Sesampainya di halaman rumah. Ken keluar dari dalam mobil bersama Tianyfa. Gadis itu berdiri menatap rumah megah, tersungging senyum manis lalu menoleh ke arah Ken dan berjingkrak senang layaknya anak kecil.
"Ayo kita masuk!" Ken menarik tangan Tianyfa lalu mereka berjalan bersama memasuki rumahnya.
Langkah Ken terhenti di ambang pintu. Menatap kedua putranya yang berdiri di hadapannya.
"Ayah, dia siapa?" tanya Galaksi memperhatikan Tianyfa.
"Mulai hari ini Tianyfa istriku. Aku minta kerjasama kalian." Ungkap Ken.
"Apa maksud ayah?" tanya Galaksi lagi, sementara Gerhana hanya diam tidak merespon apapun.
Ken menarik napas panjang, lalu merangkul bahu Tianyfa mendekati kedua putranya. Kemudian Ken menjelaskan alasan dia menikahi Tianyfa kepada mereka berdua.
"Aku tidak mau ibu baru. Aku mau bunda kembali!" seru Galaksi membuat Ken kesal.
"Galaksi, ayah minta kerjasamamu." Tegas Ken.
"Tidak!" sahut Galaksi, lalu beranjak pergi meninggalkan mereka. Ken menoleh ke arah Gerhana.
"Bagaimana dengan kamu?" tanya Ken.
"Terserah ayah. Apapun kemauan ayah, aku ikuti." Jawab Gerhana lalu balik badan, melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya.
Ken menarik napas dalam dalam, lalu memanggil salah satu asisten rumah tangganya untuk mempersiapkan kamar dan keperluan Tianyfa.
Setelah selesai, Ken beristirahat sejenak. Ia memikirkan cara, bagaimana mengatasi kedua orang tua dan putra kembarnya itu.
Sementara Tianyfa berjalan jalan di sekitar ruangan rumah. Lalu ia mendekati pintu kamar Gerhana yang sedikit terbuka.
Kepalanya menyembul, tertawa kecil memperhatikan Gerhana.
"Ssst!" Tianyfa mendesis, kemudian Gerhana menoleh ke arah Tianyfa.
"Masuklah!" sapa Gerhana.
Tianyfa mengangguk, lalu ia berjalan mendekati Gerhana.
"Sedang apa?" tanyanya pelan.
Gerhana tersenyum, menunjukkan sebuah kertas bertuliskan karangan sebuah lagu.
"Aku sedang membuat sebuah lagu." Kata Gerhana tersenyum lebar.
"Kau suka musik?" tanya Tianyfa lagi di akhiri tertawa kecil.
"Kau suka?" tanya Gerhana terlihat sedikit canggung harus memanggil Tianyfa sebutan apa.
Tianyfa mengangguk, lalu menggerakkan kedua tangannya. Berputar dan bersenandung kecil. Awalnya Gerhana merasa canggung dan takut. Tapi melihat Tianyfa bernyanyi sambil berputar, akhirnya ia berdiri dan menggenggam erat kedua tangan Tianyfa. Mereka berdua bersenandung kecil, menyanyikan sebuah lagu dan menari bersama.
"Gerhana!"
Gerhana dan Tianyfa menoleh ke arah suara, nampak Ken berdiri di ambang pintu dengan tatapan marah.
"Ayah tidak suka kau menyanyi, bermain piano atau sejenisnya. Ayah mau kau jadi Dokter!" Ken mengingatkan lagi Gerhana tentang cita cita Ken, memiliki seorang putra menjadi Dokter.
"Tapi, Ayah...?" Gerhana tidak melanjutkan kata katanya. Saat Ken menghampiri mereka berdua, lalu menarik kasar tangan Tianyfa.
"Jangan dekati putraku, kembali masuk kamar!" perintah Ken dengan nada tinggi, membuat Tianyfa ketakutan.
"Ayo ke kamar!" Ken menarik tangan Tianyfa lalu membawanya paksa ke dalam kamarnya.
"Sakit.." Tianyfa meringis mencoba melepaskan cengkraman tangan Ken.
"Kalau kau, berani mendekati putraku dan mempengaruhinya bermain musik. Aku tidak segan segan memukulmu!" Ken mengangkat tangannya untuk menakut nakuti gadis itu.
"Jangan pukul aku!" teriak Tianyfa, lalu jongkok di lantai menutup kedua telinganya. "Tolong jangan sakiti aku lagi.." ucapnya terisak.
Ken terdiam, menurunkan tangannya, memperhatikan gadis itu menangis ketakutan.
"Ya Tuhan, aku lupa kalau dia gila." Gumam Ken pelan. Kemudian ia beranjak pergi dari dalam kamar dan menutup kembali pintu kamar.
"Aku tidak gila..." ucap Tianyfa terisak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nayla Rewinaa
lanjut
2022-01-30
0
FeVey
tyanifa trauma.... bisa aj dia dijebak, agar org lain mengganggap dia gila.
2022-01-19
1
Rachel
🙄🙄🙄🙄
2022-01-10
0