Pikiranku sibuk sendiri, pandanganku kabur dan seolah tak tau bahwa aku berada di depan seorang manusia yang aku tak tahu apakah dia penyelamatku atau bahkan orang yang menghancurkan kehidupanku.
“ Saya antar dulu Shakira kerumah Mbak Titin, rumahnya terhalang 5 rumah dari sini, kamu tolong tunggu sebentar jangan melakukan hal apapun!” lamunanku terpecah oleh suaranya,
Aku tak menggeleng tak pula mengangguk aku tetap terdiam dan tak mampu berkata ataupun bergerak. Apalagi untuk memandang wajahnya, Aku merasa tak sanggup. Hatiku sakit walau aku tak tahu apa yang menyebabkan hatiku sakit. Begitu sakit hingga aku seperti kebal dan tak berdarah.
Dia menggendong bayi dan menuntun anak kecil itu keluar rumah. Aku masih di posisi yang sama, Aku masih bersandar pada tembok lusuh dan pikiranku berputar-putar pada hal yang terakhir kali ku ingat. Aku mengaitkan semua kejadian yang terakhir ku ingat dengan kejadian yang baru saja ku alami. Tak juga ku temukan korelasinya, Aku semakin buntu.
Mamaaaaaaaaaa, Aku ingin memelukmu mama. Papa mengapa tak ada telpon dari papa? Kakak perempuan yang selalu merindukanku, dimana dia sekarang? Kakek dan nenek yang selalu merindukan kedatanganku, yang selalu mengusap lembut rambutku dan menceritakan sejarah-sejarah perang zaman dulu.
Aku rindu mereka, Aku ingin memeluk mereka dan berjanji bahwa akan selalu menyayangi mereka apapun yang terjadi. sungguh aku tak mau berada pada kejadian yang tak ada mereka. Aku ingin selalu berada di kejadian yang mereka selalu ada dan menjadi penyemangatku.
Audy, kemana dia? Dia sepupu yang selalu ada disamping ku, selalu setia mendengar curhatanku. Tiba-tiba aku teringat, apakah aku punya HP? Dari kejadian ku lihat bayi itu hingga 10 hari dan aku tiba disini tak ku lihat aku memegang HP. Berarti ini benar-benar mimpi.
Ku dengar suara langkah kaki, Aku masih dalam keadaan yang sama.
“ Bangunlah, dan minum lalu duduklah di kursi agar kau merasa lebih baik” ucapnya padaku.
“ Biarkan aku seperti ini dan cepatlah jelaskan apa yang terjadi." Aku tak ingin basa-basi ini terlalu lama, karena aku ingin segera bangun dari mimpi ini. Aku ingin segera memulai kegiatan yang biasa ku lakukan.
" Bisakah kita bicara dari hati ke hati? tanpa emosi dan kutukan? yang sudah terjadi biarlah terjadi dan aku tak menyesali apapun. Aku hanya ingin kita bersama dan itu sama sekali tak ada salahnya." ucapnya yang tak ku mengerti.
" Apa maksudnya? aku tak paham sedikitpun" sahutku dengan beribu pertanyaan.
“ Apa kau tau? Setiap hari adalah siksaan bagiku, aku harus melihat wajah cantikmu setiap hari.” ucapnya sambil tertunduk dan tak menatapku sama sekali.
“ Pikiranku selalu terbang melayang setiap detik aku bersamamu, hatiku berdebar dengan debaran yang sangat tinggi setiap detik aku bersamamu. Kaca depan mobil adalah satu-satunya cara aku memuaskan hasratku. Kupandangi kamu setiap detik sampai aku tak fokus pada jalanan."
" Kamu selalu tertawa riang, tak pernah ku lihat beban di matamu, setiap detik hatiku terpaut padamu pikiranku penuh oleh semua tawamu, oleh semua senyumanmu, oleh semua tingkah lakumu dan kata-katamu. Aku tak pernah sanggup memandang matamu bahkan memandang wajahmu langsung, aku tak sanggup berucap kata apapun di hadapanmu. Terasa beku lidah ini, terkunci tanpa ada pembukanya. Aku terlalu gila, aku terlalu gila karena perasaan ini. Setiap hari memikirkan cara bagaimana aku bisa memilikimu, bagaimana agar aku bisa menjadi pendampingmu, dan itu semakin lama semakin kuat hingga tak terbendung."
“ Pernahkah kau berpikir tentangku walau sedetik? Pernahkah kau mengingatku disaat aku tak ada disampingmu? Pernahkah kau ceritakan aku pada teman-temanmu dengan penuh senyuman? Aku yakin kau tidak pernah melakukannya. Tapi, aku bisa gila jika menyimpannya sendirian. Aku bisa gila jika hanya aku yang merasakan ini.
Bukankah cinta harus diperjuangkan? Bukankah cinta akan mekar jika kita benar-benar menyiramnya? Bukankah cinta akan menjadi nyata jika kita bersungguh-sungguh mempertahankannya? Aku mohon, tetaplah bersamaku dan jalani ini semua dengan senyuman. Kau telah hidup denganku selama 6 tahun lebih, apa tidak ada perasaan sedikitpun untukku? Aku yakin bisa menjalani ini semua denganmu. Kita bisa melewati ini sayang, kita bisa melewatinya tanpa keraguan” Dia terus mengucapkan kata-kata sampah itu.
Aku semakin muak dan jenuh dengan semua perkataannya yang tak menjelaskan sedikitpun mengapa bisa terjadi kejadian seperti ini.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Kustri
jgn" main pelet nih 🤣🤣🤣
2024-06-14
0
🌸Momy Kece🌸
hadir
2020-06-02
0