anak buah Ardan segera membawa Arin menuju ke suatu tempat yaitu dapur, saat sampai di dapur Arin medongak kan kepalanya menatap seluruh penjuru dapur namun tak ada satu pun Asisten rumah tangga disana.
" Nona, disini tidak ada seorang Asisten, Tuan Ardan tidak mempekerjakan Asisten di sini, jika Nona ingin makan sesuatu, Nona bisa memasaknya disini, Nona bisa memasak sesuatu bukan? " Ucap anak buah Ardan menjelaskan.
" ahh iya baiklah, kau boleh pergi sekarang " sahut Arin, anak buah Ardan segera pergi meninggalkan Arin yang masih diam menatap kosong dapur itu.
Arin segera beranjak mencari bahan bahan yang ada di dalam kulkas, untuk dirinya memasak sesuatu.
" ck.. cuma ada ini saja, hemm apa yang harus ku masak?, eng.. oh.. yang simple saja " tukas Arin kepada dirinya sendiri.
Arin menguncir tinggi rambutnya dan segera mengambil bahan bahan tersebut untuk di masak olehnya.
tak..
tak...
srek...
Arin memotong bahan bahan tersebut.
trak..
sreng...
kini di ruang dapur hanya terdengar suara dentingan seseorang yang tengan memasak.
beberapa menit kemudian Arin selesai memasak dan segera meletakan makanan yang dirinya buat di atas meja makan, dan seraya menyantapnya.
" Jika aku membuangnya, sangat di sayangkan, apa yang harus aku lakukan? " tukas Arin sembari beranjak pergi menuju keluar dapur, dan mencari seseorang.
" Ah.. eng.. apa kau sudah makan Tuan? " tanya Arin kepada anak buah Ardan yang masih berdiri di ambang pintu, anak buah Ardan menggelngkan kepalanya pertanda jawaban dari nya.
" ehh jika kau mau, aku bisa memberikan makanan yang ku masak, sayang jika itu di buang begitu saja Tuan " ucap Arin sedikit gugup.
" Nona kau tidak perlu memanggilku Tuan, hemm apa Nona tidak keberatan meminta saya untuk memakan masakan Nona? " Tanya anak buah Ardan itu kepada Arin.
Arin menganggukan kepala, anak buah Ardan kini membungkuk sekilas dan berlalu pergi menuju ruang dapur.
namun di sisi lain di sebuah ruko yang sudah terlihat usang, tampak beberapa orang berada di sana.
" ck ck.. Roy.. Roy, ternyata kau lebih memilih Uang ini dari pada kekasihmu " tukas orang itu kepada Roy, dan sembari mengambil uang yang di bawa Roy.
" jangan ikut campur urusan ku, kau ambilah uang itu, anggap saja ini lunas " sahut Roy kepada orang itu dengan wajah terlihat kesal.
" Cih... menyedihkan, Kalian bawa uang itu, mari kita pergi sekarang " ucap orang itu sembari berlalu bersama anak buahnya dan membawa koper yang berisikan uang 10 Miliyar, saat orang orang itu sudah pergi.
Roy berteriak histeris...
dan melempari benda benda yang ada disana.
" apa yang ku lakukan, Ck.. tidak bisa, aku harus bisa membawa Arin kembali nanti, Arin tunggulah aku akan membawamu kembali dan setelah aku berhasil mengumpulkan uang itu " ucap Roy kepada dirinya sendiri.
Di sebuah Villa milik Ardan, Arin yang masih berada di kamar dengan rambut yang terlihat basah, Arin segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang di berikan oleh Ardan kepadanya,
pukul 20.00
tampak Arin keluar dari dalam kamar tersebut dan sembari mengendap ngendap melihat kesana kemari mencari keberadaan seseorang,
" baiklah.. aku bisa pergi dari sini sekarang " ucapnya sembari menuruni anak tangga menuju luar.
Arin segera berlari menuju jalan tol dan meninggalkan Villa tersebut, dan menuju jalan rumahnya.
namun saat yang bersamaan kini Ardan yang ternyata sudah sampai di Villanya dan segera masuk kedalam sana.
Cklek...
sret.. suara pintu terbuka.
Ardanyang sufah tiba di dalam Vila dan kini beranjak masuk kedalam kamarnya, sembari menatap kesana kemari mencari sosok Arin di dalam kamar itu, namun alih alih sosok teresebut tidak ada di dalam kamar itu.
" kemana dia? Apa dia mencoba kabur dari ku ck? " ucap Ardan kembali keluar dari dalam kamarnya dan berteriak memanggil anak buah nya.
" kalian kemana saja hah, apa kalian tidak tau gadis itu telah kabur! " tukas Ardan dengan penuh amarah.
" maaf Tuan kami tidak tau kalau Nona telah kabur " jawab anak buahnya dengan wajah ketakutan.
" ck.. cari dia, bawa dia kemari jika kalian tidak bisa menemukannya, jangan harap kalian juga datang kemari sebelum gadis itu di temukan, pergilah kalian " sahut Ardan yang sudah sangat marah.
anak buah Ardan segera berlari berhamburan menuju luar Villa untuk mencari keberadan Arin saat ini.
namun di sisi lain Arin yang masih berjalan entah kemana, dan kini berhenti di sebuah taman yang tidak jauh dari sebuah gedung perkantoran.
Arin duduk di salah satu bangku taman dan sembari menatap langit langit malam, namun tanpa sadar airmatanya mengalir di kedua pipihnya, Arin menangis dalam keheningan yang kini menyelimuti dirinya.
Deg...
sebuah sentuhan melayang di pundaknya Arin menatap kearah seseorang yang menyentuhnya Arin seketika menatap kearah seseorang yang kini berada di sampingnya itu, seorang pria yang sangat dia cintai yaitu Roy.
"vArin.. kamu disini? " Tanya Roy yang sedikit bingung keberadaan Arin disana.
Arin memeluk tubuh Roy secara tiba tiba, dan menangis di pelukan pria itu, Roy mendekap tubuh Arin dan mencoba menenangkannya.
" Roy.. Kumohon bawa aku pergi, aku tidak mengenali siapa mereka hiks hiks..." ucap Arin yang masih keadaan menangis di pelukan Roy.
" eng.. Arin...kau tenanglah aku ak.. " seketika perkataan Roy terhenti.
melihat apa yang ada di hadapannya saat ini, Roy menatap keberadaan seseorang dengan tatapan takut, namun alih alih seseorang itu kini beranjak dan menghampiri keberadaan keduanya itu, Namun seketika.
Bruk...
sebuah pukulan kini mendarat di pipi Roy dengan keras dan membuatnya terjatuh ke tanah.
Arin yang melihat Roy terluka ingin beranjak menghampirinya, namun sesuatu mencegahnya dan menarik tangannya
" lepaskan aku... kau tau apa yang kau lakukan, lepaskan aku, Roy hiks.. hiks.." ucap Arin sembari memberontak.
" Ck.. berani beraninya kau Roy, Ingat jangan coba mendekatinya lagi " ujar pria itu yang tak lain Ardan.
" Kalian bawalah dia kemobil, aku akan menghadapinya sendirian disini " timpal Ardan.
Ardan berjalan menghampiri Roy yang masih terdiam mematung di tanah, dan kini mencengkram keras kerah baju Roy dan menatap tajam pria itu.
" Tuan.. kumohon jangan sakiti dia, aku janji akan mengganti uang mu Tuan " ucap Roy kepada Ardan.
" kau pikir sesuatu yang telah kubeli bisa ku jual kembali, Ck.. kau pikir dirimu siapa, dulu gadis itu milikmu, namun sekarang dia miliku, jadi apapun yang ku lakukan itu urusanku " tukas Ardan kepada Roy dengan nada penekanan.
" tidak Tuan.. aku berjanji aku akan mengembalikan uangmu, bagaimana pun caranya " ujar Roy.
bruk...
brukkk..
Ardan menendang keras tubuh Roy hingga kini dirinya kembali tersungkur ke tanah.
" cih... tidak semudah pikiran mu untuk membawa apa yang sudah menjadi hak ku sekarang " ucap Ardan.
sembari berlalu meninggalkan Roy yang masih tergeletak di tanah menahan rasa sakit akibat tendangan dari Ardan.
" Huks.. huks.. hoek.., tidak tidak bisa ku biarkan bagaimanapun caranya aku akan membawa Arin kembali " ucap Roy dengan lirih.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Neneng cinta
msh nyimak....
2023-06-26
0
Aim Zahra Andini
kayakx cerita nya bagus. lanjuuut Thor..
2021-12-03
0
n.tankrnya
sejauh ini, ceritanya seru sih
2021-11-27
0