Pengakuan

Sarah jatuh pingsan, tepat saat itulah, Miko datang dan menopang tubuh ringkih itu, hingga ia tak sampai tergeletak di lantai.

"Sar! Sarah! Bangun, Sayang," panggil Miko yang terdengar begiu panik karena sang istri tak sadarkan diri.

Pria itu begitu khawatirnya, hingga tak ingat jika saat itu ada Lidia, sang istri pertama yang masih berada di situ, menatap jengah ke arah kedua orang tersebut.

"Hah … Sayang? Mesra sekali kamu panggil dia sayang di depan ku, Mas," sindir Lidia yang membuat Miko tersadar, jika istri pertamanya masih berada di sana.

Miko mendongak dengan tatapan tajam ke arah Lidia.

"Kau … apa yang sudah kamu lakukan kepada dia, Lid? Kenapa dia sampai pingsan begini?" tanya Miko.

"Aku? Aku hanya memberi tahukan dia kalau suaminya ini, adalah pria yang sudah beristri. Apa itu salah?" jawab Lidia sinis sambil menunjuk-nunjuk ke arah Miko.

"Bukan kah aku sudah bilang kalau kita bisa bicarakan ini semua baik-baik. Kenapa kamu masih nekad datang ke sini? Kau memang selalu seenaknya sendiri. Nggak pernah mau dengerin omonganku," ujar Miko geram dengan tingkah sang istri pertama.

"Aku cuma mau dia sadar, kalau dia itu seorang pelakor. Wanita yang tega mengambil suami orang, sampai hamil pula," teriak Lidia yang membuat para tetangga mulai berkerumun di depan gerbang, karena keributan yang terjadi.

"Keterlaluan kamu, Lid!" seru Miko.

Pria itu kembali memandangi Sarah yang pingsan, dan sekali lagi menepuk-nepuk pipi wanita itu.

"Sar! Sarah! Bangun, Sar!" panggil Miko dengan paniknya.

Miko pun menutup pintu dan menguncinya dari luar, lalu mengangkat tubuh wanita hamil itu pergi dari teras rumah, meninggalkan Lidia yang menatap keduanya dengan kesal.

Para tetangga yang berkerumun di depan, membuat Miko kesulitan untuk keluar.

"Permisi, Bu. Permisi," ucap Miko dari dalam mobilnya sambil menekan klakson mobil.

Semua tetangga yang berkerumun pun, mulai menyingkir dari depan rumah itu, dan memberi jalan kepada Miko dan juga Sarah untuk pergi dari tempat itu.

Lidia terus menatap mobil yang pergi dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Aku nggak akan pernah biarin kalian bahagia. Nggak akan," seru Lidia yang kemudian pergi dari tempat itu.

Seperginya Lidia, para tetangga mulai berbisik-bisik membicarakan tentang keributan yang baru saja terjadi itu.

"Eh, beneran Mbak Sarah jadi pelakor?" tanya salah satu ibu-ibu yang ada di sana.

"Iya. Katanya sih begitu. Itu yang pergi tadi, ngakunya istri pertama Mas Miko," sahut yang lain.

"Ih, nggak nyangka yah. Kelihatannya aja kalem, sopan, alim, eh … ternyata …," cibir yang lain lagi.

"Tuh kan, makanya kita tuh mesti hati-hati. Jagain suami kita baik-baik. Soalnya, tampang alim sekarang nggak mesti wanita baik-baik. Tuh nyatanya, Mbak Sarah yang kaya begitu aja jadi pelakor," timpal ibu-ibu yang pertama.

"Iya, tuh bener. Hati-hati," sahut yang lainnya.

Kerumunan masih bertahan di sana, dengan pembahasan seputar rumah tangga Miko dan Sarah yang kini menjadi trending topik terhangat di antara ibu-ibu komplek.

...🥀🥀🥀🥀🥀...

Di tempat lain, Miko yang saat ini tengah membawa Sarah ke rumah sakit, begitu khawatir dengan kondisi sang istri yang tengah hamil.

"Kamu pasti sangat stres. Ini semua salahku. Maafkan aku, Sarah." Miko terus menggenggam tangan Sarah yang masih terpejam.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit perjalan dari rumah mereka ke rumah sakit, di tambah dengan kemacetan yang lumayan memakan waktu di beberapa tempat.

Kini, mereka telah tiba di sana, dan Miko segera meminta bantuan perawat yang berjaga di sekitar lobi rumah sakit

"Tolong! Tolong istri saya," ucap Miko kepada salah seorang perawat pria.

Perawat itu pun lalu mengajak seorang rekannya yang berada tak jauh dari tempat itu, dan mengambil brangkar, kemudian mendorongnya menuju ke dekat mobil Miko.

Sarah di pindahkan ke atas ranjang pasien itu, dan segera membawanya ke ruang ICU.

Petugas medis segera melakukan pemeriksaan kepada Sarah. Sedangkan Miko diminta untuk menunggu di luar, sambil mengurus adminsitrasi rumah sakit sang istri.

Pria itu nampak berjalan mondar mandir di depan ruang ICU, menunggu tim medis selesai melakukan tindakan kepada istrinya.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar, dan menghampiri Miko.

"Maaf, apa Anda suami Ibu Sarah?" tanya dokter itu.

Miko menoleh, dan segera mendekati dokter tersebut.

"Iya, Dok. Saya suaminya," sahut Miko.

"Perkenalkan, saya Fadil. Saya dokter yang menangani istri Anda," ucap Dokter Fadil memperkenalkan diri.

"Bagaiman kondisi istri saya?" tanya Miko.

"Istri Anda baik-baik saja. Dia hanya shok, sehingga membuatnya pingsan. Tapi, tolong jaga kondisi psikisnya, karena itu akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin yang ada di dalam kandungannya," tutur Dokter Fadil kepada Miko.

Miko mengusap kasar wajahnya, setelah mendengar diagnosa sang dokter.

"Sebaiknya, Ibu Sarah istirahat selama beberapa hari di sini, sampai kondisinya pulih. Saya akan siapkan resep obat untuknya. Tolong nanti ditebuskan ya, Pak," lanjut Dokter Fadil.

"Saya sudah boleh masuk, Dok?" tanya Miko.

"Silakan. Tapi setelah istri Anda dipindahkan ke ruang rawat. Temani istri Anda, karena dia sangat membutuhkan Anda saat ini," seru Dokter Fadil.

"Terimakasih, Dok." Miko menjabat tangan dokter itu.

Sejurus kemudian, beberapa perawat mendorong brangkar pasien dengan Sarah yang berada di atasnya.

Miko kemudian segera berjalan menyusul istrinya, sambil ikut mendorong brangkar tempat wanita itu terbaring.

Sesampainya di ruang rawat, Miko terus menemani Sarah, sambil duduk di kursi yang ada di sampingnya.

Tangannya selalu menggenggam erat tangan sang istri yang tak kunjung membuka mata.

Hari telah berganti petang, saat itu bulu mata Sarah nampak bergerak-gerak. Miko yang melihat hal itu pun, kemudian memanggil-manggil nama istrinya.

"Sarah. Kamu bangun, Sayang?" panggil Miko.

Perlahan, Sarah mulai membuka matanya, namun ia kembali menutupnya lagi. Ia berusaha menyesuaikan pupil matanya dengan cahaya yang berpendar di ruang rawat itu.

"Ehm … aku di mana?" tanya Sarah dengan suara yang masih terdengar lirih.

"Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu pingsan tadi," sahut Miko sambil membungkuk di dekat wajah Sarah, sambil mengusap puncak kepala sang istri.

"Ehm … maaf ya, Mas. Pas kamu pulang, aku malah pingsan. Jadi ngerepotin kamu deh," tutur Sarah sedih.

"Nggak papa, Sayang. Yang penting sekarang, kamu sudah sadar," ucap Miko.

Sarah meraih tangan Miko dan menggenggamnya erat.

"Mas nggak akan pergi lagi kan?" tanya Sarah dengan tatapan teduhnya.

Miko terhenyak. Dia sadar jika sikapnya selama beberapa waktu ini, sangat keterlaluan dan membuat Sarah sedih.

"Ehm … aku nggak akan pergi lagi. Aku akan terus sama kamu," ucap Miko sambil mengusap lembut surai hitam Sarah.

"Ehm … aku seneng banget kamu akhirnya pulang, Mas," seru Sarah sambil meletakkan tangan sang suami ke pipinya, sambil memejamkan mata, meresapi kehangatan yang terasa dari tangan pria itu.

Miko pun merasa lega saat sang istri telah sadar dan dalam kondisi yang baik-baik saja. Dia terus mengusap lembut rambut sang istri, sambil sebelah tangannya menempel di pipi wanita itu.

"Oh iya, Mas. Aku tadi minpi aneh deh." Sarah tiba-tiba membuka mata dan berucap kepada Miko.

"Ehm … mimpi apa, Sayang?" tanya Miko dengan santainya.

"Maaf ya, Mas. Aku tadi mimpi, ketemu sama wanita yang ngaku-ngaku istri pertama kamu. Hahaha … mimpi yang aneh kan, Mas," tutur Sarah dengan tawanya yang justru membuat Miko membeku.

Pria itu seakan tersadar jika saat ini, bukan waktunya dia untuk bernafas lega. Karena ada hal serius yang harus ia jelaskan kepada Sarah.

Melihat sang suami terus diam, Sarah pun akhirnya menghentikan tawanya, dan merasakan ketakutan. Takut jika apa yang dikiranya mimpi adalah sebuah kenyataan.

"Mas, itu mimpikan?" tanya Sarah dengan tatapan langsung ke dalam manik mata Miko.

Miko masih terlihat tertunduk. Dia seolah mendadak berubah jadi seorang pengecut yang tak mampu melihat mata istrinya sendiri.

"Mas! Katakan kalau itu semua mimpi," pinta Sarah yang semakin ketakutan.

Lingkar matanya memerah dan mulai berkaca-kaca.

Miko akhirnya mengangkat wajahnya, dan menatap sendu sang istri. Pria itu menangkup kedua pipi Sarah dan berujar, "Maaf, dia memang istri pertama ku."

.

.

.

.

Jika kamu suka, jangan lupa like dan komen di bawah ya😊🙏

Terpopuler

Comments

Jmath

Jmath

miko adalah laki-laki yang wajib dihindari

2025-03-20

0

Windarti08

Windarti08

mungkin yang dimaksud author IGD kali ya...😅✌

2023-04-28

1

Sulati Cus

Sulati Cus

nah jd gunjingan kan seakan km pelakor pdhl km jg korban selalu merugi

2022-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Menggoda
3 Awal petaka
4 Pengakuan
5 Mengacuhkan
6 Miko dan Lidia
7 Pertemuan kembali
8 Perbebatan
9 Berita tersebar
10 Mulai memperhatikan
11 Interogasi
12 Sidang
13 Gunjingan
14 Mulai dekat
15 Bertemu Lidia
16 Dipermalukan
17 Teman yang selalu ada
18 Tuduhan Miko
19 Bicara berdua
20 Butuh waktu sendiri
21 Pertengkaran
22 Kunjungan mertua
23 Tolong aku
24 Dimana anakku?
25 Pulang
26 Darurat
27 Sebuah kebohongan
28 VISUAL
29 Tugas yang berat
30 Mencari ganti
31 Malaikat kecil
32 Rencana hidup baru
33 Malaikat kecil yang lain
34 Surat panggilan
35 Mediasi
36 Surat lagi
37 Ketuk palu
38 Tertangkap
39 Mari berpisah
40 Pergi
41 Jatuh pingsan
42 Kabar buruk
43 Melepasmu
44 Hidup Baru
45 Semu
46 Lolos wawancara
47 Gadis kecil bernama Bela
48 Bertemu klien
49 Keinginan Bagas
50 Bos baru
51 Doa dari pria kecil
52 Siapa anak itu?
53 Mengikuti
54 Anggap saja itu benar
55 Jadi, dia ayahku?
56 Aku mau Ayah
57 Akan kubuat mereka baikan
58 Es krim
59 Tawa sang putra
60 Undangan Ulang Tahun
61 Pesta ulang tahun
62 Kedatangan Tino
63 Sebuah rahasia
64 Malam kelam
65 Meminta penjelasan
66 Demam
67 Rumah Sakit
68 Merajuk
69 Terimakasih ... Anakku
70 Kejarlah bahagiamu
71 Jalan-jalan
72 Makan malam bertiga
73 Masa lalu yang menyapa
74 Aku kangen ibu
75 Arena bermain
76 Masih saja sama
77 Kembali berharap
78 Kedatangan Jeni
79 Sebuah dukungan
80 Aku percaya kamu
81 Pengaduan Lisa
82 Bersikap Tegas
83 Masih sakit
84 Antara nyaman dan risih
85 Menundukkan pandangan
86 Mengunjungi kawan lama
87 Aku akan pergi
88 Hampa
89 Surat Undangan
90 Pernikahan 2
91 Penghuni hati yang sebenarnya
92 Mari berteman
93 Lamaran ke dua
94 ABG tua
95 Menemui Camer
96 Panggilan
97 Keputusan Tino
98 Pertemuan keluarga
99 PAKET
100 Pamitan
101 Nikahan 1
102 Nikahan 2
103 PAKET 2
104 Pengantin baru rasa lapuk
105 Melepas kerinduan
106 Honeymoon
107 Kejutan
108 Hadiah cantik
109 Ngidam
110 Happy ending
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Pernikahan
2
Menggoda
3
Awal petaka
4
Pengakuan
5
Mengacuhkan
6
Miko dan Lidia
7
Pertemuan kembali
8
Perbebatan
9
Berita tersebar
10
Mulai memperhatikan
11
Interogasi
12
Sidang
13
Gunjingan
14
Mulai dekat
15
Bertemu Lidia
16
Dipermalukan
17
Teman yang selalu ada
18
Tuduhan Miko
19
Bicara berdua
20
Butuh waktu sendiri
21
Pertengkaran
22
Kunjungan mertua
23
Tolong aku
24
Dimana anakku?
25
Pulang
26
Darurat
27
Sebuah kebohongan
28
VISUAL
29
Tugas yang berat
30
Mencari ganti
31
Malaikat kecil
32
Rencana hidup baru
33
Malaikat kecil yang lain
34
Surat panggilan
35
Mediasi
36
Surat lagi
37
Ketuk palu
38
Tertangkap
39
Mari berpisah
40
Pergi
41
Jatuh pingsan
42
Kabar buruk
43
Melepasmu
44
Hidup Baru
45
Semu
46
Lolos wawancara
47
Gadis kecil bernama Bela
48
Bertemu klien
49
Keinginan Bagas
50
Bos baru
51
Doa dari pria kecil
52
Siapa anak itu?
53
Mengikuti
54
Anggap saja itu benar
55
Jadi, dia ayahku?
56
Aku mau Ayah
57
Akan kubuat mereka baikan
58
Es krim
59
Tawa sang putra
60
Undangan Ulang Tahun
61
Pesta ulang tahun
62
Kedatangan Tino
63
Sebuah rahasia
64
Malam kelam
65
Meminta penjelasan
66
Demam
67
Rumah Sakit
68
Merajuk
69
Terimakasih ... Anakku
70
Kejarlah bahagiamu
71
Jalan-jalan
72
Makan malam bertiga
73
Masa lalu yang menyapa
74
Aku kangen ibu
75
Arena bermain
76
Masih saja sama
77
Kembali berharap
78
Kedatangan Jeni
79
Sebuah dukungan
80
Aku percaya kamu
81
Pengaduan Lisa
82
Bersikap Tegas
83
Masih sakit
84
Antara nyaman dan risih
85
Menundukkan pandangan
86
Mengunjungi kawan lama
87
Aku akan pergi
88
Hampa
89
Surat Undangan
90
Pernikahan 2
91
Penghuni hati yang sebenarnya
92
Mari berteman
93
Lamaran ke dua
94
ABG tua
95
Menemui Camer
96
Panggilan
97
Keputusan Tino
98
Pertemuan keluarga
99
PAKET
100
Pamitan
101
Nikahan 1
102
Nikahan 2
103
PAKET 2
104
Pengantin baru rasa lapuk
105
Melepas kerinduan
106
Honeymoon
107
Kejutan
108
Hadiah cantik
109
Ngidam
110
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!