SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...
TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...
KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
...o0o...
"Hmm....shh....kak Bara jangan gitu, Jelita geli.." gadis itu tak dapat menahan lenguhan saat seseorang yang sedang memangku dirinya tengah meniup belakang telinganya.
Jelita, gadis 23 tahun itu duduk ya tenang menikmati sarapannya karena ulah "kakak angkatnya" yang selalu saja "menggoda" Jelita saat kedua orang tua angkatnya sedang tidak ada di rumah.
Sedangkan Bara, laki-laki berusia 33 tahun itu tersenyum senang saat bisa mendengar kembali suara merdu sang adik angkat yang sudah lama tak ia dengar.
Ya, hari ini adalah yang sudah ia tunggu-tunggu. Kedua orang tua kandung Bara sedang ada perjalanan bisnis keluar negeri. Jadi ia bisa berbuat apapun yang ia suka kepada gadis kecilnya itu. Hadiah ulang tahun yang di berikan oleh kedua orang tuannya saat Bara menginjak usia 10 tahun.
Flashback on...
Tiup lilinnya tiup lilinnya
Tiup lilin ya sekarang juga
Sekarang juga....
Sekarang juga....
Anak-anak komplek perumahan yang di tinggali oleh Bara datang berbondong-bondong ke acara ulang tahun laki-laki tampan yang menginjak usia 14 tahun.
Tentu mereka datang bukan tanpa sebab. Orang tua Bara mengadakan pesta ulang tahun anak tunggal mereka dengan sangat mewah di pekarangan rumah mewah lantai 4 mereka.
Tak hanya mengundang anak dari rekan kerja mereka saja, tapi orang juga mengundang anak-anak komplek yang seumuran dengan Bara.
"Nah, ayo sayang, tiup lilinnya," ucap Fara ibu Bara dengan semangat.
"Satu, dua, tiga..." aba-aba kedua orang tua Bara dengan semangat.
Bara memutar bola matanya malas, selalu saja seperti ini. Setiap ulang tahunnya, Fara–ibu Bara, dan Doddy–Ayah Bara selalu mengadakan pesta ulang tahun yang megah untuknya.
Jika beberapa tahun belakangan ia masih bisa menerima acara seperti ini dengan sedikit senyum. Tapi tidak dengan sekarang.
Bara sudah kelas 2 SMP, ia malu jika mengadakan pesta seperti ini.
Apalagi mata tajam Bara menangkap beberapa orang teman sekelasnya yang sedang berbisik-bisik dengan menghadap kearahnya. Bara sangat yakin jika mereka pasti sedang membicarakannya.
Brakkk...
Bara mendorong kue ulang tahunnya dengan kesal. Ia menatap kedua orangtuanya dengan nyalang.
"Bara sudah besar! Bara bukan anak kecil lagi! Bara gak suka pesta ulang tahun!"
Dada remaja laki-laki itu bergerak naik-turun karena emosi. Tangannya terkepal erat, tanpa sadar ia mengeluarkan air matanya.
"BARA MALU!!!!" teriaknya kencang, setelah puas ia berlari masuk kearah kamarnya meninggalkan kedua orangtuanya yang masih mematung, mencerna apa yang terjadi baru saja.
"Papa, mama...." seorang anak kecil yang tingginya hanya selutut Doddy menarik ujung dress yang saat ini Fara kenakan.
Tersadar dari lamunan mereka, Fara dan Daddy segera menundukkan kepalanya mereka untuk melihat seorang bocah perempuan yang sudah resmi menjadi anak angkat mereka sejak beberapa jam yang lalu.
"Ah iya sayang," jawab Fara tersenyum tipis. Ia mengangkat bocah perempuan itu dan menggendongnya.
"Kamu handle dulu acaranya. Biar aku ke atas dulu nemuin Bara sama Jelita. Aku mau nenangin dia sekalian kasih kenal Jelita sama Bara," bisik Fara di telinga suaminya.
Setelah suaminya setuju dengan idenya, Fara langsung segera berlari kecil menaiki anak tangga rumahnya.
Ia berjalan menuju lantai tiga rumahnya dengan sesekali menjawab pertanyaan Jelita yang tak henti-hentinya bicara.
Maklum saja, diumur 4 tahun, seorang anak memiliki rasa pengetahuan yang tinggi.
"Wah, ini kamar siapa Ma ? Ada Superman..." decak kagum Jelita ucapakan saat berdiri di depan pintu bercat putih dengan poster Hero favorit Bara di depan pintu.
Fara tersenyum sembari mengelus puncak kepala anak angkatnya itu sayang. "Jelita dengerin Mama ya..."
Jelita menganggukkan kepalanya cepat, dengan mata bulatnya yang sesekali berkedip beberapa kali.
"Ini kamar kakak Bara, kakaknya Jelita. Mulai sekarang Jelita harus baik sama kak Bara, harus menuruti semua keinginannya kak Bara tanpa terkecuali, apapun itu Jelita harus nurut."
Sekali lagi Jelita menganggukkan kepalanya pada sang ibu.
"Ingat ya sayang, Mama sama Papa bawa kamu kesini itu hanya untuk menemani kak Bara, jadi Jelita harus buat kak Bara senang. Jangan sampai kak Bara gak suka sama Jelita." Fara menatap dalam mata Jelita, ia sungguh berharap banyak pada gadis kecil ini.
"Sekarang Jelita masuk dan hibur kak Bara, bilang sama dia kalo kak Bara di tungguin Mama sama Papa di bawa. Kalo sampai gagal Mama bakal balikin Jelita ke panti asuhan lagi! Mau balik kesana ?" ancamnya.
Tentu saja Jelita menggelengkan kepalanya cepat. Balik ke panti asuhan, lalu harus tidur berdesak-desakan, dan makan dengan tidak layak lagi. Siapa yang mau ?
Ia sudah suka di sini, rumahnya sangat luas, ada banyak bunga. Dan yang paling penting ada kolam berenang.
Jelita sangat suka air!
"Gak mau Ma! Jelita bakal bawa kak Bara ke bawah!" janjinya.
Fara tersenyum lebar, ia mengelus puncak kepala Jelita sayang. Setelah menurunkan Jelita dari gendongan, ia segera membuka pelan pintu kamar milik Bara itu.
Dengan sedikit kasar, ia mendorong tubuh mungil anak angkatnya untuk masuk ke dalam kamar dan menutup pintu itu kencang.
Brakk...
Mendengar suara pintu miliknya, Bara yang sedang asik bermain ponsel di atas ranjang miliknya, langsung mengalihkan perhatiannya pada sumber suara.
Ia mengerutkan dahinya bingung melihat seorang bocah perempuan yang masuk ke dalam kamarnya.
Dari yang Bara lihat bocah itu terlihat emh....sangat menggemaskan ?
Dress berwarna merah muda yang mengembang pada bagian bawahnya di padukan dengan sepatu kets berwarna putih. Oh, jangan lupakan bando Mickey mouse yang menghiasi kepalanya.
"Cantik sekali, pipinya kenapa warna merah begitu ? Alergi kah ?" batin Bara.
Sementara Fara yang di tatap begitu intens oleh Bara seketika gemetar karena takut dengan mata elang milik kakaknya itu.
Bara melangkahkan kakinya mendekati Jelita, lalu berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis kecil itu.
Tangan Bara terangkat menyentuh pipi Jelita yang kemerah-merahan akibat suhu yang panas.
Lembut. Satu kata yang Bara sebut dalam hati saat menyentuh pipi tembem adiknya.
"Kakak, ayo turun kebawah," ajak Jelita sembari mengedipkan matanya beberapa kali.
Sekuat tenaga Bara menahan senyumnya saat melihat mata bulat gadis itu. Apalagi suara lembut gadis itu rasanya Bara ingin mmhh– memeluknya dengan sangat erat.
Tersadar, Bara mengalihkan pandangannya dari sang adik angkat, lalu menampar pipinya pelan untuk menyadarkan lamunan kotornya.
"Gila Bar! Jangan jadi pedofil!"
"Kamu siapa ?" tanya Bara saat sudah berhasil mengenyahkan pikiran kotornya.
"Aku adik kak Bara, tadi siang baru di jemput Mama di panti," jawabnya lembut. Tangan mungil Jelita menggenggam erat tangan kanan Bara. Menarik sekuat tenaga untuk menuju pintu. "Ayo kak kita ke bawah, kak Bara ulang tahun. Ayo kak ke bawah..." rengeknya.
Sedangkan Bara masih terpaku dengan tangan halus yang menyentuh tangannya. Seperti terasa ada aliran listrik aneh yang menyengat tubuhnya.
"Kakak gak mau!" jawab Bara menggoda Jelita, ia menarik kembali tangannya sehingga tubuh Jelita kini hanya beberapa centi jaraknya dengan Bara.
Mendengar itu sontak mata Jelita berkaca-kaca, ia jadi teringat omongan ibu angkatnya yang mengancam akan mengembalikannya ke panti.
Beberapa detik kemudian tangis Jelita pecah, ia menangis teringat tersiksanya ia di pantai. Sungguh Jelita tak ingin kembali ke sana.
Sementara Bara melototkan matanya terkejut, ia tak menyangka bocah ini akan menangis. Dan entah mengapa mendengar suara tangisan Jelita membuat hatinya sakit.
Segera Bara membawa Jelita kedalam pelukannya. Ia mengusap lembut punggung kecil adiknya itu.
"Ya, baiklah kakak akan turun. Berhentilah menangis!" tangis Jelita berhenti seketika.
Gadis kecil itu melonggarkan pelukannya dan menatap Bara dengan mata berairnya. "Beneran kak ?" tanyanya dengan masih sesegukan.
Cup...
Bara tidak tahan untuk tidak mengecup singkat bibir mungil itu. Dan sialnya lagi bibir itu terasa sangat manis.
"Ayo kita kebawah!" ajak Bara sembari menggendong bocah itu.
Diam-diam Bara tersentuh menyeringai saat menuruni anak tangga. "Main baruku, miliki! Hanya milikku!"
Flashback off...
"Ih kak Bara!" ucap Jelita untuk yang sekian kalinya. "Aku suruh lepas, kenapa jadi senyum-senyum sendiri sih!"
Mendengar suara adiknya yang sudah naik oktaf, Bara tersadar dari lamunannya. Ia tadi sempat teringat hari pertama pertemuannya dengan mainnya ini.
"Kak Bara lepas! Jelita harus berangkat kuliah! Nanti telat!" Jelita menggerakkan tubuhnya brutal di atas pangkuan Bara.
Sementara Bara menahan mati-matian untuk tidak mengeluarkan suara aneh saat tahu jika senjatanya sudah berdiri dengan kokohnya.
"Sial Jelita!" pekiknya menahan nikmat.
Namun Jelita hanya berontak beberapa detik saja, ia terdiam saat merasakan ada benda keras yang menusuk pada tubuhnya.
Jelita tidak tahu ini apa, tadi jantung bocah itu berdetak dengan kencang.
Dengan lancangnya ia menggerakkan lagi pinggulnya untuk merasakan benda keras itu, dan entah mengapa Jelita juga merasakan nikmat seperti yang Bara rasakan.
"Ya, sudah sana berdiri. Nanti terlambat loh!" ucap Bara.
Mendengar itu Jelita sebenarnya tak rela, tapi mau bagaimana lagi. Gadis cantik itu segera berdiri dari pangkuan Bara dan menyalami kakaknya.
"Nanti pulang kuliah, kakak jemput Jelita ya..."
Bara menganggukkan kepalanya singkat. Ia melihat punggung adiknya yang semakin lama semakin menjauh.
Saat Jelita sudah tak terlihat lagi, segera Bara bangkit menuju kamar mandi di dekat dapur.
"Sabar Bar, tunggu Jelita umur 23 tahun. Setelah gadis itu lulus kuliah, aku pastikan Jelita akan menjadi milikku!" batinnya.
...o0o...
KITA MULAI UP LAGI YA...
UDAH GAK AKAN BOLONG-BOLONG LAGI.
OH YA... AKU MAU KASIH TAHU.
JADI CERITA INI BERBAU DEWASA YA JADI KALIAN KALAU BELUM CUKUP UMUR, SILAHKAN SKIP SAJA 😊 👍
GIFT DAN VOTE KAK, BIAR RATU MAKIN SEMANGAT...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok Fara? Fara itu kan mamanya Bara,, Harusnya Jelita dong..
2023-12-24
0
Qaisaa Nazarudin
Niat nya aja udah gak bener...
2023-12-24
0
Wiski zoe
sebelumnya aku jg sdh baca pas ongoing,, tp saat itu jelita 15 thn,, masih smp.. ini kok 23 th sdh kuliah lg.. di revisi ya..?
2022-09-28
1