Bab 2. Yoona Larasati

Kedua mata Satria Hermawan menyapu setiap sudut ballroom. Mencari siluet tubuh yang begitu ia kagumi. Hingga tatapannya mengunci sosok wanita bergaun merah dengan belahan paha yang tinggi. Ditambah belahan dada yang begitu rendah. Berbanding terbalik dengan Yoona yang memakai gaun berwarna hitam serta berlengan panjang. Satria Hermawan mencebikkan bibirnya, membandingkan penampilan sang kekasih.

"Satria Hermawan! Yoona Larasati! Ah kalian ada disini! Cepat kesana, ada Airi Cyntia dan Lee Anggara Davidson! Kalian harus sedikit lebih dekat dengan mereka!" bisik Xixi. Manager Yoona Larasati. Wanita itu mendapati Yoona sedikit lebih pendiam kali ini.

"Ya, aku akan menghampiri Airi Cyntia. Terima kasih Xixi! Kami pergi dulu!" ucap Satria Hermawan. Pria itu menarik tangan Yoona, hingga sedikit lebih dekat dengan gadis yang dipuja oleh Satria Hermawan.

"Airi Cyntia!" panggil Satria Hermawan pada gadis yang ia puja. Pria itu menarik pinggang ramping milik Yoona. Membawanya mendekati Airi Cyntia. Wanita yang bergincu merah merona dan rambut yang ujungnya ia curly.

"Satria Hermawan?" Airi Cyntia menatap remeh pada  Satria Hermawan. Lalu tatapannya teralihkan pada sosok Yoona yang bak patung manekin.

Wajah yang cantik dengan surai hitam panjang digerai indah, menjuntai hingga pinggulnya. Ditambah polesan make up yang tipis, mampu menambah pesona gadis itu. Satria Hermawan mendapati sorot mata Airi Cyntia yang memindai sosok Yoona. Sudut bibirnya terangkat.

"Perkenalkan, ini Yoona Larasati. Kekasihku. Benar kan, Sayang?" Satria Hermawan bersikap seolah keduanya benar-benar mesra.

"Oh. Cantik. Kalian memang serasi," ejek Airi Cyntia. Tak menerima jika ada yang lebih cantik darinya. Airi Cyntia menyibakkan rambut dengan sombong.

Yoona hanya mematung. Tanpa kata ia tetap berdiri dengan ekspresi datar. Hal itu menarik perhatian seorang pria yang berdiri di samping Airi Cyntia. Pria yang begitu berkuasa di sudut kota Jakarta. Bukan hanya memiliki sebuah perusahaan dengan bisnis yang melejit. Tetapi juga menjadi seorang aktor yang begitu terkenal di seluruh daratan Indonesia. Menatap nyalang pada sosok Yoona yang masih berdiri bak boneka hidup.

Manekin. Ucap Lee Anggara Davidson dalam hati. Seraya menyesap wine dengan santainya.

"Yoona, perkenalkan dia Airi Cyntia! Em, kemudian yang di samping Nona Airi Cyntia ini adalah Tuan Lee!" kata Satria Hermawan dengan penuh kebanggaan.

"Aku istirahat di sana dulu. Maaf, saya sedang tidak enak badan." Yoona membungkuk hormat. Berusaha menghindari semua orang yang membuatnya muak. Kemudian ia berjalan menuju pojok ruangan.

Satria Hermawan menatap punggung Yoona yang menjauh darinya. Tangan terkepal kuat, merasa dihina oleh sikap tidak sopan Yoona.

"Satria Hermawan. Sepertinya Kekasihmu itu, tidak menyukaimu," ejek Airi Cyntia. Menggoyang-goyangkan gelas wine yang ada di tangannya.

"Kekasihmu sangat cantik. Kau akan menyesal, jika tak bisa menjaganya," sela Lee Anggara Davidson. Sorot mata tajam itu menatap punggung milik Yoona.

Kaki Airi Cyntia menghentak lantai marmer saat mendapati Lee Anggara Davidson meninggalkannya. Pergi ke arah yang sama, dengan arah kepergian Yoona. Tingkah Airi Cyntia tak luput dari sorotan Satria Hermawan.

"Nona Airi Cyntia, bagaimana kalau kita bersenang-senang?" bujuk Satria Hermawan.

Seketika Airi Cyntia menoleh. "Gara-gara kau membawa wanita itu, lihat Lee Anggara Davidson meninggalkanku! Kenapa kau membawanya kemari?" tanya Airi Cyntia dengan nada yang ketus.

"Yah, kupikir karena dia kekasihku. Kenapa kau bertanya begitu?" sahut Satria Hermawan santai.

"Kau hanya membuktikan, jika ada yang mengejarmu? Bagaimana kalau kemarin, aku hanya ingin melihat perjuanganmu. Kupikir, malam ini aku akan menerimaku. Tapi sayang, kau sudah memiliki kekasih! Ah sudahlah. Aku pergi!" Airi Cyntia memutar tumitnya dan hendak berlalu. Dengan cepat Satria Hermawan mencekal tangannya.

"Tunggu! Aku akan memutuskan Yoona Larasati, jika kau menerimaku!" ungkap Satria Hermawan.

Airi Cyntia tersenyum. Lalu berbalik. "Kalau kau benar-benar ingin bersamaku. Buktikan! Beri Yoona Larasati pelajaran," ucap Airi Cyntia sembari mencebikkan bibir dan bersedekap di dada. Melihat dua gundukan yang dengan sengaja tertekan oleh tangan yang bersedekap, membuat dua gundukan itu hampir saja keluar dari tempatnya. Sontak saja kedua mata Satria Hermawan membulat.

"Baiklah! Aku akan memberikan pelajaran pada Yoona Larasati. Asal kau setelah acara ini ada waktu untukku!" Satria Hermawan mencolek genit dagu Airi Cyntia.

"Okay! Deal!" Airi Cyntia tersenyum penuh kemenangan.

"Tunggu disini. Aku akan memberimu pertunjukan. Jangan ingkar janji, ya?" Satria Hermawan mengerling nakal. Airi Cyntia Pun membalasnya dengan cakupan jarak jauh. Satria Hermawan Pun pergi dari balik kerumunan orang-orang.

"Yoona Larasati! Jangan harap kau bisa malang melintang di dunia hiburan lagi, setelah kau mengalami kejadian memalukan hari ini. Terlebih ini semua dari kekasihmu sendiri!" Airi Cyntia tersenyum menyeringai.

Seorang pelayan mengantar minuman pada Yoona yang sedang menikmati semilir angin di balkon. Pemandangan malam yang sungguh indah.

"Nona, minuman Anda," kata pelayan tersebut kepada Yoona.

Tentu saja Yoona menerima. "Terima kasih!"

Pelayan tersebut tersenyum. Kemudian berlalu meninggalkan Yoona. Sejenak Yoona menggoyang-goyangkan gelas berisi wine tersebut. Sebelum meminumnya, Yoona merasa mencium ada sesuatu yang ditambahkan.

"Berani sekali!" gumam lirih Yoona. 

Gadis itu memicingkan mata. Dengan sigap, ia membuat seakan-akan meminumnya. Lalu membalikkan tubuhnya, kembali menatap nabastala yang pekat. Membuang isi wine di dalam gelas. 

Aku setidaknya sudah menandai pria tadi. Lihat, bagaimana aku akan melibas kalian! Sepertinya Yoona memiliki banyak musuh. Dasar pemilik tubuh asli ini, benar-benar lemah!

Yoona Larasati memasuki ballroom hotel. Memicingkan mata, memindai setiap orang yang ada di ballroom. Dapat. Pelayan pria yang tadinya memberikannya minum, kini sedang berjalan ke tempat Satria Hermawan. Yoona berdiri di balik tembok. Sedangkan kedua pria itu, berada dalam cahaya yang temaram. Yoona segera mengeluarkan ponselnya.

"Bagaimana?" tanya Satria Hermawan.

"Gadis itu telah meminumnya, Tuan," sahut si pelayan.

"Terima kasih! Ini bayaranmu. Kalian, kemarilah!" nampak Satria Hermawan memanggil 4 pria bertubuh tegap yang berjalan menuju dirinya. "Kalian lihat ini? Dia bernama Yoona Larasati. Aku mau kalian berpura-pura menjadi orang yang pernah membokingnya. Dan kalian juga, setelah itu boleh memakainya. Aku akan membayar kalian mahal. Bagaimana?" bujuk Satria Hermawan.

"Wah, dia cantik sekali!"

"Boleh! Ada bayaran lagi!"

"Tenang saja, Tuan! Beres!"

"Bayaran besar!"

Belum sempat mereka beranjak satu langkah, Yoona melayangkan sebuah tendangan tepat di tubuh Satria Hermawan. Lalu memutar tubuhnya, menarik tangan seseorang yang berada di dekatnya dan membanting tubuh yang dua kali lebih besar dari tubuh mungilnya.

Kemudian dua orang selanjutnya juga mengalami nasib yang sama. Mereka bahkan tersungkur dan terjungkal hingga memasuki ballroom hotel. Membuat kericuhan suasana Variety show tersebut. Semua kamera menyorot pada sosok Yoona.

Merasa belum puas, Yoona menyobek sedikit gaun berwarna hitam itu. Kemudian melesat menggunakan sepatu high heels. Memutar tubuhnya dan menendang seorang pria yang sempat berdiri.

Dua orang pria merasa tak terima. Mereka menyerang Yoona secara bersamaan. Seorang pria mendekap tubuh mungil Yoona dari belakang. Yoona tersenyum. Ini adalah kebahagiaannya setelah ia menjejakkan kakinya di jaman yang entah seperti apa. 

Yoona mengangkat satu kakinya lalu menginjaknya dengan cukup keras di kaki pria yang mendekapnya. Memutar high heelsnya berulang kali. Setelah puas, meninju perut pria itu dengan siku dan terakhir membantingnya sekuat tenaga.

Pria yang satunya melayangkan tinjuan. Yoona berlari dan menginjak tubuh pria yang telah terkapar di lantai. Kemudian bersalto ria di udara. Dan menendang sekuat tenaga, tepat si wajahnya. Yoona mendarat sempurna di lantai marmer. Semua wartawan telah mengabadikan momen tersebut.

"Nona Yoona Larasati! Kenapa Anda membuat keributan? Apa Anda tau, jika Tuan ini adalah Tuan Satria Hermawan?" tanya seorang pembawa acara.

Yoona menyodorkan ponselnya. "Ini. Biarkan semua orang melihatnya. Anda akan tahu apa yang sebenarnya terjadi!"

Dalam keadaan bingung, pembawa acara itu mengikuti perintah Yoona. Membawa ponselnya untuk disambungkan dengan layar monitor besar di depan. Saat video itu diputar, semua orang terlihat terkejut.

"Bagaimana, Tuan Satria Hermawan?" tanya Yoona menginterupsi.

Satria Hermawan hanya mampu menahan rasa sakit di tubuhnya. Lagi, Yoona melayangkan tinjuan ke wajahnya berulang kali. Terakhir membuat Satria Hermawan terjatuh di lantai.

"Untuk harga diriku. Kau tak pantas mendapatkannya. Satria Hermawan, mulai hari ini kau dan aku telah berakhir! Yang ada kedepannya hanyalah dendam karena penghinaan hari ini! Aku, Yoona Larasati. Membuangmu bak sampah yang sepatutnya aku injak!"

Yoona Larasati pun menyibakkan rambutnya. Beban di hatinya sedikit berkurang. Setidaknya malam ini ia telah meluapkan emosi yang bergemuruh di dada.

Yoona Larasati, benar-benar di luar nalar!

Lee Anggara Davidson tersenyum seraya menyesap segelas wine miliknya. Memasukkan satu tangannya di dalam saku. Berdiri dengan sombong dan angkuh. Ya. Kekuasaannya separuh dari kekayaan negara Indonesia. 

Terpopuler

Comments

AbC Home

AbC Home

sebenarnya lebih bagus klo negara dan kota di buat inisial aja.
entah bagaimana ini jd berasa ngk sreg gitu maaf cuman komen tp alur sampe sini ok

2022-10-08

1

R@3f@d lov3😘

R@3f@d lov3😘

menarik 🤨🤨

2022-09-22

0

Emyl Ros Telaumbanua

Emyl Ros Telaumbanua

wah kayaknya ini sangat menarik 😁😁

2022-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!