"Sah.. Sah.. Sah" Semua yang berada diruangan itu serempak..
Shakil memasangkan cincin berlian di jari manis Nabila dan dia mencium punggung tangan suaminya
"Nak" Tangan lemah Harun menyetuh jari-jari Shakil
"Iya Pak?" Membalasnya dengan menggenggam tangan Harun
"Tolong jaga Nabila, Jaga putri kesayanganku, Dia jantung hati ku, Selama ini aku tidak ada waktu untuk membahagiakannya.. Tapi aku yakin kamu.." Ucapannya terpotong oleh Shakil
"Aku bersumpah padamu, Aku akan menjaganya seperti kau selalu mempertaruhan nyawamu untukku dulu" Jawaban Shakil mantap
"Papah!!.. Kenapa orang lain yang harus menjagaku jika ada Papah disamping Bila, Bila gak butuh yang lain, Aku cuma mau Papah" Nabila memeluknya sambil menangis
"Maafkan Papah Nak, Tapi Papah tidak..." Lalu tiba-tiba suaranya melemah dan terhenti
tiiiiiiiiiii....iiiiitttt
Monitor detak jantung juga berhenti berbunyi bersamaan dengan garis lurus yang ada di layar itu
"Papah!???.. Papah!!!" Nabila histeris memegang kedua pipi Harun yang dengan sigap Mira langsung memeluknya,
Dokter segera memeriksa denyut nadi Harun yang seraya juga ikut terhenti bersamaan dengan bunyi dilayar monitor.
"Pak Harun sudah tiada" Ucap Dokter
"Papah!!!.." Teriak Nabila lalu tak sadarkan diri di pelukan Mira
"Ya Tuhan Nabila... Nabila sadar Nak" Amir panik
Shakil pun dengan cepat menggendong tubuh istri kecilnya, lalu segera membaringkannya disofa yang ada diruangan itu juga
"Bagaimana ini bun" Shakil panik
"Sebaiknya dokter memeriksa Nabila dulu" Jawab Amir
Dokter segera memeriksa Nabila yang terkulai lemah dia atas sofa "Dia sangat terpukul karena masalah yang ia hadapi begitu mengguncang batinnya.. Tentu saja, Pertama ibunya dan sekarang disusul dengan Papahnya bahkan dihari yang sama pula, Ditambah lagi sepertinya dia tidak makan Apa-apa seharian ini?" Jelas Dokter
"Ia Dok... Dia tidak mau makan... Dan dia hanya menangis terus seharian" Jawab Mira
"Lalu bagaimana sekarang?" Tanya Shakil
"Untuk malam ini sebaiknya sementar kita rawat dia disini dulu, infusan akan membatunya lebih segar untuk mengikuti pemakaman papahnya besok" Jelas Dokter
"Baik Dok lakukanlah" Shakil setuju
"Yasudah.. Ayah dan bunda pulang duluan.. Kami akan mengurus jenazah harun dirumahnya.. Kamu jaga Nabila disini" Tegas Amir
"Tapi Yah?"
"Apa kah kau setua ini? sampai harus lupa apa yang kamu katakan tadi pada Harun" Sindir Ayahnya
"Tidak ayah.. Aku akan menjaganya disini" sambil menggendong Nabila ke ruang perawatan
Kediaman Amir
Sore hari semua keadaan kembali normal seperti biasanya, Nabila yang lemah hanya bisa berbaring dikamar tamu yang akan menjadi kamarnya nanti, Amir dan Mira sengaja memisahkan kamar Shakil dan Nabila karna mereka sendiri belum bisa memutuskan bagimana mereka kedepannya nanti
Tok Tok
Suara ketukan pintu dari luar lalu seseorang menbuka pintu dan masuk kekamarnya "Nabila? Ini pakaian milikmu! Kita mengambilnya tadi dari rumahmu. Karena mulai sekarang kamu akan tinggal disini" Jelas Mira
"Tante? Setelah ini apakah aku boleh sekolah lagi?" Sambil menyandarkan tubuhnya di tumpukan bantal
"Mulai hari ini panggilnya Bunda aja ya? Dan mengenai sekolah, Kamu boleh melanjutkannya kok, Lagipula tidak ada yang tau pernikahan ini jadi sementara ini kita akan merahasiakannya dari publik" Suara lembut Mira
"Terima kasih Bun,,, da... " Nabila tersenyum dia masih agak canggung dengan kata Bunda
"Nah,, Kalau senyum kaya gini kamu tambah cantik! Jangan nangis lagi ya, Kasihan kedua orang tua kamu, Mereka akan sedih melihat mata ini menjadi bengkak" Mira mencoba hibur Nabila sambil menyeka airmata dipipi lembutnya
"Bunda... Sewaktu mamah masih ada aku selalu menceritakan semua hal padanya, Tentang disekolah, Tentang teman baik, Dan juga tentang teman buruk.. Apa aku juga bisa menceritakan semuanya pada bunda?" Tanya Nabila
"Tentu saja sayang, Kamu bukan hanya menantu disini tapi kamu putri kami jadi jangan sungkan beritahu Bunda kalau kamu ada apa-apa ok?"
"Terima kasih Bunda, Aku sayang Bunda" Nabila pun memeluknya
"Bunda juga sayang kamu Nak" Mira membalas pelukan dari Nabila
***
Satu minggu sudah berlalu. Nabila izin tidak masuk sekolah, Karena keadaan fisiknya yang buruk dan juga dia masih terpuruk atas musibah yang dialaminya saat ini,,,, Tapi hari ini dia sudah sehat seperti biasa jadi dia memutuskan untuk kembali kesekolah, Lagi pula berdiam diri dirumah tanpa kegiatan membuatnya tidak bisa melupakan kesedihannya, Berbeda jika pergi sekolah dia akan terhibur dengan keramaian dan juga tingkah teman-temannya yang selalu membuatnya tersenyum.
Hari ini Nabila bangun jam empat pagi, Dia turun dari kamarnya menuju dapur yang masih lengkap dengan setelan piyama pendek, Dan sendal berwarna ungu yang terlihat seperti membawa dua boneka besar dikakinya..
"Nona muda? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Anton dia adalah kepala pelayan dirumah Amir
"Ya pak hari ini aku mau sekolah jadi sarapan lebih awal saja ya?" Sambil duduk di meja makan dapur husus untuk pelayan
Karena aku tidak mau bemu dengan om itu jadi aku harus berangkat pagi-pagi hi hi
Maksud Om itu adalah Shakil suaminya
"Maaf nona sebaiknya anda tidak duduk disana. Saya khawatir tuan besar akan marah" Dengan sopan Anton membungkuk
"Apa? Kenapa? Apa kursi ini khusus untuk ayah" Tanyanya heran
"Bukan seperti itu nona, Tapi kursi ini hanya untuk pelayan saja, Dan nona tidak boleh berada didapur sebaiknya anda kembali kedalam. Saya akan menyiapakan makanannya" Anton mengarahkan tangannya agar Nabila kembali kedalam
Huh merepotkan sekali tadinya aku pikir kursi ini terbuat dari emas haha
"Baikalah tolong buatan aku sendwich isi sayur dan keju saja ya. Dan jangan pakai daging apa pun karena aku tidak suka daging" Nabila ramah dan tersenyum lalu meninggalkan dapur kembali kekamarnya...
:
:
:
Bersambung❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Anthon Bungsu Asb Anthon
iya bener banyak bawang Nya 😭😭
2023-10-21
1
Busta RahmEss
author jahat x.. ngurus bawang gak kira"... jd mewek kan huuuaaaa😭😭😭😭
2022-11-29
0
ian machmud
ada aja kamu bila suami sendiri di panggil om 🤭😀
2022-11-25
0