Barnes tersentak kaget saat ponselnya tiba-tiba berdering dengan sangat nyaring. Barnes kemudian menaruh semua uang yang sedari tadi sudah ia genggam ke dalam.keranjang sepeda milik wanita yang masih menangis sesenggukkan di hadapannya. Lalu tanpa sepatah kata pun, Barnes berlari pergi meninggalkan wanita itu begitu saja sembari mengangkat panggilan telepon yang masuk ke ponselnya.
Amanda menghela napas panjang untuk meredakan tangisannya. Amanda mengangkat wajahnya dan tanpa ia sadari, ia terus melihat punggungnya Barnes yang semakin lama semakin menjauh darinya dan kemudian lenyap dari pandangannya. Entah kenapa Amanda merasa tidak rela laki-laki asing itu pergi meninggalkannya.
Amanda mengusap wajahnya untuk menghilangkan sisa air matanya dan tersentak kaget saat ia melihat ada beberapa lembaran uang kertas berwarna merah di dalam keranjang sepedanya. Amanda mengambil uang itu dan menghitungnya, "Hah?! dia tinggalkan begitu saja uang sebanyak ini di keranjang sepedaku?" Amanda menatap uang sebanyak satu juta rupiah yang sudah berpindah di genggaman tangannya.
"Ini sudah hampir siang dan aku harus ke para pelanggan. Apa aku ganti saja susu pesanan mereka dengan uang tunai? Hmm, iya begitu aja biar cepat selesai urusannya" Amanda kemudian memeriksa sepedanya dan bersyukur karena sepedanya tidak mengalami kerusakan apapun hanya ada sedikit lecet di kedua lututnya lututnya. Dia mulai meringis karena, luka di kedua lututnya mulai terasa perih.Namun, ia segera mengabaikan rasa perih itu dan bergegas menggenjot kembali pedal sepedanya menuju ke rumah para pelanggan susu segar untuk mengganti rugi susu segar pesanan mereka dengan uang tunai.
Barnes langsung menarik Leon masuk ke dalam mobilnya tanpa berniat mengganti setelan jogingnya karena, Leon mengatakan di ponsel tadi bahwa Leon telah menemukan alamat Singgih Dirgantara, Omnya Amanda. "Cepat lakukan mobilnya!" perintah Barnes ke Leon dan Leon langsung menekan pedal gas mobil mewahnya Barnes. Barnes bergegas menuju ke kota Bandung untuk mengejar keberadaannya Amanda dan ia sampai lupa berpamitan dengan keluarganya.
Chery menelepon ponselnya Barnes, "Kau joging di antah berantah ya? kenapa sampai jam segini belum pulang? Mama udah masakin semur daging kesukaanmu"
Barnes menepuk keningnya, "Astaga Ma! Maaf banget, Barnes ada urusan dadakan dan lupa pamit ke Mama dan semuanya. Barnes harus ke Bandung secepatnya"
"Hah? Ngapain ke Bandung?" tanya Chery.
"Ada misi rahasia, Ma" sahut Barnes.
"Oh gitu. Okelah! hati-hati di perjalanan" ucap Chery.
"Siap Ma. Makasih" lalu Barnes mematikan ponselnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana jogingnya.
Leon melirik Barnes, "Tuan, belum ganti baju?"
"Nggak sempat. Aku ingin segera bertemu dengan Amanda Dirgantara. Aku sangat merindukannya" sahut Barnes dengan wajah penuh senyum dan harapan baru.
"Tapi Tuan, Tuan nggak malu pakai setelan joging untuk menemui pujaan hati Tuan? Apa Tuan nggak ingin tampil beda di depan cewek yang sudah lama sekali tidak pernah Anda temui?"
"Ah sial! Iya kau benar Yon. Emm, kau bawa dompetku kan? karena uang cash yang aku bawa tadi sudah aku kasih semua ke seorang wanita yang ceroboh dan cengeng yang aku temui tadi di taman" ucap Barnes sambil menoleh ke Leon.
"Tentu saja saya tidak pernah lupa membawa dompetnya Tuan. Dan siapa wanita yang ceroboh dan cengeng itu, Tuan?" tanya Leon sambil melirik sekilas ke Barnes.
"Entahlah. Aku baru pertama kali bertemu dengannya dan kurasa aku nggak akan pernah bertemu lagi dengannya. Kalau toh nanti bertemu lagi, lebih baik aku menghindarinya. Dia sungguh-sungguh ceroboh. Dia hampir menabrakku dengan sepedanya tadi dan dia telah menguras habis isi kantongku"
"Lah kenapa Anda kasih semua uang Tuan ke wanita itu?"
"Karena, aku terkejut dapat telepon dari kamu dan secara spontan aku taruh saja semua uang yang aku genggam ke dalam keranjang sepeda wanita tadi" sahut Barnes.
"Berapa jumlah uang yang Anda tinggalkan di keranjang sepeda wanita tadi?"
"Entahlah. Aku tidak menghitungnya tadi. Aku asal ambil dari dalam dompet uang cashku dan aku masukkan begitu aja ke dalam kantong celana jogingku tadi pagi karena, aku berniat mampir belanja daging dan sayur di pasar tradisional sepulang dari joging untuk kasih oleh-oleh ke Mama yang sangat suka memasak tapi, semuanya gagal gara-gara wanita tadi" Barnes mendengus kesal
"Anda juga ceroboh Tuan dan saya lihat baru kali ini Anda bertindak ceroboh" kata Leon.
"Iya kamu benar. Baru kali ini aku bertindak sangat ceroboh gara-gara wanita tadi" Barnes kembali mendengus kesal.
"Apa karena wanita tadi sangat cantik jadi, Anda terpesona dan menjadi ceroboh, hehehehe?"
"Cantik dilihat dari mana? Dia kucel, ceroboh, dan rambutnya sangat lucu, keriting parah, kering, berwarna merah dan tidak terawat. Lalu, ia juga sangat kurus" sahut Barnes.
"Tapi berhasil mengalihkan dunia Anda kan, Tuan? hehehehe"
Barnes menepuk bahunya Leon, "Mengalihkan apa? di hati dan pikiranku hanya ada Amanda Dirgantara seorang"
"Yeaaahhh, saya doakan Anda akan segera bertemu dengan Amanda lalu menikahinya. Saya kasihan sama Non Bryna. Non Bryna terus menunggu Anda menemukan Amanda setelah itu, barulah Non Bryna akan menikah" sahut Leon.
"Yeeaahh, adik kembar ku itu emang keras kepala. Dia seharusnya tidak perlu mengambil sikap seperti itu. Dia wanita, dia bisa menikah duluan tapi, Yeeaahh begitulah Bryna, kalau sudah mempunyai pendapat, susah untuk dibelokkan. Keras kepala orangnya" sahut Barnes.
"Anda juga sama lho, Tuan" sahut Leon.
"Hahahaha, iya kau benar. Itulah kesamaan kami sebagai saudara kembar selain wajah kami yang benar-benar mirip" sahut Barnes.
Dan begitulah Barnes.Barnes yang kaku, dingin, dan selalu datar wajahnya, hanya bisa bersikap santai, apa adanya dan bercanda jika, ia bersama dengan keluarganya dan bersama dengan Leon. Leon adalah asisten pribadinya yang paling setia dan paling cocok dengan pribadinya Barnes.
"Anda tadi menanyakan dompet Anda. Anda mau berbelanja pakaian dulu, Tuan?"
"Iya kau benar. Tapi nanti saja kalau kita udah tiba di Bandung" sahut Barnes. "Kalau ada restoran di depan, kita belok dulu untuk sarapan, Yon!"
"Siap, Tuan" sahut Leon.
Amanda bisa bernapas lega karena, seluruh pelanggan susu segar yang ia temui memahami kondisinya Amanda bahkan beberapa diantara para pelanggan susu segar itu menolak menerima pemberian ganti rugi yang berupa uang dari Amanda.
Lalu Amanda balik ke Bosnya, "Bos, setoran saya. hari ini" Amanda meletakkan dua ratus ribu rupiah di atas meja.
"Oke! Ini honor kamu hari ini" Bos pemilik kedai susu segar itu menyodorkan uang tiga puluh ribu rupiah ke Amanda. Amanda menerima uang itu, mengucapkan terima kasih lalu kembali ke kostnya
Amanda memang telah berhasil melarikan diri dari rumah Omnya ketika ia bisa mendengar isi kepala Tantenya yang ingin menjualnya ke duda kaya raya pemilik sebuah klub malam mewah di kota Bandung. Amanda berhasil lari ke Jakarta dan berkat bantuan dari teman SD-nya dulu, ia bisa tinggal di sebuah kamar kost yang sederhana, bisa mendapatkan pekerjaan serabutan dan hidup dengan cukup makan.
Namun, Amanda belum benar-benar terbebas dari jerat maut Tantenya. Tantenya sudah menerima uang yang cukup besar dari si duda kaya raya itu dan Tantenya juga si duda kaya raya itu tidak pernah berhenti mencari keberadaannya Amanda. Untuk itulah Amanda bekerja banting tulang mengumpulkan uang untuk bisa pergi ke luar negeri, jauh dari bayang-bayang Tantenya dan jauh dari ancaman si duda kaya raya yang terkenal kejam suka menjual wanitanya setelah ia mencicipi madunya.
Barnes telah berganti pakaian di sebuah butik lalu beberapa jam kemudian, ia duduk di depan Om dan tantenya Amanda. Laura juga berada di sana. Laura terus menatap takjub ke Barnes dan berniat menjadikan Barnes sebagai lelakinya.
"Apakah saya bisa bertemu dengan Amanda?" tanya Barnes setelah ia memastikan bahwa laki-laki yang duduk di hadapannya adalah benar-benar Omnya Amanda Dirgantara.
Singgih hendak membuka suara namun, kalah cepat dengan mulut pedas istrinya, "Amanda sudah minggat dari rumah ini. Dasar anak tidak tahu diuntung. Diasuh, dirawat dan dibesarkan, eh malah minggat"
Singgih hanya bisa menghela napas panjang dan diam seribu bahasa.
"Amanda bukan orang yang seperti itu" sahut Barnes. Barnes tidak terima, ada orang yang menjelek-jelekkan pujaan hatinya.
"Dia memang seperti itu. Kalau Anda berniat melamar anak gadis di keluarga kami, lamar saja Putri saya ini! Namanya Laura, dia mahasiswi jurusan komunikasi. Cantik dan anggun anaknya" sahut Tantenya Amanda sambil merangkul bahu putri tunggal kesayangannya.
Tantenya Amanda terus melihat Barnes dan berkata di dalam hatinya, Dia pasti kaya raya. Outfitnya saja mahal, minyak wanginya pun harumnya terkesan mahal, dan mobilnya.... Ah? Kalau Laura bisa menikah dengan laki-laki ini, aku pasti dapat hidup enak. Batin Tantenya Amanda.
Barnes mulai menggertakkan gerahamnya menahan kesal lalu berucap, "Saya hanya ingin bertemu dengan Amanda"
"Kenapa Anda ngeyel? Amanda itu tabiatnya sangat buruk dan sangat bodoh. Dia hanya lulusan SMA karena, bodoh dan tidak berhasil ikut ujian masuk universitas mana pun. Untuk itulah ia minggat karena, malu. Berbeda dengan Putri saya ini yang cantik dan anggun, kan?" Tantenya Amanda terus merangkul bahunya Laura dan terus membanggakan anak kesayangannya itu.
Laura terus menatap Barnes dengan tanpa malu dan terus mengulas senyum menggodanya ke Barnes yang membuat Barnes merasa mual.
"Anda jangan menjelek-jelekkan Amanda! Karena saya yakin, Amanda ridak seperti itu" Barnes mulai kesal.
"Itu kenyataannya. Saya tidak mengada-ada" sahut Mamanya Laura tidak kalah kesalnya.
"Apa saya boleh meminta foto Amanda yang terbaru? Saya akan mencarinya" tanya Barnes dengan raut wajah dingin dan datar.
"Cih! untuk apa saya menyimpan foto gadis buruk rupa dan bertabiat buruk itu. Nggak ada fotonya! satu pun fotonya Amanda, tidak ada di rumah ini" sahut Mamanya Laura sambil melipat tangannya karena ia merasa kesal. Usahanya menyodorkan anak gadisnya ke Barnes tidak mendapatkan respons yang menjanjikan dari Barnes.
"Baiklah kalau begitu, saya permisi" Barnes bangkit, segera berputar badan dan pergi begitu saja meninggalkan keluarga Singgih Dirgantara.
Laura mengejar Barnes dan dengan penuh kepercayaan diri yang sangat besar ia memegang pergelangan tangannya Barnes, "Jangan pergi dulu! Saya ingin mengenal Anda lebih dekat lagi. Kita makan siang dulu? Saya tahu restoran yang enak dan ......."
Barnes berkata, "Lepaskan tanganku!" tanpa melihat Laura.
"Saya hanya......."
Barnes langsung menarik tangannya dan dengan berlari kecil ia bergegas masuk ke dalam mobil, mengunci pintu mobil dan menyuruh Leon untuk tancap gas. Laura menghentakkan kakinya di atas tanah karena, Barnes pergi begitu saja meninggalkannya.
Di dalam mobil yang sedang melaju, Barnes berkali-kali menghela napas kecewa, "Kenapa dia harus minggat? Apa keluarga Omnya tidak memperlakukannya dengan baik?"
"Saya lihat sih seperti itu Tuan. Saya lihat Omnya Non Amanda tadi sangat tertekan wajahnya dan sepertinya ingin menyampaikan sesuatu ke Anda tapi takut sama istrinya" Sahut
Leon.
"Iya kau benar. Sikap dan tingkah laku dari Tantenya Amanda dan sepupunya Amanda membuatku merasa mual. Lalu di mana lagi aku harus mencarinya? dia nggak muncul di sosial media mana pun dan aku nggak tahu wajahnya yang sekarang ini seperti apa" Barnes menghela napas panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Putra Al - Bantani
krennn...
jangan lupa mampir ya...
ayo thor semangat
2023-05-28
0
Lina Susilo
tenang barnes kalian pasti bertemu lagi
2023-05-03
0
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
hallo kk aku dah mampir ya
2023-02-17
0