Ara bangun pertama kali, dia tersenyum mengingat saat ini dia sudah jadi istri adnan..
Mia meraba wajah tampan suaminya.. rasanya masih seperti mimpi. Mereka berpacaran dari zaman KKN kuliah walaupun mia sangat sibuk mengurus koas dan praktek meyelesaikan study dokternya . adnan selalu ada di sampingnya.
ara bergerak pelan.. supaya tidak membangunkan suaminya. dia mandi terlebih dahulu.
Mia turun..
"Nyonya.."
"Panggil ara saja bi, apa yang bisa ara bantu?"
"Jangan nyonya.. nanti tuan marah, ini memang tugas kami" jawab bibi
"Tidak apa apa.. ara bantu saja bi, ara suka memasak.. lagian ara bosan" ara tetap mendekat dan membantu apa yang bisa dia kerjakan.
"Nyonya sangat ramah dan baik" batin bibi tersenyum.
Ara membantu bibi sambil mereka bercerita cerita ringan..
"Jadi nyonya dokter?" tanya bibi baru tau
"Iya bi.. gak keliatan ya" canda mia membuat bibi salah tingkah.
"Bukan begitu nyonya.. bibi kira nyonya model atau bintang iklan.. nyonya sangat cantik" jawab bibi jujur.
ara tergelak mendengar jawaban polos bibi. memang mia memiliki postur tubuh san perawakan yang cantik.. padahal di keluarganya tak ada keturunan campuran.. tapi ara memang sangat cantik khas oriental.
"Bibi bisa saja.." ara kembali membantu bibi mecuci bahan untuk makanan mereka.
***
Ara masih memakain celemek di tubuhnya.. dia masih di dapur.
tapi
Teng nong.. teng mong!
suara bell rumah mengalihkan atensi mereka.
"Biar bibi buka nyonya.."
"Ara saja bi, bibi bisa lanjut.. sebentar yaa" ara membersihkan tangannya dengan masih memakai celemek.
Ara mendekat karna bell tetap berbunyi.
"Iya.. sebentar" jawab ara membuka pintu.
"Mohon maaf dengan siapa yaa?" tanya ara sopan.. perempuan yang terlihat memakai baju ngepas sehingga perutnya sedikit kelihatan buncit.. tepatnya hamil. tapi belum besar.
ara melihat penampilan perempuan itu dari atas sampai bawah.. itu bukan keluarga adnan.. kemarin tidak ada. pikir ara.
"Cari siapa ya mbak?" tanya ara lagi tak kalah sopan.
Perempuan itu menatap sinis ke arah ara yang memakai celemek.
"Kamu cocok memakai itu" sindirnya membuat ara bingung. apa maksudnya.
"Saya mau ketemu adnan.." ucapnya sombong, dia langsung berjalan masuk tanpa di suruh.
"Mbak siapa nya adnan..?" tanya ara masih lembut walaupun dia kesal karna tamu ini tidak ada sopannya langsung duduk bak seorang nyonya.
"Adnan belum cerita kalau aku kekasihnya?" sinis perempuan itu santai
Deg!
Ara hampir terjatuh mendengarnya.. tapi ara berusaha tenang.. adnan belum turun. dia harus memastikannya.
"Jangan bercanda mbak" jawab ara terkekeh.. dia kira perempuan itu bercanda.
"Saya tidak bercanda.. kau kira aku begini karna siapa?? aku hamil anak adnan!" pekik nya.
Prang!
Ara syok.. tak sengaja dia menyenggol vas bunga karna gerakannya yang kaget. hingga menimbulkan atensi seisi rumah.
Ara merasakan jantungnya sakit.. dia tidak percaya. adnan tidak mungkin mengkhianatinya. dia percaya pada adnan.
"Kalau tidak percaya tanya saja.. kalau bukan karna kamu aku yang harusnya istri pertama. tapi gara gara kamu, adnan hanya menjanjikan aku jadi istri kedua" gerutu Raina kesal.
Nafas ara hampir copot. dia tak bisa berfikir jernih sekarang. dia tidak tau akan ada hal gila seperti ini di depan matanya.
Raina..
adalah perempuan yang menjadi pelampiasan adnan karna selama berpacaran ara sama sekali membatasi dirinya hanya berpelukan dan berciuman saja.. itu pun jarang karena jadwal koas dan prakteknya sangat padat.
Raina,
perempuan yang hanya ingin memanfaatkan adnan karna adnan kaya.. dan dia juga beruntung bisa hamil anak adnan.. jadi dia bisa menggunakan kehamilannya sebagai jaminan kehidupannya.
Raina pernah menemui adnan mengatakan bahwa dia hamil anak adnan.
"Apa kau gila? itu pasti bukan anakku" tolak adnan saat itu.
"Ini anakmu.. hanya kamu yang melakukannya dengan ku" ucap raina tinggi
"Aku mau nikahi aku.. aku tidak mau menanggung malu. atau kamu mau aku mengumumkan kepada semua orang bahwa aku hamil anakmu?" ancam raina
"Jangan gila?" teriak adnan frustasi selama ini dia hanya main main dengan raina. karna raina memang bisa memuaskannya.
"Atau kau mau aku mengugurkannya?"
"Diamlah.. aku akan memikirkannya. kau pulang sekarang. aku sedang pusing" usir adnan.
"Aku malu pulang ke rumahku jika belum menikah" kekeh raina semakin mmebuat adnan kesal.
"pergilah. itu alamat apartemnku. aku akan menemui mu. jangan berulah atau aku akan membunuhmu" ucap adnan dingin dan marah pada raina.
Raina tersenyum puas.. dia bisa menikmati fasilitas kekayaan adnan. dia pergi ke apartemen adnan.
.
.
.
"Bi.. tolong panggilkan adnan.." ucap ara lemah. dia bahkan tak punya kekuatan menopang tubuhnya sekarang.
Bibi segera menaiki tangga.. bibi juga kaget dan tak percaya. Padahal tuan dan nyonya nya baru tiba tadi pagi dengan raut bahagia.
tok
tok
tok
"Tuan.. ini saya"
bibi mengetuk ngetuk pintu sampai terdengar suara adnan dari dalam.
Ceklek!
"Ada apa bi?"
"A anu tuan.. di bawah ada tamu tuan" ucap bibi gugup. bibi segera turun karena bingung juga menjelaskannya.
adnan heran ada apa dengan bibi, pikirnya.
Tapi adnan tetap turun ke bawah setelah merapikan dirinya.
adnan turun mencari sosok istrinya dan siapa gerangan tamu nya sore sore begini.
"Sayang.." ucapan adnan terpotong saat dia melihat raina duduk berseberangan dengan ara.
Adnan merasa takut, dan khawatir.. di lihatnya ara yang menatap datar dan kosong padanya. dia tidak tau apa saja yang sudah di ucapkan perempuan di seberang istrinya.
Raina tersenyum menyambut adnan.
"Kenapa kau di sini?" ucap adnan marah ke arah raina.
"Nan.. bisa kau jelaskan semua?" ucap ara menatap adnan penuh kecewa.
"Ra.."
"Aku hamil anaknya" potong raina dengan senyum kemenangan.
"Raina!!!" pekik adnan kesal.
Adnan belum mencari kata kata untuk menjelaskan pada istrinya. lidahnya begitu kelu.. perempuan hamil itu datang tiba tiba ke rumahnya. dan membuat semua hancur.
"Nan.. " ara tak melanjutkan kata katanya dia segera menunduk dan meneteskan airmata.. dia sudah menahan dari tadi. dia ingin mendengar dari suaminya. tapi adnan sama sekali tidak menyanggah bahwa janin di dalam perut perempuan itu adalah miliknya. ara tak berdaya.. semua terasa remuk. badan juga batinnya.
"Ara..." adnan ingi mendekati ara. dia menyentuh ara berusaha menenangkan ara.
"Nan.. tolong jawab jujur, apa benar itu anakmu?" tanya mia melap pipinya dan menepis tangan adnan di lengannya.
"Adnan pradiptaaa!!!" ara untuk pertama kalinya berteriak kencang dan semarah itu pada adnan.
"Ara.."
"Jawab?"
"Maafkan aku ra.. maafkan aku" adnan ingin mendekati ara tapi ara segera menjauh. ara tidak menyangka akan sesakit itu mendengar jawaban singkat dan menjijikkan dari suami yang dia cintai.
suami yang baru menikah dengannya..
Ara tertawa tapi air matanya terus menetes. dia menertawakan dirinya dan takdirnya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments