" Tuan.. lepaskan aku ku mohon hiks... hikss.. " teriak Arin di dalam mobil milik Ardan.
Ardan hanya diam dan tak menghiraukan perkataan Arin hingga kini mereka telah tiba di Villa.
Ardan menarik keras Arin menuju kedalam Villa, dan membawanya kekamar.
Bruk..
lagi lagi Ardan melepar keras tubuh kecil Arin di atas ranjang miliknya.
" ku peringatkan kau Nona, jika kau berani melangkahkan kaki mu keluar dari Villa ini untuk menemui kekasihmu, lihat apa yang akan ku lakukan nanti kepadamu " ucap Ardan mengancam Arin.
" dasar penjahat, apa yang kau lakukan kepadaku, hh kau membawaku kemari, bagaimana jika bibiku memikirkan ku saat ini, bahkan ponsel dan tas ku berada di kampus saat ini " sahut Arin dengan sangat kesal.
" ck... " dengus Ardan kesal sembari melemparkan sebuah ponsel kearah Arin.
" apa semua gadis seperti ini, datang kepada pria yang lebih kaya untuk mendapatkan apa yang mereka mau, ternyata kau sama saja ya Nona " tukas Ardan kepada Arin.
Arin yang mendengar perkataan Ardan seketika dirinya melayangkan sebuah tamparan ke wajah Ardan.
PLAK...
Ardan menatap tajam Arin melihat apa yang tidak pernah di lakukan gadis lain terhadapnya.
" Kau... berani beraninya kau menamparku seperti itu " sahut Ardan dengan sangat marah.
PLAK...
" akh ssth..hiks..." pekik Arin yang menahan sakit di pipihnya, akibat tamparan Ardan.
" jagalah sikap mu, aku bisa bertindak lebih dari ini " ucap Ardan sembari turun dari tempat tidur dan menuju ruang ganti.
namun sebelum dirinya benar benar pergi Ardan menatap Arin dan berkata.
" berhentilah menangis, aku menunggu mu di kamar mandi, layani aku malam ini " ucap Ardan sembari beranjak masuk kedalam ruang ganti.
Arin yang mendengar perkataan Ardan seketika dirinya terdiam tak percaya, atas apa yang dirinya dengar.
" bagaimana bisa, aku tidak mau melayani nya, tuhan bantulah aku " ucap Arin yang kembali menangis di dalam kamar Ardan.
namun di sisi lain, Bibi San terlihat sangat khawatir melihat Arin yang belum pulang dari kuliahnya, hari sudah menunjukan pukul 21.00 malam.
Di dalam kamar mandi, Ardan yang sudah menunggu kedatangan Arin sembari menikmati segelas anggur miliknya,
Cklek..
suara pintu terbuka.
Ardan menatap kearah dimana Arin yang kini sudah masuk kedalam kamar mandi.
Arin hanya terdiam dan tak berani untuk melanjutkan langkah kakinya,
" kemarilah, kenapa kau diam disana hh, cepat kemari " ucap Ardan kepada Arin.
Arin melangkah kan kakinya kearah Ardan, dan saat dirinya sudah berada disana, Arin hanya diam tak berbuat apa apa
" lagi.. lagi, kau ini masuk kedalam air sekarang. " Pinta Ardan kepada Arin,
" eng.. tuan.. tap " Belum sempat Arin melontarkan perkataannya tiba tiba Ardan menyela
" Cepat.. atau aku tarik paksa kau masuk " ucap Ardan yang sudah sedikit kesal.
Arin mencoba masuk ke dalam Bathtub namun seketika Ardan menghentikannya.
" apa kau akan seperti ini untuk berendam hh, lepaskan pakaianmu " ucap Ardan.
kali ini Arin benar benar kaget, mana mungkin dirinya membuka pakaiannya di hadapan seorang peria yang bahkan bukan suaminya.
" tidak Tuan, saya.. tidak mau " ucap Arin menolak permintak Ardan.
" dengar Nona.. aku tidak butuh penolakan cepat lakukan, jangan bertindak dirimu ini masih suci " ucap Ardan yang sudah mulai terlihat emosi.
" apa kau ingin aku membuka paksa pakaian mu?, hh " timpal Ardan sembari beranjak keluar dari Bathtub dan menghampiri Arin.
Arin terkesiap, melihat Ardan yang kini keluar dari sana, dan berjalan menghampirinya, Ardan menatap Arin dengan tatapan yang sangat menakutkan.
" T tuan.. ku mohon jangan lakukan itu" ucap Arin sembari berjalan mundur.
tak...
Arin seketika terhenti mendapatkan tubuhnya yang kini menyentuh dinding kamar mandi itu yang berada di belakangnya.
Arin yang melihat Ardan sudah berdiri di hadapannya dan bahkan terpaut sangat dekat.
Arin spontan menundukan wajahnya menatap lantai kamar mandi.
" aku tidak akan tergoda oleh air mata buaya mu itu Nona, aku memintamu untuk melayani ku, kau malah menolakku, jadi apa salahnya jika aku membantumu untuk melepaskan pakaianmu " ucap Ardan sembari tersenyum smrik kearah Arin.
Srek... srek...
Ardan menarik paksa baju yang di kenakan Arin hingga terlihatlah sebagian tubuh Arin,
" hiks.. hiks.. Tuan.. jangan lakukan aku mohon " ucap Arin yang kini menangis.
" percuma kau memohon kepadaku, hh aku akan tetap melakukannya malam ini " sahut Ardan kepada Arin yang masih menangis ketakutan.
" jangan menangis sudah ku katakan jangan menangis " timpal Ardan lagi.
Ardan segera menarik paksa baju yang di kenakan Arin dan kini benar benar terlihat seluruh tubuhnya, tanpa sehelai benang yang tertera ditubuhnya.
Ardan terdiam menatap tubuh gadis itu, yang terlihat begitu putih bersih, bahkan mulus seperti terawat.
Ardan seketika menepis pandangannya dan kini berbicara kepada Arin tanpa menatap wajah gadis itu.
" cepat masuklah, jangan diam saja disana " ucap Ardan sembari kembali masuk kedalam Bathtub, Arin melangkah masuk kedalam air dan berendam bersama Ardan.
Ardan menatap wajah gadis itu yang kini berada di hadapannya saat ini.
" siapa nama mu? " Tanya Ardan seketika memecah keheningan yang cukup lama.
" eng... Arin Tuan " jawab Arin dengan kepala yang masih tertunduk.
" tampaknya kekasihmu, sudah pernah menikmati tubuhmu " ucap Ardan seketika dan membuat Arin kembali menatap Ardan dengan tatapan kekesalan.
" kekasih ku bahkan tidak pernah menyentuhku tuan, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu tentangku " sahut Arin yang sudah mulai kesal.
Ardan yang melihat wajah Arin yang sudah mulai kesal seketika tersenyum smrik.
" oh.. benarkah, bahkan kekasih mu sendiri bilang kalau kau itu sudah tidak gadis lagi, bagaimana mungkin aku percaya pada perkataanmu " ucap Ardan dengan meminum anggur.
Arin seketika membulatkan kedua bola matanya mendengar perkataan pria itu barusan, dan mencoba untuk bertanya kepadanya apa yang sebenarnya terjadi.
" apa..? Roy tidak mungkin berkata seperti itu, bagaimana bisa " ucap Arin tak percaya.
" hh... ck seperti ini kah seseorang yang sudah termakan dengan cinta, bahkan apa yang di lakukan oleh kekasihnya saja tidak tau, ck menyedihkan " ucap Ardan remeh kepada Arin yang masih menatap dirinya.
" hanya kau yang beralasan seperti itu, karena kau tidak memiliki seseorang yang kau cintai tuan " ucap Arin yang sudah mulai kesal.
Ardan yang mendengar perkataan Arin seketika dirinya menglihkan pandangannya kearah gadis itu,
" tau apa kau.. soal diriku hh, seorang gadis hanya butuh uang saja, tidak butuh cinta, karena itu mereka datang kepadaku hanya untuk senilai uang, bahkan harga diri saja mereka sudah tidak menganggapnya lagi, menjijikan " ucap Ardan panjang lebar.
" dengar tuan, gadis mana yang kau maksud, aku tidak sama seperti mereka kau mengerti " tukas Arin yang sudah naik pitam.
" Ck.. baiklah, buktikan kepadaku malam, ini hh " sahut Ardan sembari beranjak dari air dan berjalan keluar.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments