"Maaf, Sarah. Dia memang istri pertama ku," tutur Miko.
Sarah tercengang mendengar penuturan sang suami, yang mengakui jika memang dia telah menikah, sebelum memperistri dirinya.
Dia sama sekali tak menyangka, jika pernikahan yang ia jalani selama beberapa bulan ini, akan berubah menjadi sebuah petaka.
"Nggak! Nggak mungkin. Kamu pasti bohong kan, Mas. Kamu cuma lagi ngerjain aku kan," elak Sarah yang tak ingin mempercayai perkataan sang suami.
Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat dan mencoba menjauh dari Miko, sambil menepis-nepiskan tangan pria itu dari dirinya.
Sedangkan Miko, pria itu terus meraih lengan Sarah yang tak henti-hentinya menepis tangannya, agar tak menyentuh sang istri. Namun, Miko akhirnya berhasil meraih lengan Sarah dan menariknya masuk ke dalam pelukan pria itu.
"Maafkan aku, Sar. Maafkan aku. Aku tau aku salah. Maafkan aku," ucap Miko sambil mendekap erat tubuh sang istri keduanya.
"Kamu jahat, Mas. Kamu jahat. Kenapa kamu tega menjadikan aku seorang pelakor? Kenapa, Mas? Kenapa?" teriak Sarah histeris.
wanita itu terus memukuli dada Miko, dan berusaha untuk lepas dari pelukan pria itu.
"Maafkan aku. Maafkan aku, Sar. Aku salah. Aku salah," rapal Miko sambil terus menahan Sarah di dalam dekapannya, meski sang istri terus meronta.
Sarah yang keadaanya masih lemah, ditambah kembali mendapatkan kabar mengejutkan, dan menghancurkan hatinya, akhirnya kembali tak sadarkan diri, dan terkulai lemas di dalam pelukan Miko.
Miko yang panik mendapati sang istri kembali pingsan pun, segera memanggil bantuan.
Sejurus kemudian, tim medis berlarian datang memasuki ruang rawat di mana Sarah dan Miko berada.
"Permisi, Bapak. Sebaiknya bapak tunggu di luar. Biarkan tim medis yang akan menangani pasien," ucap seorang perawat kepada Miko.
Miko pun digiring keluar, dan bertepatan dengan itu, Dokter Fadil datang dan segera masuk ke dalam untuk memeriksa kondisi Sarah.
Pria itu menyandarkan keningnya di dinding, dengan sebelah lengan yang berada di atas kepalanya.
"Aaarrgrgghhhhh …!" teriak Miko yang terdengar begitu frustasi.
Dia tak menyangka jika tindakannya itu justru menyakiti wanita yang sama sekali tak tau apapun, dan menyeretnya dalam masalah pelik ini.
"Bo*doh! Bod*oh!" maki Miko pada diri sendiri sambil menjambaki rambutnya.
Pria yang masih mengenakan kemeja kerjanya, kini terlihat begitu acak-acakan.
Beberapa saat kemudian, Dokter Fadil keluar dan menghampiri Miko.
"Maaf, Pak. Bukankah tadi saya sudah mengatakan untuk menjaga kondisi mentalnya. Fisiknya memang tak bermasalah, namun psikisnya lah yang sakit. Apa Anda tidak khawatir dengan kondisi istri Anda yang tengah hamil muda itu?" ucap Dokter Fadil menegur kelalaian Miko yang membuat Sarah kembali histeris.
"Saya minta maaf, Dok." Miko yang masih tertunduk, tampak begitu menyesali pengakuannya.
Namun, di sisi lain, dia sudah tidak mau lagi membohongi Sarah, karena Lidia yang juga sudah mendatangi wanita itu.
"Kita tunggu sampai dia sadar lagi. Saya harap, Anda jangan lagi membuatnya histeris seperti tadi," pesan Dokter Fadil.
"Baik, Dok. Terimaksih," ucap Miko.
Dokter Fadil pun lalu berjalan meninggalkan pria itu sendiri. Miko pun lalu kemudian berjalan menuju ke ruang rawat sang istri, dan menemani Sarah yang masih terpejam.
Miko terus berada di samping Sarah, sambil menggenggam erat sebelah tangan wanita itu. Sambil sesekali ia mengecup buku-buku jari tangan Sarah.
Beberapa jam sudah sang istri tak sadarkan diri, hingga Miko pun akhirnya kelelahan dan tertidur sambil menelungkupkan kedua lengannya di samping sang istri. Tangannya terus menggenggam tangan Sarah, sambil terlelap.
Ketika jam menunjukkan pukul sebelas malam, Sarah mulai terlihat mengerjap-kerjapkan kedua matanya. Ia lalu menarik tangan yang selalu dipegang Miko dan memegangi kepalanya yang terasa pening.
Miko yang merasa jika genggamannya terurai pun seketika terbangun, dan mendapati sang istri telah sadar.
"Sarah! amu udah bangun, Sayang," seru Miko yang begitu lega melihat Sarah telah sadar.
Namun berbeda dengan Sarah. Wanita itu mendadak diam. Dia sama sekali tak menyahut omongan Miko.
Bahkan saat Miko berusaha meraih tangan Sarah kembali, wanita itu langsung menepisnya.
Miko pun terdiam mendapat penolakan dari sang istri. Dia pun lalu kembali duduk dan menautkan jemarinya di atas ranjang, tepat di samping Sarah.
"Aku tau aku salah, dan aku berhak mendapat hukuman dari kamu," ucap Miko.
Sarah sama sekali tak mau menanggapinya. Wanita itu lebih memilih membuang wajahnya ke arah lain.
Miko menatap Sarah, yang terus saja memalingkan mukanya. Pria itu pun akhirnya diam, dan hanya bisa menunduk.
Dia tak berani berbicara banyak, karena khawatir jika Sarah akan kembali histeris dan akhirnya pingsan lagi. Miko tak ingin anak mereka terkena imbas dari masalah orang tuanya.
...🥀🥀🥀🥀🥀...
Hari berganti. Sudah sehari berlalu sejak Sarah dibawa ke rumah sakit, dan wanita itu masih bungkam tak mau berkata sepatah kata pun pada suaminya.
Sedangkan Miko, pria itu memilih pasrah, dan menerima hukuman yang diberikan oleh Sarah kepadanya dengan sabar dan ikhlas.
Seorang perawat masuk membawakan sarapan beserta obat untuk Sarah, dan meletakkannya di atas nakas. Perwata itu pun lalu kembali keluar.
Miko kemudian berjalan ke arah Sarah berada, dan duduk di sampingnya.
"Kamu makan yah," bujuk Miko yang kemudian meraih kotak makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit.
"Mau minum dulu?" tawar Miko.
Namun, sarah tak menyahut. Dia terus diam dan memalingkan wajahnya.
"Ya udah, langsung makan aja yah," ucap Miko lagi.
Namun, Sarah tetap tak menyahut. Dia memilih membuang mukanya ke samping menghindari tatapan Miko.
Miko menyendokkan bubur dari dalam wadah, dan mengarahkannya ke mulut Sarah.
"Ayo, aaaa …," bujuk Miko.
Sarah tetap diam bergeming, seolah tuli dengan apa yang dikatakan Miko kepadanya. Semakin Miko menyodorkan sendok ke mulutnya, Sarah semakin menghindar.
Miko pun menghela nafas berat.
"Sarah, kamu harus makan. Kasian anak kita di dalam sana. Kalau sakit bagaimana?" ucap Miko yang membuat Sarah sontak menoleh dan menatap nyalang ke arahnya.
"Sekarang kau sok peduli pada anak ini, Mas? Kenapa? Kenapa tiba-tiba sekali? Oh … apa karena kamu udah ketahuan berbohong, hah? Peduli apa kau padanya? Bukankah kau tak suka saat aku memberitahumu soal kehamilanku? Kenapa sekarang mendadak kamu seolah-olah yang paling peduli padanya?" cecar Sarah yang kembali tersulut emosi atas perkataan Miko yang menurutnya tidak pantas.
"Sarah. Aku bukan tidak senang dengan kehamilan mu. Aku hanya merasa bersalah setelah mengetahui jika aku sudah membuatmu hamil, di saat yang belum tepat," tutur Miko yang telah meletakkan kembali bubur di atas nakas.
"Waktu yang belum telap? Apa kamu sadar, Mas. Kamu menikahiku juga pada waktu yang belum tepat. Apa istri pertamamu tahu kalau kau menikah lagi?" tanya Sarah dengan tatapan tajam.
Miko tercengang melihat kemarahan Sarah, wanita yang selama ini begitu lembut dan santun kepadanya.
"Dia … dia tau aku mau menikah lagi. Ta … tapi, dia tidak tau kalau aku sudah menikahimu," jawab Miko terbata.
Pria itu menunduk lesu, menyadari kesalahnnya yang begitu fatal.
"Hah … jadi, aku ini seorang istri simpanan? Kau keterlaluan, Mas. Kau tega menjadikanku seorang pelakor, istri simpanan, dan sekarang kau sok-sok'an peduli pada anak ini? Apa pantas kau mengatakan hal itu?" maki Sarah kepada sang suami.
Nafasnya tersengal-sengal setelah meluapkan semua kekesalan di hatinya.
"Aku menuntut penjelasanmu atas semua yang telah kau berbuat padaku, Mas," ucap Sarah.
.
.
.
.
Jangan lupa like dan komen di bawah ya guys😊mohon dukungannya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
verawati
kenapa di saat Sarah dah hamil baru ketahuan Miko dah punya istri
kasihan Sarah gmn harus memilih mundur ada anak
maju jd pelakor
2022-01-03
2
Mel Rezki
lanjut💪
salam dari Anisa Sang Pendosa 🙏,
2021-12-02
1