Rachel dan Kevin telah berada di lapangan basket, mereka pun mulai melaksanakan hukuman yang diberikan oleh guru BK.
Kedua murid tersebut berdiri dengan satu kaki dengan kedua tangan memegang telinga masing masing, keduanya masih melaksanakan hukuman tersebut menunggu sampai bel istirahat berbunyi.
Tepat pukul 09.00 panasnya sinar matahari mulai menyengat, badan kedua remaja tersebut sudah dibanjiri dengan keringat, baju mereka basah, tenggorokan terasa sangat kering, mereka hanya dapat menelan ludah belum lagi mereka harus menunggu bel istirahat yang berbunyi di pukul 10.30
"Uhh panas banget, kapan nih bel istirahatnya bunyi, lama banget" keluh Rachel dengan berulang kali mengusap keringatnya yang turun deras diwajahnya.
"Sabar hel, ini vitamin D kok baik untuk tulang, jalani aja lagian elo ga sendiri kok, gue juga ngerasain panas" jawab Kevin dengan menutupi kepala Rachel dengan satu tangannya.
Rachel pun menatap Kevin dengan tersenyum manis.
'dia baik banget, beda sama kakaknya, si Malvin sombong cuek lagi' pikir Rachel dengan terus menatap Kevin.
Kevin yang masih menatap Rachel, ia bisa membaca pikirannya, ia berusaha untuk menahan tawa.
'pftt hel hel, sifat kita beda, meskipun Malvin banyak kelebihannya daripada gue, tapi dia sombong dan cuek, beda sama gue yang care dan mau berteman dengan siapapun ga mandang status sosial' batinnya membanggakan diri sendiri.
"Kev, elo kenapa? ga kesambet kan?" Rachel mulai ketakutan dengan Kevin yang senyum senyum sendiri.
"Ha?" Kevin tersadar dari lamunannya. "Ehh engga kok" cengir kuda muncul dari bibirnya.
'memalukan, bisa bisa nya gue senyum senyum sendiri di liatin Rachel' batinnya.
****
Bel istirahat telah berbunyi yang mengartikan bahwa hukuman Rachel dan Kevin telah berakhir.
Rachel kembali ke kelasnya, menaruh tas dan akan beristirahat, saat baru saja akan duduk di kursi nya, tiba tiba pengumuman panggilan murid terdengar, yaitu adalah panggilan murid yang ditujukan untuk Rachel.
"Yah baru aja mau duduk" keluh Rachel dengan menarik nafasnya dalam dalam.
Dengan sabar ia melangkah keluar kelas menuju ke ruang guru.
Hingga akhirnya, ia telah sampai di ruang guru, sebelum masuk kedalam ruangan, lebih sopannya ia mengetuk pintu lebih dulu.
Tok tok tok
"Permisi" ucap Rachel dari balik pintu.
"Silahkan masuk" jawab beberapa guru didalam ruangan.
Rachel pun masuk kedalam, ia masih berdiri tegak didepan pintu, masih tidak tau maksud dipanggilnya dia ke ruang guru.
"Silahkan duduk disini mbak" ucap salah satu guru perempuan yang duduk didekat jendela.
"Baik Bu" Rachel menjawab sopan, ia pun berjalan ke bangku guru tersebut.
'ada apa ini? kenapa guru Fisika manggil gue kesini? apa gue buat salah ke dia?' batin Rachel mulai khawatir, ia duduk tepat didepan guru fisika tersebut.
"Kamu kenapa ngga mengikuti mata pelajaran saya?" tanya nya dengan tatapan menindas.
"Ma-maaf bu, tadi saya terlambat ja-jadi saya melaksanakan hukuman berdiri di lapangan basket sampai bel istirahat berbunyi" Rachel menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.
"Kenapa kamu bisa terlambat?"
"Sa-saya masih mengantarkan kue kue jualan tante saya ke toko bu"
Guru fisika menghela nafas, ia juga memaklumi kondisi Rachel.
"Baiklah, karena kamu ga mengikuti mata pelajaran saya, saya kasih kamu hukuman untuk merangkum bab 3 tentang intensitas cahaya sekaligus kerjakan soal soal yang ada di bab 3, waktunya hanya sampai besok saja" titah Bu fisika.
"Jika sampai besok kamu belum mengumpulkan, maka kamu akan mendapat 1 poin tidak mengerjakan tugas"
"Baik Bu, saya usahakan besok akan selesai merangkum bab 3" jawab Rachel mulai cemas apakah dia bisa merangkum bab 3 dan mengerjakan soal soal nya di modul yang diberikan sekolah dalam waktu semalam saja, karena isi buku tersebut sangatlah tebal.
"Yasudah kamu bisa kembali, jangan diulangi lagi ya, masuk sekolah dengan tepat waktu"
"Iya bu, maaf sekali lagi"
Ibu guru hanya mengangguk dan mengizinkan Rachel keluar dari ruang guru, ia pun berjalan keluar dari ruang guru dengan langkah yang begitu berat, ia masih memikirkan hal tersebut apakah dia sanggup menyelesaikan hukumannya.
"Hari yang sungguh sial, udah dihukum berdiri dilapangan basket ditambah lagi tugas merangkum huuu capeknya, trus ntar pulang sekolah juga harus bantu tante buat kue" keluhnya dengan air mata yang sudah menggenang di sudut matanya.
Ia berjalan dengan sempoyongan menuju ke kelasnya untuk menyicil rangkuman bab tiga,
namun tiba tiba ia tak sengaja menabrak salah satu siswi.
"aw!!" pekik siswi tersebut.
Rachel pun mendongak seraya meminta maaf pada siswi tersebut.
"Heh enak banget cuma minta maaf gitu aja, sakit tau! cepet pijetin dan minta maaf dengan cara mencium kaki gue, dasar orang miskin!" siswi tersebut berlagak amat sombong.
"Kan gue udah minta maaf, kenapa gue harus ngelakuin itu semua? lagian gue ga sengaja"
"Ohh mau ngelawan?" siswi tersebut sergap menjambak rambut Rachel cukup erat.
"Aw aw sakit!! gue kan udah minta maaf Al, kenapa elo sejahat ini sama gue?"
"Cium kaki gue!"
"Enggak! gue ga bakal mau cium kaki elo"
"Oh yaudah, gimana kalo kita tanding basket? kalo elo menang, elo gue bebasin, kalo elo kalah, elo harus traktir gue sama kedua temen gue gimana? kalo elo mau cium kaki gue, yaaa ga jadi tanding basket semuanya selesai"
Pilihan yang sangat sulit baginya, ia sungguh tak ingin mencium kaki cewe sombong tersebut ia juga bahkan tak ingin tanding basket dengannya karena dirinya tak bisa bermain basket, apalagi Alya terkenal dengan bakatnya yang hebat dalam bermain basket.
Yap, siswi tersebut adalah Alya, anak dari kepala sekolah, si cewek sombong dan sok cantik.
Rachel berfikir sejenak 'kalo gue tanding basket, gue pasti kalah, trus gue harus traktir mereka bertiga? uang darimana?, trus masa iya gue harus cium kaki dia? gue aja belum pernah cium kaki bunda selama dia masih hidup' batinnya merasa kebingungan.
Rachel pun menghela nafas panjang, berharap jawabannya ini adalah keputusan yang benar, semoga ia bisa mengalahkan siswi yang berada didepannya tersebut.
"Oke, gue mau tanding basket sama elo" jawabnya takut untuk menatap mata Alya, Alya bersorak dengan bertepuk tangan riang.
"Ahahahah ternyata ada yang berani ngelawan ratu basket ya disini? oke kita akan tanding sepulang sekolah! gue tunggu dilapangan basket" Alya berjalan melalui Rachel dengan menepuk pundaknya cukup keras.
Rachel masih tetap berdiri di posisinya sekarang, tak menyangka bahwa ia akan melawan si ratu basket Alya, hari yang benar benar sial bagi Rachel.
"Ya Allah bantu aku" pinta Rachel dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Tiba bel masuk berbunyi, Rachel segera menghapus jejak air matanya, dan dia bergegas kembali ke kelasnya.
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Jufra Siti
makanya hel kalau jalan yg bener
2024-10-05
0