Cemburu berlebihan

Almeera duduk di kursi kantin sambil memainkan ponselnya menunggu pesanannya datang. Gadis yang memiliki rupa yang cantik dan wajahnya mirip dengan bundanya, Fira. Gadis itu tak menghiraukan tatapan orang-orang pada dirinya,apalagi dia hanya memakai hoodie berwarna hitam dan memakai rok SMA . Elang datang membawa dua mangkok mie ayam dan dua gelas es teh . Dia meletakkan nampan tersebut di dekat adiknya.

"Yeyy, akhirnya datang juga pesanan aku, sudah laper banget " ujar Almeera menatap makanan yang ada di depannya dengan tatapan lapar.

Elang memukul tangan adiknya ketika akan mengambil pangsit di mangkok miliknya . Membuat gadis itu meringis merasakan sakit di tangannya.

"Aww, sakit bang! Aku cuma mau ngambil pangsit " ujar Al memajukan bibirnya.

"Ini punya aku, punya kamu yang tidak ada pangsitnya " ujar Elang menunjuk mangkok di depan gadis tersebut .

"Tapi aku mau itu! Aku mau ada pangsitnya " ujar Al merebut mie ayam milik Elang. Gadis itu tersenyum kearah abangnya dengan mulut mengunyah pangsit.

"Tadi bukannya kamu tidak suka pakai pangsit kalau makan mie ayam? Makanya aku pesankan tidak pakai pangsit "celoteh Elang mendelik kesal pada adiknya.

" Hehehe, aku lagi kepengen makan pangsit. Btw tadi perempuan yang pakai hijab tadi siapa, bang? Kasihan banget kita tinggal bang, seharusnya kita ajak ke kantin? Terus dia natap abang kaya berlebihan banget, tatapan dia kaya sulit di artikan, bang "celotehan Almeera membuat Elang tidak tenang memakan mie ayamnya.

" Kamu kalau makan tidak usah banyak bicara , tidak usah membicarakan hal yang tidak penting dan jangan terlalu akrab dengan orang yang tidak di kenal, bahaya! "ujar Elang yang kembali melanjutkan makannya.

" Tapi bang, orang yang pakai hijab tentu lah baik, dari sisi mananya dia orang jahat. Kata ayah kita tidak boleh mengambil kesimpulan sendiri atau langsung mengatakan sesuatu yang belum kita ketahui. Itu namanya suudzon, bang "ujar Almeera meminum es tehnya hingga tinggal setengah gelas.

Elang terdiam mendengar ucapan adiknya yang memang ada benarnya, dia tidak boleh langsung menuduh seseorang tapi gadis itu memakai masker membuat Elang jadi was-was.

Almeera mengkerutkan dahinya melihat Elang hanya melamun.

" Abang "panggil Almeera tapi tidak di dengar Elang yang masih melamun.

" Abang!! "teriak Almeera di dekat telinga Elang membuat pria itu terperanjat kaget di buatnya.

" Jangan teriak-teriak, Al. Mau pecah gendang telinga aku "ujar Elang kesal. Almeera cengegesan mendengar omelan kakaknya.

" Soalnya aku panggil abang tidak mendengar,abang mikirin apa, sih? "tanya Al penasaran.

" Tidak mikirin apa-apa, sekarang cepat habiskan makanan kamu, supaya langsung aku antar pulang kerumah "ujar Elang. Almeera dengan cepat menghabiskan makanannya karna dia bisa di marahi bundanya bila terlambat pulang.

*******

Dea berdiri di dekat sepeda motor Arga. Menunggu kedatangan pria tersebut yang belum selesai mengajar . Elang dan Almeera datang mendekati Dea yang berdiri di sebrang motor sport milik Elang. Mata pria itu memperhatikan Dea dari atas sampai bawah dan matanya menatap gelang yang di pakai gadis tersebut.

" Mungkin hanya kebetulan, orang yang menjual gelang seperti ini banyak "batin Elang.

" Hallo kak, lagi nunggu siapa? "tanya Al mendekati Dea.

" Lagi nunggu teman"jawab Dea. Almeera hanya ber"oh"ria saja menanggapi ucapan Dea.

"Wah, gelangnya mirip sama kaya abang Elang" ujar Al mengangkat tangan Dea dan memperhatikan gelang yang sama persis di pakai Elang.

"Beli di mana nih, kak. Sampai samaan kaya milik abang Elang, gelangnya? " tanya Almeera menurunkan tangan Dea. Gadis itu menatap Elang yang terus memperhatikan dirinya dan itu membuat dia sangat gugup.

"Ini gelang aku beli waktu aku masih kecil dulu. Aku beli gelang ini dua pasang. Dan satu pasangnya aku kasih ke sahabat aku " jawab Dea. Almeera mengangguk-nganggukkan kepalanya paham dengan penuturan Dea.

"Nama sahabat kakak siapa? Maaf ya aku jadi kepo " ujar Almeera. Dea menatap Elang yang terlihat seperti menunggu jawaban darinya juga.

"Elang" jawab Dea.

Deg

Tubuh Elang langsung menegang mendengar jawaban dari Dea.Berarti gadis yang ada di hadapannya ini adalah Dea , teman masa kecilnya dahulu , pikir Elang.

"Sudah lama nunggunya, Dea? " tiba-tiba Arga sudah datang dan menatap Elang dan Almeera secara bergantian.Dea tersentak ketika Arga sudah ada di sebelahnya.

"Baru saja aku menunggu,kakak" ujar Dea.

"Kamu kenapa lihatin dia seperti itu? Sana pulang kerjakan tugas yang saya beri tadi" ujar Arga galak. Dea mencubit pinggang Arga agar tidak seperti itu pada mereka berdua.

"Bang, om nya galak " bisik Almeera sambil menatap kearah Arga,membuat Elang menyenggol lengan adiknya.

"Baik Pak " ujar Elang memberikan helm pada Almeera dan menaiki motor sportnya. Pria itu menatap Dea sekilas dan mulai menjalankan motornya dengan melaju cepat membuat Almeera memeluk pinggang kakaknya dengan erat.

Dea menatap kepergian Elang hingga dari pandangan matanya.

"Kamu jangan terlalu dekat dengan dia. Bisa saja dia melakukan hal yang mencelakai kamu.Apa kamu lupa hampir di perkosa oleh teman tetangga kamu sendiri " omel Arga sambil memasang helmnya.

"Jangan bahas itu lagi, aku tidak mau mengingat kejadian buruk itu. Lagi pula dia juga sudah di penjara, dan kakak jangan langsung mencap orang lain tidak baik bila tidak tahu sikap dan sifat aslinya . Bukannya kakak dosen dan juga mengajar di kelas tempat laki-laki itu seharusnya kakak tau sikap dan sifatnya. Dan kakak cemburu melihat aku dekat dengan pria lain karna kakak menghawatirkan diri kakak sendiri, takut aku meninggal kak Arga. Berarti kakak mementingkan perasaan sendiri " ujar Dea setelah mengucapkan itu dia memberikan helm pada Arga dan berjalan meninggalkan pria tersebut.

Gadis itu terus berjalan kaki tidak menghiraukan panggilan Arga yang menyusulnya dengan sepeda motor Beatnya itu.

"Kamu kenapa jadi marah seperti itu? Kamu seperti tidak suka aku menjelekkan Elang, apa ada sesuatu di antara kalian ?"tanya Arga yang sudah menahan emosi melihat sikap Dea yang seperti anak kecil saat merajuk. Gadis itu menoleh menatap Arga dengan tatapan marah.

" Aku cuma tidak suka kakak menuduh orang lain. Kenapa kak Arga seperti tidak suka aku membela Elang, apa salah "ujar Dea yang mulai ketus. Arga yang sudah tidak bisa menahan marah dan cemburunya mencengkram kedua bahu Dea kasar , membuat gadis itu meringis kesakitan.

" Aku tidak suka kamu membela atau memuji pria lain. Kamu hanya boleh memuji aku dan hanya nama aku yang boleh kamu sebut bukan pria lain "ujar Arga dengan penuh penekanan.

" Sekarang pakai helm dan naik sepeda motor, jangan seperti anak kecil "ujar Arga dengan nada datar. Dea memegangi bahu kirinya bekas cengkraman Arga. Ini yang tidak gadis itu suka dari sifat Arga, tidak bisa menahan emosinya dan tidak segan-segan main kasar saat marah .

Terpopuler

Comments

Tihajar

Tihajar

episode sebelumnya padi judulnya Dea dan Elang ,ksh tau dong

2021-12-30

0

eL

eL

ngeri nih laki esmonian begini

2021-12-02

0

zahrahaifa

zahrahaifa

gpp lah thor sampe episode 25 yg penting ceritanya singkat, padat & ga belibet.... daripada episode ampe ratusan bacanya udah bosen dluan

2021-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!