Di rumah sakit jiwa

Galakdi anak yang kuat rasa ingin tahunya, akan ingin mencoba banyak hal, pendirian kuat untuk mengeksplor hal baru seringkali tidak sesuai keinginan orangtua, sehingga Galaksi dianggap berperilaku nakal bagi sebagian teman di sekolah Karena, eksplorasi hal-hal baru ini kerap kali melanggar aturan sosial dan berlawanan dengan kehendak orangtua. 

Bisa jadi, Ken dan teman temannya saja yang belum bisa mengikuti pikiran Galaksi. Secara permukaan, terdapat beberapa kesamaan perilaku antara anak cerdas dan anak nakal; seperti sikap keras kepala, egois, ingin bebas, hingga sulit diatur, berbeda dengan Gerhana.

Ken menarik napas panjang panjang, tangannya sudah gatal ingin sekali menampar wajah Galaksi putranya.

"Kau itu kenapa Galaksi? sudah habis kesabaran menghadapi sikapmu tidak berubah sama sekali. Maumu apa??!" ucap Ken tidak habis pikir, dari cara lembut hingga kasar dudah di lakukan. Namun Galaksi tetap tidak berubah.

"Dan kau!" Menunjuk wajah Gerhana yang tertunduk. "Gonta ganti guru les, tetap saja kau bodoh!!"

"Maafkan aku, ayah...." jawab Gerhana tidak berani mengangkat wajahnya.

"Maaf, maaf! berapa kali kau minta maaf?" tanya Ken suaranya mulai menurun. "Lusa, kakek dan nenek kalian akan datang. Bersikaplah dengan baik, jangan permalukan ayah terus terusan." Pesan Ken.

"Derrtttt!!" suara ponsel milik Ken berbunyi di saku celananya.

"Jangan kemana mana, ayah belum selesai bicara." Ken balik badan, melangkahkan kakinya menjauh dari kedua putranya.

Sepeninggal Ken, Galaksi berdiri dari kursi yang sedari tadi ia duduki.

"Kau mau kemana? jangan pergi dulu. Ayah belum selesai bicara." Kata Gerhana tengadahkan wajahnya menatap Galaksi raut wajahnya terlihat kesal.

"Bukan urusanmu, urus saja dirimu sendiri. Bodoh!" cemooh Galaksi dan berlalu begitu saja.

"Aku tidak bodoh, aku hanya ingin ayah mengerti aku." Gumam Gerhana, lalu berdiri. "Andai aku punya ibu." Gerhana melangkah gontai menuju kamar pribadinya.

Tak lama kemudian, Ken kembali. Namun kedua putranya sudah tidak ada di tempatnya.

"Sudah kuduga." Ucapnya menatap kursi.

***

Di rumah sakit jiwa.

Ken memutuskan untuk menemui Dokter yunita, wanita yang dulu pernah ia cintai. Maksud kedatangannya untuk meminta Dr Yunita menikah dengannya. Selama ini, meski hubungan mereka gagal karena kehadiran Elmira, tetapi hubungan keduanya terjalin erat layaknya sepasang kekasih. Yunita tidak menyimpan dendam terhadap Ken.

"Silahkan duduk." Dr Yunita mempersilahkan Ken duduk di kursi.

"Terima kasih Yu." Kata Ken, lalu duduk di kursi berhadapan dengan Yunita.

"Tumben kau datang ke sini?" tanya Yunita menatap wajah Ken.

"Yu, aku datang kesini untuk mengajakmu menikah." Jawab Ken tanpa ragu ragu mengutarakan maksud kedatangannya dan berharap Yunita menerimanya.

Yunita tersenyum lebar, memainkan balpoin di dagunya. "Maaf Ken, aku tidak bisa. Aku belum siap harus menjadi ibu kedua putramu yang nakal itu."

"Sekali lagi aku bertanya padamu, maukah kau menikah denganku?" tatapnya tajam menanti jawaban yang berbeda dari bibir mungil Yunita.

"Tidak." Tegas Yunita.

Ken menarik napas panjang. menatap kecewa Yunita. Lalu berdiri dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Baiklah." Ken tersenyum samar, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Yunita.

Sepanjang lorong rumah sakit jiwa, Ken berpikir keras harus bagaimana lagi dan pada siapa ia meminta bantuan untuk menyelesaikan masalahnya.

Langkahnya terhenti di ujung lorong, tatapannya lurus ke depan. Memperhatikan seorang gadis bertubuh mungil bertelanjang kaki memeluk boneka harimau yang sudah rusak. Rambutnya tergerai hitam legam, sebagian berantakan menutupi wajahnya.

Dari ujung lorong, Ken bisa mendengar dengan jelas. Seorang wanita paruh baya, berpakaian mahal dan seorang pria di sampingnya. Kalau di lihat dari wajahnya, pria itu seusia Ken.

"Anak saya gila, dia selalu berusaha mencelakai orang rumah." Kata wanita tersebut, kepada salah satu Dokter, di timpali pria muda yang ternyata suami si wanita paruh baya tersebut.

"Saya setiap hari harus mengurungnya, jika tidak. Anak ini akan membunuh saya." Kata pria tersebut. "Sebagai ayah, saya sangat khawatir."

Ken menduga kalau gadis yang memeluk boneka itu adalah putri dari wanita tersebut.

"Cantik cantik gila." Gumam Ken. Kemudian Ken melanjutkan langkahnya, saat berpas pasan dengan gadis itu, Ken melirik bertepatan dengan gadis tersebut menatapnya sendu.

Ken terus berjalan, namun tatapan sendu gadis itu mengusik pikirannya. Ia berhenti melangkah lalu menoleh, menatap gadis itu yang ternyata masih menatapnya dengan tatapan sendu.

Ken menghela napas dalam, lalu melanjutkan kembali langkahnya. Membuka pintu utama rumah sakit. Sempat ia menoleh lagi dan terlihat dengan jelas, gadis itu dengan posisi yang sama.

Terpopuler

Comments

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

semangat

2022-03-20

0

Ade Suryani

Ade Suryani

menarik juga cerita nya semangat thor

2022-02-05

1

Eva Fransiska Eva

Eva Fransiska Eva

AQ penasaran, Berapa umurx ken

2022-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!