CHAPTER 2 - HADIAH SPESIAL DARI BARA

SELAMAT MEMBACA SEMUANYA...

TAPI SEBELUM MEMBACA, AKU MINTA KALIAN UNTUK LIKE DAN VOTE DULU YA...

KASIH AUTHOR BINTANG LIMA, BAGI YANG BELUM.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

...o0o...

Jelita dengan fokus mencatat setiap kata yang dikeluarkan oleh dosen yang saat ini sedang menerangkan mata kuliah pada pagi hari ini. Meskipun saat ini adalah jam mata kuliah terakhir, Jelita masih terlihat semangat.

"Jadi gitu ya nak, manusia yang belum mengenal tulisan itu di sebut dengan manusia pra sejarah. Pada masa ini terjadi pada tahun—"

Berbeda dengan teman Jelita yang berada pada barisan depan dan beberapa yang duduk di belakang bangku Jelita yang menghiraukan guru tersebut dan memilih untuk bergosip.

Sesekali Jelita menengokkan kepalanya ke belakang melihat bagaimana asiknya teman-temannya itu bergosip.

"Sumpah deh, gue tadi denger sendiri katanya Clarissa di keluarkan dari sekolah."

"Ha serius ? Kok bisa sih ?" tanya seorang gadis di samping Jelita.

"Hust, jangan bilang-bilang ya." Mereka menganggukkan kepalanya cepat, untuk menjawab pertanyaan temennya itu. "Katanya dia hamil," bisiknya dengan pelan.

Mata Jelita membulat mendengar itu, sedangkan teman-temannya Jelita yang lain menutup mulut mereka terkejut mengetahui fakta itu.

Jelita berusaha sekuat mungkin untuk melanjutkan tulisan tangannya. Tapi kini antensinya sudah beralih pada ketiga orang temannya yang sedang bergosip itu.

Tanpa di sengaja, Jelita melebarkan telinganya untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

"Gak mungkin deh Rin! Clarissa itu ibunya guru ngaji loh. Gak mungkin dia melenceng. Gue dengar-dengar ia juga sebelum masuk SMP dia sempat pesantren dulu," jawab Nisa, teman sebangku Jelita.

"Lah itu buktinya. Gue dengar sendiri pake telinga gue, dia di keluarkan dari sekolah!" ngotot Rinda, ia kesal kenapa teman-teman tak mempercayainya.

"Dan kalian tahu apa ?" tanya Rinda lagi yang di jawab gelengan kepala pelan oleh Nisa dan juga Salsa. "Katanya yang ngehamilin kakak kandungnya sendiri loh..."

Uhuk...

Uhuk...

Tanpa sadar Jelita terbatuk-batuk dengan keras, hingga kini semua sorot mata menatap kearahnya.

"Jelita, kamu kenapa nak ?" tanya dosen paruh baya itu dengan nada khawatir.

Jelita menggigit bibir bawahnya malu, lalu tersenyum kikuk ke arah dosen bertubuh tambun itu. "Maaf Bu, saya tersedak. Silahkan di lanjut lagi bu," jawabnya.

"Sana minum dulu!" titahnya itu lalu melanjutkan materi yang ia bahas.

Segera Jelita meminum bekal airnya lalu berlahan ia membalikkan tubuhnya kearah teman-teman yang sedang bergosip itu.

"Gila lo Ta! Hampir aja kita ketahuan gak nyatet!" ucap Salsa sengit.

Jelita menyegir dengan wajah tak berdosanya. Kini matanya menatap Rinda dengan intens. "Memang bener ya Rin, kalo Clarissa di hamil anak kandungnya sendiri ?"

"Gue berani sumpah! Gue denger sendiri pengakuan Clarissa di ruang dosen pembimbingnya."

"Ih gue jadi ngeri deh! Gak mau lagi gue pake baju-baju seksi kalo di rumah. Bisa-bisa nanti kakak gue malah anuin gue karena terangsang," Nisa bergedik ngeri membayangkan itu.

Sementara Rinda dan juga Salsa setuju dengan ucapan Nisa. "Bener banget Nis! Jangan sampai terjadi yang enggak-enggak. Jadi kesalahan Clarissa sebagai pembelajaran!"

"Lo juga Ta, harus hati-hati kalo di rumah. Secara kan orang tua lo jarang di rumah. Kerjaannya ada di Singapura, lo cuma berdua sama abang lo, jadi gue harap lo bisa jaga diri," peringat Nisa pada teman sebangkunya itu. "Harus ngerti batasan-batasan yang memang gak boleh di sentuh!"

Glek...

Jelita menelan salivanya susah payah, ia hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab wejangan sahabatnya itu.

"Sudah beberapa kali kak Bara cium aku, tapi aku rasa itu hanya biasa saja, tidak lebih. Semoga saja begitu...."

...o0o...

"Eh itu supir gue jemput, gue duluan ya Ta. Lo gak papa kan sendirian ? Apa mau gue temenin dulu, nunggu supir lo jemput ?" tanyanya Rinda.

Di Halte ini hanya ada mereka berdua, karena Salsa dan juga Nisa sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.

Jadilah hanya Jelita dan Rinda yang kini sedang menunggu jemputan di Halte.

"Gak usah Rin, kamu pulang aja. Sebentar lagi jemputan aku dateng," jawabnya dengan senyum kecil.

Rinda menganggukkan kepalanya mengerti lalu segera berpamitan dan masuk ke dalam mobil. Saat mobil Rinda sudah berjalan, tak lama datang mobil hitam yang tampak begitu mahal berhenti di depan Halte.

"Akhirnya..." batin Jelita senang.

Segera ia menaiki mobil milik kakaknya itu dengan senyum sumringah.

"Senang banget kayaknya nih," ucap Bara yang juga ikut tersenyum saat melihat wajah sang adik.

Mobil kini telah melaju meninggalkan halaman sekolah luas milik sang adik. Tak henti-hentinya Bara tersenyum saat mendengar celotehan sang adik yang menceritakan kesehariannya di sekolah.

"Jadi gitu kak, kesel banget deh sama Gita! Udah berapa kali dia copy tugas aku terus!" Jelita mengerucutkan bibirnya kesal.

Kini mereka sudah sampai di pekarangan rumah milik keluarga Adinata. Setelah mematikan mesin, segera Bara melepaskan sabuk pengaman dan mendekati wajah sang adik.

Cup...

Bara mengecup bibir Jelita singkat yang sedang mengerucut itu. Setelahnya ia kembali pada posisinya dan memakai kembali sabuk pengamannya.

"Ih kakak!!" Jelita memukul pelan beberapa kali lengan kiri Bara. Ia berusaha mati-matian untuk tetap tenang meskipun jantungnya kini berdebar dengan sangat kencang.

Semetara Bara hanya tertawa kecil, "udah sana kamu masuk, kakak mau ke kantor Papa dulu. Ada meeting!" ucap Bara lembut.

Jelita menganggukkan kepalanya, lalu melepaskan sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil. Namun saat ia akan keluar, lengannya di tahan oleh Bara.

"Ini buat kamu, di buka di kamar!" ucap Bara yang hanya di angguki oleh Jelita.

Ia masih syok saat Bara mengecup singkat bibirnya. Setelah Bara sudah keluar dari pekarangan rumah, sontak Jelita langsung menjerit sekeras-kerasnya, jantung wanita itu berdegup kencang.

Meskipun ia sering di cium begitu oleh Bara, tapi mengapa yang ini rasanya berbeda. Apalagi saat tadi ia mendengar kabar bahwa Clarissa yang di hamil oleh kakaknya sendiri.

Jelita langsung merinding seketika.

Tak mau berlarut dalam pikirannya, Jelita langsung masuk kedalam rumah untuk memasuki kamarnya, sesekali ia menyapa ramah para maid yang sedang bekerja.

Ceklek....

Ia memasuki kamarnya yang serba pink, yang telah di desain sendiri oleh kakaknya itu. Melempar tas ranselnya ke atas sofa. Dan membuka sepatu secara kasar.

Jelita membuka paper bag yang di berikan oleh Bara. Tangannya mengambil surat dengan amplop berwarna pink dan membukanya.

Untuk adikku tercinta,

Besok adalah hari ulangtahun mu

yang ke–23 tahun.

Karena besok hari weekend

jadi kakak ingin mengajak Jelita

berlibur ke Bali.

Ini kakak belikan Jelita

baju untuk berenang.

Semoga kami suka ya sayang

Oh ya, hari ini kakak gak pulang

Jadi besok pagi kakak mau kamu

sudah bangun yang bersiap untuk ke Bali

Kak Bara.

Mata Jelita berbinar membaca surat dari kakaknya itu. Ah.... kakaknya itu benar-benar memang sangat perhatian kepada Jelita.

Orang tua angkat Jelita memang bekerja di Singapura, dan hanya sesekali pulang ke Indonesia.

Tapi Jelita sama sekali tidak merasa kekurangan kasih sayang, karena ada Bara yang selalu memberikan perhatian lebih kepadanya.

"Ah, kak Bara selalu saja ingat ulang tahun aku. Padahal aku aja lupa ulang tahun kak Bara.." ucap terkekeh geli.

Jelita mengeluarkan sebuah box berwarna merah dari dalam paper bag itu dan membukanya perlahan.

Ia membuka kotak itu dengan senyum lebar, namun saat melihat isinya sontak Jelita menganga tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Sebuah b**kini ?," pekiknya terkejut.

Untuk apa Bara membelikannya bikini ?!?!?!

...o0o...

GIMANA ? SERU GAK CHAPTER HARI INI ?

YUK LANGSUNG NEXT KE CHAPTER SELANJUTNYA....

TAPI SEBELUMNYA JANGAN LUPA MASUKKAN CERITA INI KE FAVORIT YA...

BANTU AUTHOR VOTE+KOMEN+LIKE.

SUPAYA AKU LEBIH SEMANGAT NULISNYA 🥰

TERIMA KASIH SEMUANYA

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bukan halaman sekolah thor,tapi kampus, Bingung kan jadi aku bacanya...

2023-12-24

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Biasa bagi mu Jelita,Tapi bukan bagi Bara, Masa iya umur udah 23 tahun polos banget kek gak tau papa yg kek gitu,Hadeeuuh..🤦🤦

2023-12-24

0

Yung

Yung

suka thor cerita nya tapi bikin sesak

2022-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 CHAPTER 1 - MENDAPATKAN MAINAN BARU
3 CHAPTER 2 - HADIAH SPESIAL DARI BARA
4 CHAPTER 3 - KE BALI
5 CHAPTER 4 - BALI 2
6 CHAPTER 5 – CUMA MAU JELITA!
7 CHAPTER 6 – BANTU ?
8 CHAPTER 7 – MODUS BARA
9 CHAPTER 8 – PILIHAN UNTUK BARA
10 CHAPTER 9 – CEMBURUNYA BARA
11 CHAPTER 10 - BARA PEMBOHONG
12 CHAPTER 11 - SEMAKIN GILA
13 CHAPTER 12 - MATA-MATA ?
14 CHAPTER 13 - TAKUT TERBONGKAR
15 CHAPTER 14 - BERTEMU BARA
16 CHAPTER 15 - MENGATAKAN KEJUJURAN
17 CHAPTER 16 - BARA YANG LICIK
18 CHAPTER 17 – HANCUR SUDAH!
19 CHAPTER 18 - HANCUR SUDAH MASA DEPAN
20 CHAPTER 19 - HUKUMAN DARI PAPA
21 CHAPTER 20 - MENCARI KERJA ?
22 CHAPTER 21 - SALING MENGANCAM
23 CHAPTER 22 - BEKERJA DI PERUSAHAAN KELUARGA ?
24 CHAPTER 23 - KENYATAAN YANG MENYAKITKAN
25 CHAPTER 24 - LULUS
26 CHAPTER 25 - KABAR BAIK ? MIMPI BURUK ?
27 CHAPTER 26 - MELAHIRKAN BAYI TAMPAN
28 CHAPTER 27 - BERTEMU KAKEK DAN NENEK
29 CHAPTER 28 - PERJANJIAN
30 CHAPTER 29 – PERUBAHAN JELITA
31 CHAPTER 30 - JUST LIKE HAPPY FAMILY
32 CHAPTER 31 - RENCANA ?
33 CHAPTER 32 - PERATURAN BARU
34 CHAPTER 33 - HARUS KUAT
35 CHAPTER 34 - TRAGEDI
36 CHAPTER 35 - BERTAHAN
37 CHAPTER 36 - STALKER
38 CHAPTER 37 - PARTY
39 CHAPTER 38 - WAWANCARA
40 CHAPTER 39 - MEREKA SIAPA ?
41 CHAPTER 40 - RAISA ?
42 CHAPTER 41 - HADES+JELITA BARA+RAISA
43 CHAPTER 42 - MARAH ?
44 CHAPTER 43 - CLUB
45 CHAPTER 44 - KEPUTUSAN HADES DAN JELITA
46 CHAPTER 45 - ANGKUH
47 CHAPTER 46 - ADA YANG PANAS TAPI BUKAN KOMPOR
48 CHAPTER 47 - JELITA x RAISA
49 CHAPTER 48 - MENYERAH ?
50 CHAPTER 49 - FINAL BARA
51 CHAPTER 50 - ULANG TAHUN
52 CHAPTER 51 – CEO BARU ?
53 CHAPTER 52 - PENGGODA HANDAL
54 CHAPTER 53 - AMAN....
55 CHAPTER 54 - TENANG! AMAN!
56 CHAPTER 55 - AKIBAT MENGGODA SUAMI
57 CHAPTER 56 - WANGI PANDAN
58 CHAPTER 57 - HYPOCRITE
59 CHAPTER 58 - HASUTAN ?
60 CHAPTER 59 - APART
61 CHAPTER 60 - APART (2)
62 CHAPTER 61 - MAAF
63 CHAPTER 62 - DUA ANCAMAN
64 CHAPTER 63 - JANGAN IKUT CAMPUR
65 CHAPTER 64 - BEKERJA
66 CHAPTER 65 - HARUS PERCAYA SIAPA ?
67 CHAPTER 66 - HAMPIR....
68 CHAPTER 67 - AIR MATA
69 CHAPTER 68 - AYO IKUT
70 END
71 Extra Part
Episodes

Updated 71 Episodes

1
PROLOG
2
CHAPTER 1 - MENDAPATKAN MAINAN BARU
3
CHAPTER 2 - HADIAH SPESIAL DARI BARA
4
CHAPTER 3 - KE BALI
5
CHAPTER 4 - BALI 2
6
CHAPTER 5 – CUMA MAU JELITA!
7
CHAPTER 6 – BANTU ?
8
CHAPTER 7 – MODUS BARA
9
CHAPTER 8 – PILIHAN UNTUK BARA
10
CHAPTER 9 – CEMBURUNYA BARA
11
CHAPTER 10 - BARA PEMBOHONG
12
CHAPTER 11 - SEMAKIN GILA
13
CHAPTER 12 - MATA-MATA ?
14
CHAPTER 13 - TAKUT TERBONGKAR
15
CHAPTER 14 - BERTEMU BARA
16
CHAPTER 15 - MENGATAKAN KEJUJURAN
17
CHAPTER 16 - BARA YANG LICIK
18
CHAPTER 17 – HANCUR SUDAH!
19
CHAPTER 18 - HANCUR SUDAH MASA DEPAN
20
CHAPTER 19 - HUKUMAN DARI PAPA
21
CHAPTER 20 - MENCARI KERJA ?
22
CHAPTER 21 - SALING MENGANCAM
23
CHAPTER 22 - BEKERJA DI PERUSAHAAN KELUARGA ?
24
CHAPTER 23 - KENYATAAN YANG MENYAKITKAN
25
CHAPTER 24 - LULUS
26
CHAPTER 25 - KABAR BAIK ? MIMPI BURUK ?
27
CHAPTER 26 - MELAHIRKAN BAYI TAMPAN
28
CHAPTER 27 - BERTEMU KAKEK DAN NENEK
29
CHAPTER 28 - PERJANJIAN
30
CHAPTER 29 – PERUBAHAN JELITA
31
CHAPTER 30 - JUST LIKE HAPPY FAMILY
32
CHAPTER 31 - RENCANA ?
33
CHAPTER 32 - PERATURAN BARU
34
CHAPTER 33 - HARUS KUAT
35
CHAPTER 34 - TRAGEDI
36
CHAPTER 35 - BERTAHAN
37
CHAPTER 36 - STALKER
38
CHAPTER 37 - PARTY
39
CHAPTER 38 - WAWANCARA
40
CHAPTER 39 - MEREKA SIAPA ?
41
CHAPTER 40 - RAISA ?
42
CHAPTER 41 - HADES+JELITA BARA+RAISA
43
CHAPTER 42 - MARAH ?
44
CHAPTER 43 - CLUB
45
CHAPTER 44 - KEPUTUSAN HADES DAN JELITA
46
CHAPTER 45 - ANGKUH
47
CHAPTER 46 - ADA YANG PANAS TAPI BUKAN KOMPOR
48
CHAPTER 47 - JELITA x RAISA
49
CHAPTER 48 - MENYERAH ?
50
CHAPTER 49 - FINAL BARA
51
CHAPTER 50 - ULANG TAHUN
52
CHAPTER 51 – CEO BARU ?
53
CHAPTER 52 - PENGGODA HANDAL
54
CHAPTER 53 - AMAN....
55
CHAPTER 54 - TENANG! AMAN!
56
CHAPTER 55 - AKIBAT MENGGODA SUAMI
57
CHAPTER 56 - WANGI PANDAN
58
CHAPTER 57 - HYPOCRITE
59
CHAPTER 58 - HASUTAN ?
60
CHAPTER 59 - APART
61
CHAPTER 60 - APART (2)
62
CHAPTER 61 - MAAF
63
CHAPTER 62 - DUA ANCAMAN
64
CHAPTER 63 - JANGAN IKUT CAMPUR
65
CHAPTER 64 - BEKERJA
66
CHAPTER 65 - HARUS PERCAYA SIAPA ?
67
CHAPTER 66 - HAMPIR....
68
CHAPTER 67 - AIR MATA
69
CHAPTER 68 - AYO IKUT
70
END
71
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!