SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...
TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...
KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
...o0o...
Sesuai dengan perintah Bara, hari ini adalah hari Sabtu yang cerah bertepatan dengan hari ulang tahun Jelita ini. Gadis cantik itu sudah siap dengan satu koper kecil yang akan ia bawa untuk pergi ke Bali.
Tak ada raut senang pada wajahnya, Jelita tampak begitu tegang menunggu kedatangan sang kakak.
Bukan tak senang akan berlibur berdua dengan sang kakak, ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Tapi yang menjadi permasalahan saat ini adalah baju yang di berikan Bara padanya.
Beberapa pasang bikini.
Pipi Jelita memanas seketika, membayangkan ia akan memakai pakaian tak pantas itu di depan Bara. Jangan salahkan badan Jelita yang begitu menggoda di usianya yang masih begitu jika nanti Bara terangsa–
"Kamu udah siap ?"
Suara Bara membuyarkan lamunan Jelita, gadis itu berdiri dari duduknya dan tersenyum kecil ke arah Bara.
"Si–siap kak," jawabnya gugup.
Bara tersenyum miring melihat kegugupan adik angkatnya itu, tanpa menjawab Bara menggenggam erat tangan Jelita, membawa gadis itu keluar dari rumah dan memasuki mobil.
Seperti biasa, Bara membukakan pintu untuk sang adik. Lalu ia memutari mobil untuk memasuki mobil ke bagian kursi kemudi.
Brakk...
Pintu tertutup, mobil itu mulai berjalan keluar dari pekarangan rumah mereka dan menuju Bandara.
"Kenapa kok gak pakai supir kak ?"
Bara tersenyum, tangan kirinya terangkat untuk mengelus paha sang adik. "Gak papa sayang, kakak benar-benar mau berdua aja sama kamu," jawabnya dengan tangan yang masih terus di paha Jelita.
Jelita menelan salivanya susah payah, bayangan cerita Rinda mulai memasuki otaknya.
"Terus nanti mobilnya gimana ? Hilang dong ?" tanyanya.
"Enggak sayang, nanti ada yang jaga. Jadi kita titipin di parkiran Bandara."
Gadis itu tidak menjawab lagi, ia lebih memilih diam menikmati musik yang sudah berputar di radio mobil sembari memejamkan matanya.
Jujur saja, karena kado mengejutkan yang kakaknya kemarin berikan padanya, ia jadi kurang tidur.
Setelah mengendarai mobilnya selama kurang lebih satu jam, mobil Bara memasuki kawasan Bandara Soekarno–Hatta.
Pria memilih lokasi yang strategis untuk memarkirkan mobil kesayangan lalu mematikan mesinnya.
Ia menoleh kesamping melihat adik angkatnya yang tertidur sejak tadi. "Cantik sekali kamu sayang, kakak jadi gak sama tandain kamu jadi milik kakak seutuhnya," ucapnya ambigu.
Cup...
Cup...
Cup...
Tak hentinya Bara mengecup milik adiknya yang sudah menjadi favoritnya sejak beberapa tahun belakangan ini.
"Manis," gumamnya.
...o0o...
Jelita perlahan membuka matanya, saat merasakan guncangan yang teramat sangat menganggu tidurnya.
Seketika matanya membulat saat mengetahui jika dirinya sudah berada di dalam pesawat, ia melirik ke arah kakaknya yang sedari tadi memperhatikannya.
"Sudah bangun, sayang ?" tanyanya dengan senyum kecil.
"Kakak kok gak bangunin aku sih ?"
Mendengar suara adiknya yang kesal itu, Bara memajukan wajahnya untuk mengecup bibir Adiknya untuk yang kesekian kali hari ini.
"Kakak gak tega bangunin kamu, tadi kamu tidurnya pulas banget. Ya sudah kakak gendong sampai ke pesawat."
Jelita mengigit bibir bawahnya, ia sangat yakin jika saat ini wajahnya sudah memerah. Ia memukul pelan dada kakak angkatnya itu.
"Ish kakak!"
Bara tak menjawab ia hanya tersenyum sembari mengelus rambut adiknya dengan sayang.
"Ibu-ibu dan Bapak-bapak, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas. Terima kasih.”
Mendengar pengumuman pramugari yang memberitahukan jika pesawat akan mendarat, Bara dan juga Jelita kembali merapatkan sabuk pengaman mereka.
Bara benar-benar memastikan jika sabuk pengaman milik Jelita benar-benar terpasang benar. Setelah membenarkan sabuk pengamannya, Bara mendekatkan tubuhnya pada badan Jelita lalu mengecek sabuk pengaman milik gadis itu.
Dari jarak yang berdekatan Jelita bisa melihat wajah Bara yang terbentuk dengan sempurna. Hidung yang mancung, rahang yang tegas, rambut yang lebat, dan mmmhh bibir yang teb–
Cup...
"Pasti lagi ngelamun jorok nih!" goda Bara mengecup singkat bbr sang adik, lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Jelita saat mengetahui jika sabuk yang terpasang pada badan adiknya itu sudah melekat sempurna.
"Atas nama The Airlines dan seluruh kru, saya ingin berterima kasih kepada Anda atas ikut sertanya dalam perjalanan ini. Kami berharap bisa berjumpa dengan anda lagi dalam penerbangan dalam kesempatan yang akan datang. Semoga hari Anda menyenangkan!”
Jelita menahan nafasnya sesaat untuk menetralkan detak jantungnya karena ulah kakak gilanya itu!
Untung saja ada pengumuman dari pramugari jadi dia mengontrol dirinya sejenak.
"Enak aja! Kakak tuh yang ngelamun jorok!" desisnya yang membuat tawa Bara pecah.
"Emang lagi ngelamun jorok, ngelamunin kamu pake baju renang..." bisiknya tepat di telinga Jelita.
...o0o...
Bara menggenggam tangan Jelita lembut memasuki sebuah Villa mewah yang sudah ia booking khusus untuk acara ulang tahun adiknya ini.
Melihat Jelita yang tampak begitu mengagumi tempat ini, Bara jadi tersenyum puas. Itu terbukti dari mata gadis itu yang berbinar-binar.
"Kak ini bagus banget tempatnya," pekiknya senang.
Jelita membawa kopernya untuk memasuki bill besar itu, dan lagi-lagi Bara hanya tersenyum saat adiknya itu meninggalkannya sendirian di sini.
"Eh kak, kayaknya ada yang aneh deh..."
"Aneh kenapa ?" tanya Bara berada di belakang Jelita.
Pria itu mengambil koper kecil Jelita dan membawa benda itu ke dalam lemari pakaian.
"Ini kenapa kok kamarnya cuma ada satu sih ?" tanyanya bingung.
Entah mengapa firasat Jelita jadi tak enak, namun gadis cantik itu masih berusaha berfikir positif.
"Emang cuma ada satu sayang."
"Kenapa ?" jawab Jelita cepat. "Udah kayak mau honeymoon tau gak sih kak..."
Bara tertawa kencang seraya memegangi perutnya yang terasa sakit lalu berjalan mendekati adiknya, dan memeluk tubuh s1ntal Jelita dari belakang.
Pria itu memejamkan matanya saat aroma shampoo stroberi menguar pada rambut gadi kecil yang sudah berhasil menempati seluruh kekosongan pada hati Bara.
"Memang Jelita tahu honeymoon itu apa, hm ?"
Jelita menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum lebar. "Hehe gak tahu kak, itu kata yang aku denger dari temen-temen."
"Katanya kalo ketempat romantis terus cuma ada satu cowo sama cewe itu artinya mereka lagi honeymoon!"
Bara mengerutkan pelukannya, saat mendengar jawaban polos adiknya itu. Haruskah Bara memukul teman Jelita yang sukses merusak otak suci adiknya ?
"Gak usah dengar mereka, mana ada honeymoon kakak sama adik. Yang ada itu suami-istri kalo enggak ya pacaran. Emang Jelita mau jadi pacar kakak ?"
Jelita memukul keras tangan Bara yang memeluk pinggangnya itu. "Mustahil!" jawabnya. Sedetik kemudian Bara tersenyum menyeringai.
"Tidak ada yang mustahil bagi Bara Adinata!" batinnya.
"Udah sekarang kamu ganti baju sama baju renang yang kakak kasih buat kamu. Kita renang bareng," bisiknya tepat di telinga sang adik.
Mata Jelita berbinar sembari menganggukkan kepalanya menatap kolam renang yang ada di depannya.
"Iya kak! Sekalian pesan makan ya! Jelita laper!"
...o0o...
GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?
YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....
TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...
BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.
SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰
TERIMA KASIH SEMUANYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo emang niatnya Bara itu tulus iya gak papa, jangan hanya untuk mempermainkan Jelita, Jelita nya yg sok polos banget..ckk
2023-12-24
0
Qaisaa Nazarudin
Harusnya sekarang aja kamu udah nisa curiga dgn tingkah Bara, dia itu pria dewasa sekarang, Saat umur dia 13 tahun aja dia udah pikiran kotor ke kamu, apa lagi sekarang..
2023-12-24
0
Yung
lanjut thor
2022-11-26
1