Bunda juga bukan serang sarjana, bunda tidak lulus sekolah menengah atas. Sebab tidak ada biaya sekolah dari opa dan oma. Bunda terpaksa putus sekolah dengan merawat seorang adiknya yang sekolah.
Oma meninggal dunia duluan dari pada opa, setelah oma meninggal opa menikah lagi dengan wanita lain dengan mempunyai anak perempuan. Bunda mempunyai 2 orang kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Hanya bunda satu-satunya perempuan di keluarga tersebut.
Kakak bunda yang paling besar pergi merantau ke pusat kota dan kekota-kota lain. Sedangkan kakak kedua ikut dengan istrinya tinggal di daerah istrinya. Jadi bunda terpaksa menjaga adik bunda sendiri di rumah.
Disaat adik bunda sudah mulai besar dan tidak mau sekolah lagi. Bunda memutuskan untuk menikah dengan ayah. Sedangkan adik bunda mencari kerja ke kota lain untuk mendapatkan uang.
Saat bunda menikah dengan ayah, bunda membuka kedai di depan rumah dengan menjual hasil perkebunan ayah. Karena perkebunan ayah semakin maju dan kedai bunda juga ikut maju. Bunda dan ayah memutuskan untuk membuka kedai lebih besar lagi sampai tempat menjadi tempat belanjaan terbesar di kota tempat tinggal kita.
Ayah dan bunda siang malam bekerja untuk menghasilkan uang untuk aku dan kakak-kakak aku. Sampai ayah membeli tanah di ibu kota untuk membangun rumah. Rumah yang ada di kampung akan diperbaiki juga dan akan dibuat kantor sama tempat peristirahat.
Tidak hanya di kampung, di kota ayah juga membangun kantor yang dekat dengan rumah. Kantor lebih dulu siap dari pada rumah di kota sebab kantor memang lagi dibutuhkan untuk mengekspor dan impor usaha ayah.
Ketika mbak Raisa selesai kuliah S2-nya, rumah di kota siap di bangun. Mbak Raisa juga memutuskan untuk menikah dengan laki-laki pilihannya. Tapi setelah dia menikah, dia juga tidak tinggal bersama kita melainkan dia tinggal di pusat kota sebab dia dapat kerjaan disana.
Ayah juga sering sakit-sakitan karena sudah lelah bekerja. Tapi ayah masih berulang dari kota ke kampung untuk mengontrol perkebunan. Ayah bukannya tidak percaya pada karyawan tapi ayah memang tidak bisa diam di rumah.
Kalau bisa memutar waktu aku akan lebih memperhatikan kondisi ayah sama bunda. Tapi nasi sudah menjadi bubur, saat itu aku masih kecil dan tidak tahu semua itu. Aku hanya tahu apa yang aku dapat sudah cukup dan ada.
Meskipun apa yang aku butuhkan semuanya terpenuhi tapi aku juga sering pergi ke kebun dari pada mbak dan mas. Sebab mereka berdua sudah sekolah di luar ibu kota dari SMP sampai kuliah. Berbeda dengan aku yang hanya menghabiskan masa kecil aku di perkebunan.
Aku lebih banyak tahu mengenai perkebunan dari pada mereka. Aku juga lebih tahu bagaimana cara bertani yang baik dan menghasilkan tanamana yang bagus. Aku juga banyak dikenal sama semua perkerja ayah dan
bunda.
Tapi aku tidak dikenal oleh teman bisnis ayah dan bunda karena aku lebih suka di kebun. Teman bisnis ayah dan bunda lebih kenal sama mbak dan mas aku.
Suatu hari aku pernah pergi ke ibu kota untuk jalan-jalan bersama teman-teman aku. Aku saat itu sedang duduk di sebuah kafe bersama teman aku. Tiba-tiba ada seseorang yang menanyakan alamat sama kita.
Kita melihat alamat tersebut dan kita tahu bahwa alamat tersebut adalah kampung kita. Jadi mereka bertanya mengenai ayah, bunda, mas, dan mbak. Jadi aku kaget mereka tahu keluarga aku tapi tidak dengan aku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments