Perlahan, aku membuka mulutku, menekankan ciuman panas lain ke pundaknya, lalu ke lehernya dan berpindah ke bibirnya. Bibir kami saling menempel saat aku membimbingnya menuju ranjang. Di dekat sana, aku menempelkan tubuhku lebih rendah, memaksanya melengkungkan tubuhnya ke belakang. "Aku mencintaimu," aku berbisik dengan napas meniup rambut halus di seputar daun telinganya. Dapat kurasakan ia sudah tersesat dengan hasra* yang menggebu saat bibirku meluncur di atas bibirnya, menggigiti, merasai, dan menikmatinya dengan amat lembut. Lidah kami saling menyapu dengan liar. Dan entah bagaimana, tubuh cantik yang kupuja-puja itu sudah terbaring di bawah kungkunganku. Dia tersenyum.
Aku tak terkendali, kembali meluncur lebih dalam -- baik secara kiasan maupun nyata -- menyelinap masuk, menutupi mulutnya dengan mulutku, menghirup wangi sabun dan lavender ke dalam paru-paru. Jari-jariku mengepal ke dalam rambutnya sementara satu tangan lain menyelinap ke lekukan lembut punggungnya, menarik tubuhnya ke tubuhku hingga dadanya yang penuh tertekan di dadaku.
"Jangan menyiksaku terlalu lama," bisiknya. "Aku menginginkanmu." Dengan mulut terbuka ia menempel di leherku, lalu bibirnya yang manis menelusuri tepian kerah kemejaku, menghirup wewangian cendana yang eksotis bercampur bau samar tubuh khas pria di kulitku, seakan ia baru menyadari bahwa bau tubuh seorang pria bisa begitu menggoda. "Surga yang manis, aku menginginkannya sekarang, please...."
Well, kubiarkan tangannya menjelajahi tubuhku dengan takjub, menyelinap di balik kemejaku yang terbuka dan menelusuri punggungku, alhasil aku bergidik di bawah sentuhannya. Energi sensua* murni mengalir di diriku. Ke dalam diriku. Kuangkat tanganku dan balas melepaskan pakaiannya.
Tubuh yang kurindukan. Begitu sempurna.
"Aku mohon," Suci berbisik.
Dengan sentuhanku, Suci gemetar, matanya terpejam rapat. Dengan tanpa sadar, aku mengangkat tangan dan mengeluskan punggung tanganku pada pipinya yang halus. Dan perlahan, begitu pelan, aku menundukkan kepala ke arahnya.
Jika ciuman tadi terasa bagaikan api, ciuman kali ini terasa bagaikan lelehan lava. Aku hanya sedikit sadar ketika ia mulai menarik keluar ikat pinggang dari celanaku, melepaskan pengait dan menurunkan ritsletingku dengan jemarinya.
"Jangan menyiksaku lebih lama lagi...," ia berhasil menggumam di leherku yang panas.
Aku mengangguk, lalu sedikit bergeser dan membebaskan kakiku dari celana yang sudah turun ke lutut, melemparkannya ke samping tanpa arah. Kemudian...
Aku menumpukkan diri di atasnya dengan satu lengan, menyentuh dan merentangkan tubuhnya, dan menjelajahinya tanpa rasa canggung.
Aku masuk.
Dengan rintihan tertahan, kupejamkan mata dan merasai diri Suci dalam-dalam, mengingat beberapa minggu yang panjang menahan hasra* -- mimpi panas dan obsesif yang pada detik ini bisa tersalurkan hingga Kami sama-sama terengah.
"Terima kasih, Sayang," ucapku setelah napas kami sama-sama stabil.
"Em, tidak perlu berterimakasih. Aku istrimu. Sudah menjadi kewajibanku untuk melayanimu."
"Em, aku tahu." Lalu aku berdeham sedikit. "Omong-omong... bilang, ya, kalau aku kurang memuaskan."
Suci tergelak. "Apa sih, Mas? Kurang memuaskan apa? Kamu hebat. Kamu... memuaskan."
Aku mengangguk, dan merasakan kejujurannya.
"Dengar aku," katanya seraya manatap mataku, "kamu terbaik. Apa pun, sampai kapan pun, dan walau bagaimana pun, aku akan selalu ada di sini, di sisimu. Bersamamu sampai tua, sampai mati. Karena aku masa depanmu, bukan masa lalumu. Dan aku... akan selalu mencintaimu. Jangan takut, ya, aku bukan seorang pengkhianat. I will always love you forever and ever. Aku milikmu selamanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Mey Yanti
untk yg hit knp g di definisikan sih thor biar tambah hareudang😍😍😍
2022-02-08
0
Roroazzahra
suci kata kata mu ohhh bikin meleleh.........
lopyu Thor karyamu the best 👍😍
2021-12-19
0
Nietta Harry
uwuuuuu....😍😍😍hareudaaangg🔥🔥🔥
2021-11-26
4