Tasya meringkuk ditengah ranjang, memeluk lututnya sendiri dan terisak tanpa suara. Sementara dari arah pintu terdengar suara handle pintu terbuka, Alan masuk dengan menenteng ikat pinggang yang di lingkarkan di tangannya.
BRAKK
Alan mendorong pintu dengan keras, Tasya yang tengah meringkuk terhenyak karena kaget.
"Tidak usah berlagak so paling menderita, ada orang lain yang menderita akibat ulahmu"
Tasya semakin meringkuk, entah apa yang akan Alan lakukan padanya. Alan mengambil gelas yang berada di nakas, mengisinya dengan air lalu mencampurkannya dengan obat yang dia temukan di tas Tasya kemarin.
Dengan kemarahan yang membuncah, Alan menendang tepian ranjang
"Bangun"
"Tidak usah berpura pura dihadapanku"
Tubuh Tasya kembali bergetar, menandakan tangis hebat yang ditahannya.
"Aku bilang bangun"
"Atau kau ingin aku seret sekarang juga?"
Tasya beringsut, tubuhnya lemah sebab belum di isi apapun, jangan kan makanan, air pun belum ada yang masuk semenjak ia di kurung.
Tasya terlihat menggelengkan kepalanya.
"Tolong lepaskan aku"
"Lepaskan?hahhaha"
Alan mencengkeram pipi Tasya,dan mengenadahkannya, hingga pandangan mereka pun beradu.
"Kenapa aku harus melepaskanmu hem"
Menghempaskan wajah penuh air mata itu dengan kasar.
"Minum" Alan menyodorkan gelas yang sudah dicampurnya itu ke hadapan Tasya.
Metta menggelengkan wajahnya.
"Minum atau kuhabisi sekarang juga"
Dengan wajah penuh derai air mata dan tangan bergetar, Tasya meraih gelas yang berada pada tangan Alan yang terulur. Tasya meminumnya hingga gelas itu tandas, sementara Alan berseringai.
"Let's play baby"
Tak lama kemudian Tasya merasa tubuh nya panas, keringat mulai bercucuran, hawa panas semakin menjalar di tubuhnya, aliran darah semakin cepat berpusat pada titik intimnya, membuat Tasya mengelinjang tak karuan didalam ranjang.
Alan menghempaskan tubuhnya di sofa, melihat Tasya yang sudah bereaksi.
"Tolong aku" rintihnya.
Tasya bahkan mendekati Alan yang tengah duduk, namun Alan tak sedikitpun merespon, hingga Tasya menarik kerah Alan namun Alan menghempaskannya.
"Ini yang kau ingin lakukan pada Farrel?"
"Agar dia memohon seperti ini padamu?Cih, menjijikan"
Tasya terus menggeliat, bahkan gerakan gerakan yang membuat kepala Alan mulai berdenyut.
"Atau kau ingin memberikannya pada pacarnya Farrel? begitu?"
Tasya menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Tolonglah, bantu aku"
Alan kemudian berdiri mendekati Tasya, ia menyambutnya dengan wajah yang kembali datar.
"Kemari lah"
Tasya yang sudah tidak bisa mengontrol dirinya berhambur dalam pelukan Alan, menarik tengkuk Alan, dan melu'mat bibir nya dengan rakus. Namun Alan menghempaskan tubuh Tasya hingga mundur beberapa langkah.
"Tolong bantu aku, Aaaaah"
Alan kembali mendekati Tasya, kali ini dia menarik kedua tangannya lalu di ikatnya dengan menggunakan ikat pinggang yang dia bawa tadi, lalu Alan menghempaskan Tasya ke atas ranjang.
"Rasakan penderitaan ini sendirian, hingga kau menyesali apa yang tengah kau lakukan"
"Tolonglah, Aahahhhh"
"Eeeemmmmpphhh, sssshhhh"
"Kenapa tak kau bunuh saja aku sekalian"
Tubuh Tasya menggelinjang, "Hentikan ini, aku sudah tidak tahan"
Alan mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik tepat pada telinga Tasya "Kematian terlalu indah untukmu"
Alan kemudian berlalu pergi begitu saja, menutup pintu dan menguncinya dari luar. Dia pergi menuju dapur, membuka lemari es dan mengambil minuman.
Membiarkan Tasya merasakan penderitaan atas perbuatannya sendiri. Alan menenggak isi gelas hingga tandas, kemudian menyulut api untuk benda kecil dalam sakunya.
Berkali kali dia menghembuskan asap yang melambung ke udara, resapan demi resapan dia cicipi dari Wine kwalitas tertinggi miliknya.
Hidup sendirian didunia ini membuatnya kuat, hanya berdiri pada kaki sendiri. Membuat dirinya tidak bergantung pada orang lain,
sementara Tasya semakin merintih menahan hasrat yang semakin bergejolak didalam tubuhnya, disertai kedutan dibagian tertentu.
"Lebih baik aku mati tapi pada tersiksa begini"
"Sh'it aaaahh, aku tidak kuat lagi menahannya"
Beberapa saat kemudian Alan masuk kembali, masih dengan wajah datar dan sorot mata yang sulit diartikan, mendekati tepi ranjang dengan seringaian jelas diwajahnya.
"Bagaimana, Hem"
"Kau merasakannya bukan"
"Bedebah, sialan I hate you"
"Hahaha, tidak masalah kau membenciku, tidak ada artinya juga kebencianmu itu"
Alan masuk kedalam kamar mandi, terdengar suara air memenuhi bathtube. Lalu kembali keluar dengan kemeja yang sudah digulung sebatas lengan.
Tasya semakin meronta, bahkan farpum dari tubuh Alan membuat tubuhnya kembali menggelinjang, menyiksa dengan perlahan lahan tanpa pelepasan yang berarti.
Alan mendekati Tasya yang merintih, meliuk liuk bak cacing kepanasan, kemudian mengangkat tubuhnya dengan sekali hentakan.
"Aaahhh, terus lah begini sebentar saja, aku benar benar sudah tidak kuat" ucap Tasya dengan mengesek gesekkan bagian dadanya pada tubuh Alan.
"Menjijikan"
Alan menurunkan tubuh Tasya kedalam bathtube yang sudah penuh dengan air, lalu membenamkan tubuhnya hingga sebatas leher. Mengguyur kepalanya hingga menggigil.
"Hentikan bajingan, kau benar benar menyiksaku"
"Hahaha, kau benar benar keras kepala ya"
"Masih bisa mengumpat ku begitu hah"
Alan kembali mengguyur Tasya, hingga menjerit jerit.
"Hahhaha...terus lah menjerit tidak ada seorangpun yang akan mendengarmu disini"
BRAKK
Alan menutup pintu dengan keras.
"Bos, apa kau butuh bantuan?"
"Tidak perlu, biar kuurus sendiri"
"Bos yakin, bukankah biasanya itu tugasku"
"Jangan banyak bicara"
"Maaf bos saya lancang"
"Pergilah, kau libur hari ini" Alan memberikan beberapa lembar uang pada Mac.
"Pergilah, bawa anak dan istrimu berlibur"
"Tapi bos"
"Laksanakan saja ini perintah"
"Baik bos kalau begitu, permisi"
"Hem"
Alan kembali menuangkan wine kedalam gelasnya, dengan mengangkat kakinya keatas kursi lalu menyenderkan punggungnya dibantalan kursi.
.
.
Hai...selamat datang di novel kedua aku yang masih belum ada apa apanya ini(kalo ada apa apa nya takut juga yaa😂) Terima kasih buat yang sudah mampir dan memasukkan novel ini ke dalam Fav kalian..
Terima kasih atas dukungannya,😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
🎧Reo Ruari Onsiwasi
1 🌹
2022-03-14
1
Maheera Indra
jejak aku ya tor ..
2022-01-19
2
ARSY ALFAZZA
likes
2022-01-04
2