Resepsi

Acara puncak sedang berlangsung. semua tamu undangan tampak kagum dengan pemeran utama hari ini. ara memakai gaun yang sangat mewah... dan lagi adnan memakai pakaian dengan konsep kerajaan. mereka tampak begitu serasi.

orangtua adnan menerima banyak pujia dari tamu undangan.. menantu mereka sangat cantik. Dokter pula..

"Makasih sayang... akhirnya kamu sudah sah jadi istri aku, rasanya masih seperti mimpi" ujar adnan memeluk ara saat sedang acara dansa ..

"Aku yang lebih makasih nan.. kamu menemani aku dan sabar menunggu aku walaupun jarang bertemu saat koas dulu" jawab ara tulus pada suaminya.

"aku bahagia sekali" adnan snagat mencintai ara.. dia tidak mau melepaskan ara.

"Aku juga"

Di sudut ruangan yang begitu luas itu. banyak orang sangat bersuka cita.. tirut merasakan kebahagiaan dari keluarga pradipta.

Satu mata menatap tajam pada ara dan adnan yang tampak mesra berdansa di sana. semua sorot mata memuja mereka.

Wanita itu menyesap minuman di tangannya dengan senyum misterius.

"Nikmatilah malam ini sayang" gumamnya meletakkan gelas lalu meninggalkan gedung megah itu.

***

"Aaah.. pegal sekali" ujar mia saat semua rangkaian acara selesai. mereka tadi di ajak minum dulu lalu menyapa keluarga besar pradipta dan kerabat lainnya. hingga keluarga ara juga akhirnya sudah kembali ke rumah..

Ara dan adnan sedang dalam kamar pengantin mereka.

"Mau aku pijitin ra?" tawar adnan mendekati ara

"Gak usah deh nan.. aku mau berendam air hangat aja"

"Mau mandi bareng?" goda adnan mengedipkan mata nya sebelah.

"Iih mesuuum" ara langsung bangkit berlalu..

adnan tidak mau memaksa ara. yang penting ara selalu di sisi nya.. dia tau pasti ara akan menyerahkannya padanya.

Ara menetralkan jantungnya di dalam kamar mandi. dia sangat gugup.. apakah dia akan menyerahkan mahkotanya untuk adnan sekarang?

Entah kenapa hati ara sedikit ragu. tidak tau karna apa.

Ara berendam air hangat, merilekskan tubuhnya.. selama satu hari ini menggunakan gaun yang megah dan berat. dia juga banyak gerak hari ini. dia ingin segera tidur.

20 menit kemudian ara sudah keluar dari kamar mandi.

di lihatnya adnan sedang duduk si tepi ranjang. wajahnya sedikit di tekuk.

"Nan.. kenapa? ada masalah?" tanya ara heran, karena adnan seperti memiliki beban menatap ponselnya.

adnan segera menutup ponselnya.. dia tersenyum pada ara.

"Enggal kok.. aku mandi dulu yaa" adnan mengelus kepala ara sebelum berlalu. meninggalkan mia yang kebingungan... tapi ara juga tidak mau lancang mengganggu privasi adnan. mungkin masalah pekerjaan, pikir ara.

Ara merapikan barang barang mereka karena besok pagi mereka akan segera kembali dan pulang ke rumah pradipta.

Ara menunggu adnan selesai.rasanya tidak sopan meninggalkan suaminya di malam pertama.

malam pertama? seketika wajah mia memerah.. apakah sekarang saat nya?

Ceklek!

"Loh.. belum tidur ra?"

"Nungguin kamu nan.." jawab ara mebuat senyum di wajah adnan terbit.

"Kamu pasti ketagihan bobo di pelukanku kan" goda adnan membuat ara mendengus geli.

"Ayo segera tidur, besok kita harus ke rumah papa dulu baru ke rumah mu kan?" tanya mia

"Rumah kita sayang.. sekarang semua milik aku adalah milik kamu"

Adnan membawa mia dalam pelukannya.

Cup

adnan mencium bibir ara sekilas.

"Nan..."

"Tenang aja.. aku tau kamu lelah, kita hanya tidur" bisik adnan mwngeratkan pelukannya pada istrinya.

Adnan berusaha memejamkan mata walau susah.. otaknya saat ini memutar cara, barusan dia menerima pesan dari wanita yang sangat dia hindari.. tapi tidak bisa. karna dia terikat tanggung jawab. adnan bingung bagaimana menjelaskannya pada ara.

Makanya adnan segera mengikat ara dalam pernikahan.. supaya ara tetap jadi miliknya. ara tidak boleh pergi dari nya. katakanlah dia egois.. menginginkan ara tapi juga menginginkan bayi alias calon bayi itu.

.

.

.

Di rumah pradipta.

"Kalian kenapa cepat sekali sih nan? kenapa gak nginap di sini aja beberapa hari sebeum pindah ke rumah mu?" mama adnan protes karna ara dan adnan hanya singgah..

"Maaf ma.. kami akan sering berkunjung, lagian kan kita udah membahas ini jauh jauh hari kalau adnan ingin mendiri dan keluarga kecil adnan" jelas adnan pelan pelan memahamkan sang mama

sedangkan ara hanya diam saja.. dia mengikut kemana suami nya pergi.

"Ma.. biarkan mereka pengantin, butuh waktu berdua" pradipta akhirnya menengahi membuat mama mengalah.

"Yaudah deh.. ara, kamu cuti dulu beberapa hari ini ya.. mama ingin punya banyak cucu" ujar mama tanpa sensor membuat mia malu.

Ara dan adnan akhirnya bisa pindah dengan lancar dari rumah pradipta dengan embel embel cucu.. tentu saja adnan akan menyanggupi itu. dia akan sangat bahagia.

"Ayo turun sayang"

Ara menatap se keliling rumah adnan.. yang juga rumahnya sekarang.

"Waaaah"

"Kamu suka rumahnya?" tanya adnan melihat wajah istrinya.

"Suka nan... ini sangat bagus" ara mengagumi rumah adnan yang minimalis tapi terlihat mewah. tertata rapi dan megah.

Mereka masuk ternyata adnan juga sudah menyiapkan semua termasuk para pelayan dan petugas lainnya. mereka segera membantu membawa barang barang ara dan adnan.

"Taruh di kamar saya pak, nanti biar istri sayang yang susun"

"Baik pak, selamat atas pernikahan bapak dan ibu" ujar mang ali di angguki oleh para pelayan yang menyambut mereka.

"Terimakasih mang.. terima kasih juga semua. tolong jaga istri saja dengan baik" mia malu karna adnan memeluknya di depan semua orang di rumah itu.

"Nan..." adnan hanya tersenyum melirik istrinya

"Perkenalkan saya clara pak buk, panggil saya ara.. tidak perlu terlalu formal. semoga kita bisa cocok yaa" ara yang memang aslinya ramah, membuat orang orang di rumah adnan salut. menjadi istri orang kaya pun.. ara tetap rendah hati dan hangat kepada mereka.

"Kami sudah makan tadi bi dari rumah papa sebelum ke sini.. masaknya untuk nanti saja ya" adnan membawa ara ke kamar nya yang akan menjadi kamar mereka berdua.

"Ayo sayang"

Ceklek!

Ara lagi lagi takjub.. desain kamar adnan tak kalah mewah walaupun warna nya terlalu pria. dan monoton. tapi tak apa.

Ara meneliti tiap sudut.. sepertinya adnan sudah menyediakan semua untuk mereka.. ada meja rias juga dan perlengkapan untuk mereka. semua lengkap.

Ara seakan tak ada lelahnya . dia segera berlalu menuju kamar mandi.

bahkan kamar mandi nya juga seperti kamar mandi hotel, bathup besar dan shower jugaa.

Ini seperti menginap di hotel menurut ara.

Adnan membiarkan istrinya melihat apa saja yang ingin dia lihat.. karna ini kali pertama baginya ke sini.

"Waaaah" ara bahkan tak kalah senangnya saat kaur dari balkon. udara di sana sangat sejuk dan pemandangannya terlihat bagus.

"Udah selesai nyonya lihat lihat nya??"

"Kita mending istirahat sayang, kita butuh energi untuk nanti malam" ujar adnan ambigu.

"Nanti malam??" pekik ara tiba tiba. oiya dia kan belum itu itu.

"Hem.. siapkan diri mu sayang" bisik adnan membuat ara malu.. dia mau tau mau memang harus menyerahkannya untuk adnan. lagi pula ara adalah istrinya. dan. lagi mereka saling mencintai.

"Barang barang kita?" tanya ara teringat barang mereka masih utuh belum di urus

"Nanti saja.. kamu akan di bantu bibi sayang" gemas adnan meraih bibir ara. dia mencium ara lalu memeluknya kembali.

Mereka istirahat. tadi pagi ara bangun cepat karna tak enak membuat keluarga menunggu mereka..

Dua orang pengantin baru itu menyelami mimpi.. saling memeluk di bawah sejuknya suhu AC yang menemani hari ini.

"Aku mencintaimu ara" gumam adnan menghela nafas nya. lalu ikut tertidur.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!