Ingin memiliki cucu

Di kota Bandung...

Gus Arga sedang mengajar santri putra dan santri putri di masjid. Dia mengajar mereka semua dengan sangat telaten dan serius.

Walaupun pesantren milik abi Misbah tidak terlalu besar, tetapi ada banyak santri yang menimba ilmu di pesantren Darussalam tersebut dan tempatnya juga di bangun tidak mewah. Hal ini dilakukan oleh abi Misbah agar para santri bisa terbiasa hidup sederhana, sebenarnya ada banyak santriwan dan santriwati dari kalangan orang punya.

Jika mereka hidup dipesantren Darussalam harus benar-benar hidup dengan sederhana.

Abi Misbah juga membangun masjid dan pesantren itu melalui hasil jerih payahnya sendiri tetapi ada juga sodaqoh dari orang-orang yang dermawan.

Gus Arga mengajar santri putra dan santri putir hanya samapi jam 9 malam, biasanya dia akan mengajar samapi jam 11 malam, tapi itu dialakukan jika gus Arka ada.

Gus Arga masih menjelaskan tentang pengajian malam ini pada semua santri putra dan putri yang hadir di dalam masjid tersebut.

"Jadi Mbak, kang, saya ingatkan lagi sebelum pembelajaran saya tutup. Kita harus memiliki tata kerama terhadap sesama janggan pernah menilai orang lain dari luarnya saja, karena belum tentu kamu lebih baik dari pada orang yang kamu bicarakan yang membedakan manusia di mata Allah itu hanyalah Ketaqwaannya sampai sini semua paham!" jelas gus Arga dia sebentar lagi akan menutup pembelajaran untuk malam ini.

"Paham gus." Jawab santri putra dan putri kompak.

"Ada yang mau bertanya sebelum saya tutup?"

Gus Arga memperhatikan para santri dari ujung hingga ujung lagi, dia paling senang, jika banyak para santri yang bertanya apa lagi perihal ilmu, jadi setiap gus Arga mengisi mereka pasti dia akan selalu meminta para santri untuk bertanya dan jika benar ada yang bertanya gus Arga akan menjelaskan semuanya dengan detail dan senang hati.

"Tidak gus!" para santri menjawab hampir serentak, tapi ada juga yang tidak menjawab, kadang banyak yang ingin bertanya tapi mereka tidak berani, jadi kadang pertanyaan itu hanya mereka simpan sendiri-sendiri.

"Saya Gus mau bertanya." Seorang santri putri mengangkat tangannya.

"Sihlakan apa yang mau ditanyakan Mbak?"

"Begini gus apa boleh kita melawan Ibu kita jika Ibu kita salah?"

"Pertanyaan yang bagus." Ucap gus Arga senang, karen setidaknya ada yang ingin bertanya tetang pengajian malam ini.

"Baik akan saya jelaskan agar tidak ada yang salah faham jawabanya tidak boleh! kenapa tidak boleh? karena membentak ibu itu dosa jika kamu ingin mengingatkan Ibu kamu maka gunakan cara yang baik-baik. Misalnya ibu kamu belum bisa menerima apa yang kamu samapikan padahal itu baik maka lakukan lagi besok sampai ibu kamu bisa menerima apa yang kamu sampaikan, Insya Allah beliau akan mengerti." Jelas gus Arga. Dia menjelaskan semuanya dengan sangat rinci.

"Sampai sini semua paham kan?"

"Paham gus." Mereka kembali menjawab dengan serentak.

Para santri putra dan putri sangat senang jika yang mengisi kelas mereka gus Arga, karena mereka tidak akan terlalu tegang, bedahalnya jika yang mengisi pengajian mereka gus Arka, berkutik pun sepertinya mereka tidak bisa, karena gus Arka selalu menampakan muka datarnya dan sorot mata yang tajam.

"Kalu begitu sampai sini dulu untuk malam ini saya akhiri, assalamualaikum wr. wb."

"Walaikumsalam wr. wb." Jawab semua santri.

Setelah acara mengaji selesai para santri kembali ke asrama mereka masing-masing.

Saat ini Arga juga sudah berkumpul dengan abi dan uminya di ruang keluarga. Setelah pulang dari masjid mengisi acara ngaji para santri tadi.

"Mas sini duduk di depan Abi, Abi sama Umi mau bicara sama kamu." Ucap abi Misbah setelah gus Arga masuk. Dengan segera gus Arga mendekati umi dan abinya itu.

"Kenapa Abi? kayaknya serius banget." Tanya gus Arga sambil duduk didekat kedua orang tuanya.

"Begini Nak Umi mu ini sama abi pengen punya cucu." Ucap umi Rika to the point.

"Jadi kamu kapan mau nikah?"

Arga yang ditanya seperti itu pun hanya mengaruk tengku nya yang tiba-tiba gatal.

"Begini Umi, Abi, Arga pasti mau nikah tapi gak sekarang, lagian juga kan Arga masih kuliah, Arga belum mikir sampek situ, Arga juga ngerasa belum pantes untuk berumah tangga." Ucap gus Arga hati-hati, dia tidak ingin mengecewakan umi dan abinya.

"Iya gak papa Ar umi sama Abi ngerti, maaf kalau umi sama abi terlalu maksa." Umi Rika menjawab tidak enak hati.

"Gak kok Umi, insya Allah nanti kalau Arga udah ada calonnya langsung Arga lamar tapi untuk sekarang belum." Jelas gus Arga.

"Iya Ar kamu yang tau mana yang baik untuk mu tapi ingat janggan lupa sholat istikhoroh."

"Nggeh abi, makasih nasihatnya."

"Ar kapan kalain berdua wisuda?" tanya umi Rika memgalihkan topik.

"Arga tiga bulan lagi Umi. Tapi kalau Arka lima bulan lagi, katanya dia gak mau wisuda bareng nanti susah buat Umi sama Abi bagi waktunya."

"Kalau itu terserah kalain berdua Nak asalakan baik aja. Kalian atur saja gimana." Jawab abi Misbah.

Mereka masih terus mengobrol biasanya gus Arka juga ada disitu untuk bercerita bersama abi, umi dan kembarannya, tapi saat ini dia sedang berada di kota Malang.

Gus Arga heran kenapa abi dan uminya tiba-tiba saja menanyakan perihal menikah, memikirkan saja dia belum pernah apalagi akan menikah.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

kenapa panggil lek? kayak sama pakleknya aja

2023-04-01

1

Memyr 67

Memyr 67

hahah telatan. ustadz suka telat ya?

2023-04-01

0

Supriyati Hafizah

Supriyati Hafizah

tulisannya yang bener dong biar enak dibaca.

2023-03-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!