Pengajian

Hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga besar pondok pesantren Al-hidayah akhirnya tiba. Dimana hari ini kiyai Mansur akan meresmikan pondok pesantren putra dan satu sekolahan yang baru saja selesai dibangun.

Gus Dika  putra satu-satunya kyai Mansur pun pulang dari Turki untuk menghadiri acara besar yang digelar di pesantren abahnya.

Hari ini juga gus Arka harus menyiapkan mental, pasalnya walaupun dia sering mengisi kajian di Bandung. Tapi hari untuk pertama kalinya dia mengisi kajian di kota, biasanya dia hanya mengisi di desa-desa kecil. Berbeda dengan kembarannya  gus Arga yang sudah biasa mengisi pengajian di kota.

Bahkan sampai ke kota Aceh pun gus Arga sudah pernah. Bukanya umi Rika dan abi Misbah melarang gus Arka untuk mengisi kajian di kota, akan tetapi memang gus Arka yang malas untuk perginya. Ini saja jika  kembarannya itu tidak sibuk mana mungkin gus Arka mau, juga kalau bukan paksaan dari uminya dia tidak akan mau.

Saat ini sebuah lantunan ayat suci Al-quran terdengar sangat indah, kala dilantunkan oleh putri dari kyai Mansur semua orang mendengarkannya dengan sangat menghayati.

"Masya Allah." Ucap semua orang setelah ning Aqila selesai melantunkan ayat suci Al-quran.

Di Tempat itu sekarang sudah seperti lautan manusia. Banyak sekali tamu yang hadir, untuk mengikuti acara peresmian ini, apalagi wali murid dari para santri hampir semuanya hadir disitu. Ditambah acara ini terbuka untuk semua orang.

Saatnya gus Arga yang akan mengisi acara ceramah semua undangan sudah menanti sedari tadi ingin mendengarkan ceramah dari seorang ustadz mudah. Yang berasal dari kota Bandung itu.

"Aduhh, gimana nih kalau misalnya mengecewakan? kan belum terbiasa gak kayak Mas Arga." Ucap Arka gugup.

Entahlah, dia sendiri merasa kurang pede, apa lagi ini untuk pertama kalinya berhadapan langsung dengan beribu-ribu orang ditambah, di tempat itu banyak sekali para ustadz yang melebihi dirinya.

"Berdoa saja Mas serahkan semua sama Gusti Allah." Ucap Dimas memberi semangat pada gus Arka.

Dimas dapat melihat dari sorot mata gus Arka yang dia yakini pasti gus Arka sedang gugup sekali. Sebenarnya Dimas ingin tertawa, melihat gus Arka jadi segugup sekarang ini, karena hari ini untuk pertama kalinya. Dimas melihat gus Arka yang selalu menampakan muka datar, tiba-tiba saja menjadi cemas, gugup.

"Pasti Mas bisa." Ucapnya lagi.

"Amiin, Bismillahirohmanirohim Ya Allah semoga aku bisa mengisi ceramah ini dengan lancar atas izin Engkau." Doa gus Arka dan di Amiinkan olehnya juga Dimas.

"Assalamualaikum Wr. Wb." Sapa gus Arka yang saat sudah ada di atas panggung dan menegang mic. Setelah dipersilahkan oleh Mc

"Waalaikumsalam Wr. Wb." Jawab mereka semua yang berada di tempat itu dengan serentak.

"Karena ini pembukaan tentang pesantren dan sekolah, pasti ada sangkutannya denga ilmu. Untuk apa pesanteren ini dibuka? kalau bukan untuk memberikan orang-orang diluar sana menuntut ilmu. Ilmu sangat penting bagi umat Manusia." Tutur  gus Arka untuk mengawali ceramahnya.

Dia sekuat tenaganya menahan rasa gugup yang saat ini sedang menguasai dirinya. Beruntungnya gus Arka bisa melakukan hal tersebut, buktinya dia dapat berbicara dengan lancar tanpa adanya hambatan, karena rasa gugup yang ada pada dirinya.

"Seperti perintah Allah Swt dalam Firmannya."

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya," (Q.S. al-‘Alaq/96:1-5).

Dari ayat tersebut ada beberapa kata yang menguatkan perintah belajar dan menuntut ilmu yakni 'Bacalah', 'Yang mengajar dengan pena', 'Mengajarkan apa yang tidak diketahui'..

Juga hukum menuntut ilmu itu ada yang sudah disebutkan dalam  satu hadis riwayat Ibnu Majah, Menuntut ilmu hukumnya ada yang mengatakan fardhu ain dan fardhu kifayah.

Fardhu ain adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk mengerjakannya. Sedangkan fardhu kifayah apabila salah satu sudah mengerjakan maka gugur kewajibannya bagi yang lain.

"Jadi disini menuntut ilmu itu perlu, menuntut ilmu itu tidak ada habisnya karena kita awal menuntut ilmu dari kita lahir sampai kita ke liang lahat baruslah kita bisa diucapkan selesai menuntut ilmu."

Akan tetapi kadang orang yang berilmu juga  kurang pandai maksudnya kurang pandai disini. Orang yang berilmu belum tentu beradab sedangkan orang yang beradab sudah jelas dia berilmu.

"Jadi maksud saya. Janganlah kita hanya berilmu akan tetapi kita juga harus memiliki adab yang baik. Baiklah mungkin hanya ini yang bisa saya ucapkan kurang dan lebihnya saya mohon maaf,  karena saya juga disini masih dalam tahap belajar." Tutur gus Arka Panjang lebar.

Dia menjelaskan dengan asyik dan dapat dicerna dengan cepat. Metode yang gus Arka pakai sangatlah sempurna, karena hampir semua tamu bisa memahami penjelasan yang diberikan oleh gus Arka.

"Jika ada yang kurang tepat mohon untuk kyai Mansur membimbing saya. Saya akhiri, Assalamualaikum Wr. Wb." Ucap Arka mengakhiri ceramahnya.

Saat turun dari panggung gus Arka benar-benar merasa lega, dia hanya berharap apa yang dia sampaikan barusan tidak membuat para tamu undangan itu kecewa, semoga mereka dapat menangkapnya dengan mudah.

"Waalaikumsalam wr. wb." Semua undangan menjawab salam gus Arga secara bersama.

Acara yang diadakan oleh pondok pesantren Al-hidayah ini benar-benar meriah. Tapi walaupun acara ini meriah mereka bukan hanya mendapatkan kemeriahannya saja, tapi juga mereka mendapatkan ilmu baru, teman baru bahkan pengalaman baru.

Terpopuler

Comments

azmalia

azmalia

wah kajian online ni, padahal di sekolah lagi belajar tentang ilmu juga

2021-11-30

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!