlihat sekilas dari depan pintu. Di mana, di depan mata kepalanya, Nadin sedang berasyik masyuk dengan seorang laki-laki. Kedua tangan Kawa mengepal, giginya terasa gemretak. Kawa masih berdiri mematung melihat pemandangan dari pantulan cermin.
“Braaak!!” Kawa menendang pintu kamar mandi tersebut. Sontak, Nadin melihat ke arah sumber suara, dia segera bergegas mencari handuk dan membalut tubuhnya. Seorang laki-laki yang sedari tadi menikmati tubuh Nadin tak kalah terkejut dengan kedatangan Kawa.
“Kawa….” Nadin segera mendorong tubuh laki-laki yang ada di dekatnya, dia menggunakan handuk yang hanya melilit tubuhnya. “Aku bisa menjelaskan” ujarnya sambil berjalan ke arah Kawa dan mencoba menarik tangan Kawa untuk menjauh dari tempat tersebut.
Kawa menepis tangan Nadin, dia berjalan ke arah pintu keluar apartemen. Nadin dengan sigap menghalangi.
“Aku bisa jelaskan!” ujarnya sambil menitikkan air mata.
“Tidak ada yang perlu kamu jelaskan” ucap Kawa dingin, tajam, dan menghujam. Lalu dia meninggalkan apartemen tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nurularswar
Perempuan ga tau diuntung. Alhamdulillah ketauan sebelum menikah
2021-11-14
0