"Apa tuan tau anda kesana??"
"Dia tau aku ada dance, Tapi tidak tau dimananya"
"Bagus jangan beri tau, Karena dia akan melarangnya"
Ini adalah kesempatan baik untuk menghancurkan hubungan Shakil dan Siska. Karena mereka semua akan ada di pesta itu, Dan Haris akan merencanakan hal besar dengan Amir, Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi,
"Aku sudah menduganya!!"
"Tapi anda juga harus bicara pada Tuan dan Nyonya besar, Agar mereka bisa menjamin jika tuan muda tau anda disana pasti akan marah nanti" usulan ini akan lebih memudahkan kemulusan rencananya
"Kau benar... Pintar juga, Terima kasih sudah ingatkan ku... Dan jangan beritahu Kuman itu kalau aku akan minta pendapat mu kedepannya nanti.."
"Baik anda juga jaga rahasia ini, Karena saya akan menolongmu jika tuan muda marah,"
"Anda baik sekali.. Ok.. Kalau begitu kita teman" Memberikan jari kelingkingnya pada Haris
"Tentu saja, Teman,," Balas jabatan kelingking
"Tunggu" Tiba-tiba tersadar dengan perkataan Nabila
"Kenapa?"
"Kuman!! Siapa??"
"Ha..Ha..Ha.. Anggap saja itu panggilan Sayang, Tapi jangan katakan padanya ya??" Tertawa lepas sampai memancarkan kecantikan dan keimutannya
"Ok. lucu sekali,,!! Kau tau Nona, Jika dia melihatmu tertawa selepas ini, Aku jamin tuan muda akan menghabisi mu" Haris tersenyum dan menyalakan lagi mobilnya
Nabila mencoba mencerna perkataan Haris. Mana mungkin dia menghabisiku karena tertawa, Dasar aneh. Tidak masuk akal. Pikiran Nabila pun tidak sesuai dengan apa yang di maksud Haris
MALAM HARI
Seperti biasa selesai makan malam Nabila belajar dikamarnya, Karena waktu dia belajar sangat sempit, Untuk saat ini dia fokus dengan Dance, Jadi belajar sambil nonton tv
dikamar
**
Shakil yang pulang dari kantor langsung membersihkan tubuhnya berendam diair hangat, Memejamkan matanya merasakan kenyamanan dengan harumnya aroma terapi, Lagi-lagi yang melintas di kepalanya hanya wajah imut istrinya, Sehingga membuat dia sangat merindukannya, Dengan cepat dia membersihkan tubuhnya karena ingin segera bertemu Nabila.
***
Diruang keluarga ternyata Haris belum pulang, Dia masih berbincang bersama Amir, Membahas tentang remacana mereka yang akan memisahkan Shakil dengan Siska lewat Nabila.. Mereka juga menyusun rencana agar Shakil sibuk dengan Nabila, Jadi dia akan lupa dengan kekasihnya itu
kamar Nabila
Ini pertama kalinya Shakil menginjakan kaki dikamar istrinya. Terlihat dengan dekoran anak remaja yang serba ungu, Dari peralatan pribadi, Walpeper, Tempat tidur, Lemari, Sofa, Dan beberapa dekoran lampu-lampu, Serta karpet bulu yang semua serba ungu,
Dia masuk dengan perlahan. Tidak mau Nabila terbangun dengan suara langkah kakinya.. Tapi setelah dia melihat ketempat tidur ternyata kosong, Dilihatnya kearah sofa sama nihil juga, Lalu matanya tertuju pada Tv yang menyala, Ternyata benar, Nabila sedang menulis diatas karpet, memakai piyama pendek dengan keadaan tengkurap, Dan rambut yang sengaja dia gulung keatas asal, Membuat Shakil ingin mencium aroma leher istrinya yang menurut dia wangi selembut bayi , Tanpa suara Shakil menibani tubuh kecil isterinya dari belakang.
Dia tau Nabila pasti akan teriak, Karena itu dia menutup mulutnya lebih dulu
"Seeeettttt. Jangan teriak" Bisikan di telinganya
Nabila memukul tangan Shakil yang menutup mulutnya lalu Shakil pun melepaskannya
"Jangan bergerak " Perintahnya sambil mencium bagian yang dia incar dari tadi
"Kakak aku lagi belajar " Merengek manja. Tidak betah Shakil seperti itu.
"Yasudah kamu belajar saja, Aku ingin seperti ini. Aku sangat lelah dan butuh banyak energi untuk hari esok." Sambil terus menggoda gadis itu dengan suara yang benar-benar lelah,
"Mana bisa, Aku tidak akan fokus" Dengan mata yang terpejam merasakan lembutnya sentuhan Shakil, Melihat expresi wajah Nabila dia pun semakin semangat untuk lebih agresif lagi melanjutkan permainannya
"Tubuhmu kecil sekali? Apa kamu bisa melahirkan dengan tubuh sekecil ini?" Tersenyum menggoda Nabila,
"Kakaaakk" Teriak
"Loh kenapa? Memangnya kamu tidak mau melahirkan dan punya anak?"
"Bukan gitu, Aku masih memikirkan pelajaran sekolah, Bukan ngurus baby"
"Jika aku ingin kamu melahirkan anak kita diusia ini apa kamu siap?" Memancing sejauh apa dia menghargai pernikahannya
"Aku tidak tau" Membalikkan tubuhnya menghadap Shakil
"Kenapa? Apa kamu tidak suka hidup bersamaku?" Sambil mengusap lembut pipi Nabila
"Dengarkan aku, Kakak tau dari awal kita menikah aku selalu menghindar dari kakak.. Itu bener tau!!...Sebisa mungkin aku sembunyi tidak mau bertemu kakak,.. Mau tau kenapa?.. Haha.. Karena aku tidak mau kakak menuntut ini padaku, Tapi disisi lain aku tau kewajibanku sekarang, Bahkan aku juga tidak melarang kakak melakukan ini kan??... Itu karena ku tau setatusku, Saat kita melakukan kesepakatan, Hanya hal itu yang aku ajukan, Tapi jawaban yang aku dapat dari kakak itu membuhku, Huuh,, Sekarang aku bisa apa? Pikiranku bercabang kemana-mana, Aku ingin sekali mengejar cita-citaku jadi dokter, Tapi disisi lain aku juga tidak mau menyia-nyiakan amanah ayah, Dan ada lagi, bukankah kakak punya kekasih? Jika aku melahirkan anak kakak, Lalu bagaimana dengannya atau denganku nanti?. Apakah kakak akan menikahinya dan memiliki istri dua? Atau membuangku dengan anak kita? Atau kakak akan meninggalkannya. Dengan hidup bersamaku dan anak kita?" Pertanyaan itu sengaja dibuatnya sulit untuk dijawab, Agar dia tidak membicarakan hal itu lagi pada Nabila...
:
:
:
:
:
Bersambung❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
R_3DHE 💪('ω'💪)
mulai syang ni kayaknya
2022-11-27
1
Irde Sembiring
Nabil cukup dewasa ya ...
2022-11-24
0
Shepty Ani
good girl
2022-11-20
0