Gilang merasa bersalah dengan tindakan nya membuat hati Mita terluka,Santi menangis sedih melihat sang putri di perlakukan seperti itu oleh suaminya.
" Kenapa mas bentak Mita, kamu keterlaluan !!" ucap Santi dan meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.
"San... Santi...Sayanggg. " panggil Gilang pada sang istri.
Tuan Pradana melihat kejadian itu tetap memasang wajah datarnya.
" Kenapa sih kamu mengusik keluarga ini Mira , sebaiknya anda keluar dari rumah saya,kalau nggak ada lagi kepentingan dan terima kasih sudah mengantar ayah saya. Jangan coba-coba mengacau di sini...Ingat itu..!! " ucap Gilang menunjuk kearah wajah Mira dengan tatapan tajamnya.
" Mira, tolong kembali ke Jakarta sama Ujang, nanti jika saya akan kembali ke Jakarta saya hubungi Ujang supaya kesini" ucap Tuan Pradana tegas pada Mira.
" Tapi....
" Pergi atau saya hentikan pendanaan atas kamu dan putri mu" ancam kakek Pradana membuat Mira terpaku dan menatap tak percaya pada ayah mertuanya itu.
Tanpa sepatah katapun Mira akhirnya keluar dari kediaman Gilang dengan perasaan kesal karena sikap Gilang yang tak pernah manis padanya dan ancaman Tuan Pradana padanya.
Saat sampai di halaman rumah Gilang terlihat pak Ujang yang duduk santai di bangku teras sambil menikmati kopi.
" Pak Ujang kita kembali ke Jakarta, sekarang!! ucap Mira pada pak Ujang.
Pak Ujang yang mendengar penuturan Mira bingung " Tuan besar gimana,nyonya?" tanya pak Ujang memikirkan sang majikan.
" Kata Tuan Besar nanti kalau dia mau pulang akan kasih tahu pak Ujang" jawab Mira dan masuk kedalam mobil.
Ujang akhirnya mengikuti kata kata Mira untuk kembali ke Jakarta.
Dalam kamar Mita sangat kesal dengan apa yang papanya lakukan padanya. Baru kali ini Mita di bentak oleh sang papa.
" Sialll... kenapa sih, tante Mira selalu buat kacau hidup keluarga ini...nggak puas apa dari dulu dia nggak terima mama jadi bagian keluarga Pradana, dan sekarang seenaknya komentar soal kehidupan kita padahal dia belum tentu sehebat mama " gerutu Mita yang berdiri di depan jendela kamar nya.
Kesal dengan sikap Mira tadi ,membuat Mita mengumpat habis wanita itu,Mita memandang luar kamarnya dan pandangannya terpaku pada Mira yang masuk ke dalam mobil Tuan Pradana.
" Mau kemana nenek lampir itu..,bagus deh.. kalau dia pergi dari sini.. setidaknya dia nggak bisa sembarangan lagi bicara soal mama " gumam Mita menyunggingkan senyum miring saat melihat Mira pergi meninggalkan rumah nya.
Sementara di ruang tamu Papa Gilang dan Tuan Pradana sedang bicara hal yang terlihat penting.
" Ayah kesini mau bicara sesuatu sama kamu juga Santi ,ini soal kelangsungan keluarga Pradana kedepannya" ucap Kakek Pradana terlihat serius pada putranya .
" Maksud nya, maaf Ayah.. Gilang menghormati Ayah dan sangat sayang sama ayah, namun jika Gilang suruh meninggalkan keluarga Gilang itu nggak akan terjadi.. " ucap Papa Gilang memperingatkan sang ayah.
" Kamu dengar dulu apa yang ingin ayah bicarakan pada kalian berdua ,tapi..Ayah ingin minta ijin untuk menginap disini untuk beberapa hari kedepan" ucap Kakek Pradana melihat kearah sang putra
" Kenapa mesti ijin yah, ayah bisa nginep di sini sampai kapanpun dan sekarang Lebih baik Ayah istirahat, Gilang rasa ayah butuh istirahat saat ini..nanti kita bicarakan apa yang ayah maksud tadi ,biar Gilang antar kekamar tamu.. " ucap Papa Gilang yang diangguki Kakek Pradana
Papa Gilang membawa koper yang di bawa Kakek Pradana ke dalam kamar tamu.
Setelah mengantarkan Kakek Pradana istirahat dan menempatkan air minum di nakas kamar, papa Gilang melangkah ke kamarnya dan ingin bersiap untuk sholat Magrib.
Papa Gilang melihat sang istri yang sedang duduk dengan memainkan ponselnya.dengan perlahan Papa Gilang mendekiti sang istri dan duduk di sampingnya.
" Mah... maafin Mira yaa,trus maafin Mas kalau mas kelepasan membentak Mita, nanti jika Mita sudah mulai tenang ,papa yang akan bicara sama Mita, sekarang kita sholat jamaah ..sudah masuk waktu sholat Magrib, tolong ajak Mita yaa.. " kata Papa Gilang bicara dengan lembut pada istrinya.
Pada dasarnya Santi adalah wanita penyabar dan pemaaf itulah yang membuat Gilang jatuh hati pada Santi.
" Iya mas, ayah masih disini kan? "tanya Santi dengan senyumnya.
" Masih, Ayah istirahat di kamar tamu.. " jawab Papa Gilang dan melangkah kedalam kamar mandi
Setelah menyiapkan keperluan sang suami mama Santi keluar kamar dan menuju kamar sang putri.
Tok tok tok
" Mit... Mita... Paramita Ananda..!! " teriak Mama Santi memanggil nama sang putri
Clek
" Mama apa-apaan sih, magrib maaa.. ada apa teriak teriak gitu? "kata Mita yang membuka pintu kamarnya karena mendengar teriakan sang mama.
Santi dan Mita punya sifat yang mirip yaitu, mereka tak gampang mendendam jika sudah meluapkan apa yang dalam benak mereka, setelah itu selesai.
Walaupun hati Mita masih sakit karena bentakan sang papa, Mita juga sadar jika dia pun salah karena bersikap tidak sopan pada sang sang tante yang umurnya lebih tua.
" Sholat jamaah yaa... papa sudah nunggu di mushola" ucap mama Santi dengan lembut membelai rambut sang putri
Mita mengangguk mengiyakan perkataan sang mama.
Tak butuh waktu lama Mita sudah turun ke Mushola kecil yang ada di dalam rumahnya.
Sudah ada sang papa yang sedang berzikir dan sudah memposisikan dirinya sebagai imam.
Mereka bertiga akhinya melaksanakan sholat magrib dengan khusuk dan berdoa bersama.
Setelah selesai dengan sholat Papa Gilang menghentikan Mita saat selesai menyalami tangan sang papa.
" Mita.. " panggil sang papa dengan lembut.
" Yah..ada apa pah? "jawab singkat Mita memandang sang papa.
Papa Gilang menarik lembut tangan sang putri untuk mendekat padanya.
" Papa minta maaf atas kejadian tadi yaa.. pasti kamu marah kan sama papa?" tanya Papa Gilang mengusap kepala putrinya yang masih terbungkus mukena.
" Sedikit lah, abis papa kan nggak pernah ngomong kasar ke Mita atau bentak Mita sebelum nya kan, jadi.. Mita kaget aja papa bisa begitu" ungkap Mita yang masih kesal dengan sang papa
" Oke.. buat anak papa gembira lagi,apa yang bisa papa lakukan buat kamu nggak marah lagi ke papa? "rayu papa Gilang dengan senyuman manisnya menangkupkan kedua telapak tangan nya pada sisi pipi sang putri.
Mita mendengar ucapan sang papa sontak membuat hati Mita bersorak
" Beneran papa mau ngabulin permintaan Mita?" tanya Mita lagi memastikan perkataan sang papa.
" Iya sayang ,apa yang kamu ingin kan? " tanya Papa Gilang sambil memicingkan matanya.Melihat gelagat aneh sang putri.
"Bau baunya bakal ada yang memanfaatkan momment nih?? "sindir mama Santi melirik sang putri,tahu betul akal bulus sang putri.
Namun dasarnya Mita yang anak yang lucknat tak mengindahkan sindiran sang mama
" Aku mau minta ijin sama papa buat ke pesta ulang tahun temen Mita sebentar saja, jam delapan acaranya gimana? " ucap Mita dengan menaik turunkan kedua alisnya.
"Sama siapa kamu pergi? "tanya papa Serius memandang wajah sang putri.
"Papa kayak nggak tau aja ... nggak jauh dari Yash sama Ratih lah pah,kayak nggak tahu anak papa aja..soalnya Mita juga punya misi buat Ratih pah..takut terlambat kalau Mita belum bilang ke Ratih kalau sebenarnya orang yang nembak dia ternyata sudah punya cewe lain.. gitu pah,Mita janji sebelum jam 12 malam Mita sudah di rumah.. gimana?? "terang Mita menerangkan tujuan dia datang.
" Oke, tapi harus tetap hati-hati. " Ucap Sang papa dengan membelai sayang sang putri.
" Oke pah... Mita sayang papa...!! " seru Mita memeluk sang papa dan mencium pipi sang papa membuat Gilang terkekeh dengan kelakuan sang putri.
" Tuh kan mama bilang apa, dasar Markonah lucknat!! "umpat sang mama melihat kelakuan sang putri yang super ajaib baginya
" Aduh mama Markonah.. alias ibu tiri yang kejam, sirik aja... kalau Tuanku Angling Darma sudah mengeluarkan sabdanya, apa boleh buat.. " ucap Mita dengan tanpa dosa membuat sang mama menyentil kening sang putri
Pletak
" Auwwsss... bener-bener deh, Mak Tiri kalau udah jeles sama Markonah begitu..papa lebih baik papa cari istri lagi.. " Mita mengusap keningnya yang terasa sakit dengan perilaku sang mama dan berceloteh ria tetang sang mama, sang papa hanya bisa mengeleng dengan tepok jidat atas ke bar baran dua wanita yang berarti dalam hidupnya
" Enak aja kamu,nyuruh papa yang enggak-enggak,mau mama masukin lagi kamu keperut mama hahh...?!!" teriak Santi dengan menatap tajam putrinya yang sedang mencari perlindungan di balik tubuh sang papa.
Sementara di balik tembok Kakek Pradana mengintip kegaduhan yang disebabkan oleh sang cucu juga sang menantu, senyum simpulnya pun terbit kala melihat interaksi keluarga kecil itu. Sungguh bahagia keluarga kecil itu,ada rasa lega saat melihat kebahagiaan keluarga putranya yang awalnya dia tentang habis-habisan.
Berasambung
Author bukan orang hebat karena itu othor perlu penyemangat dari kalian para readers berikan tanda cinta kalian
like
Vote
Share
Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku suka sikap mu Mita,Kamu itu udah bener, bersikap tegas dan ngebelain keluarga kamu,Jangan mau di tindas,Orang kek Mira gak perlu di hormati,dia bukan keluarga mu,Dia cuman orang luar juga MANTAN keluarga Pradana, Karena SUAMINYA udah meninggal,jadi statusnya cuman ex mantu,.
2024-06-11
0
Qaisaa Nazarudin
Hah puas hati aku..ku pikir Gilang dan sang Kakek ngebelain si ulat bulu..
2024-06-11
0
Febri Ana
aku mampir thor
2023-04-17
0