Salah Memilih Madu
Mimpi Buruk yang terasa nyata di alami Nafisah malam itu. dia tersentak matanya membulat karena masih memikirkan mimpinya.
"apa arti mimpi tadi?" tanyanya dalam hati
"kenapa terasa nyata?"
"sampai sesakit ini hati ku" gumamnya dalam hati sambil memperhatikan suaminya yang masih tertidur pulas.
waktu menunjukkan pukul 02:55 dengan hati yang masih terasa tersayat ia segera beranjak bangun dan mengambil air wudhu.
di saat bersamaan Bima terbangun melihat Nafisa tengah memakai mukena.
"hendak melakukan tahajud Umi?" tanya Bima
"iya Abi".sahut Nafisa sambil tersenyum manis kepada suaminya
"Abi temenin ya?"
Nafisa hanya tersenyum dan mengangguk.
di dalam doa Nafisa dia menangis sejadinya, meminta ampunnan kepada sang pencipta.
Bima yang sedari tadi memperhatikan Nafisa mulai bingung.
"ada apa dengannya sampai menangis sejadi-jadinya ? tidak biasanya dia seperti ini"bingung dalam pikirannya.
Nafisa pun selesai meminta ampunan kepada yang kuasa, secepatnya Bima melempar pertanyaan.
"Umi kenapa? apa ada masalah? cerita sama Abi" tanya penasaran Bima kepada Nafisa
"tidak ada apa-apa Abi, Umi hanya merasa hati Umi seperti penuh dan sesak,jadinya Umi ingin meminta ampunan kepada Allah supaya hati Umi lega."jawab Nafisa.
hari pun sudah pagi jam menunjukan pukul 06:00
seperti biasanya Nafisa mempersiapkan keperluan suaminya itu, dengan hati yang masih sakit dengan mimpinya semalam membuat Nafisa sedikit tidak bersemangat.
Hal itu pun terlihat oleh Bima. Bima pun menghampiri Nafisa yang sedang duduk di samping ranjang.
"Umi kenapa sebenarnya? biasanya Umi ceria selalu tersenyum,apa ada yang salah sama Abi?"tanya Bima dengan penuh tanda tanya.
"tadi malam Umi bermimpi Abi menggandeng wanita lain sedang Umi memanggil tidak di hiraukan".jawab Nafisa sambil menitikkan air mata.
"itu hanya mimpi Umi tidak usah di fikirkan".jawab Bima
"tapi itu terasa nyata,aku takut Abi akan meninggalkan Umi" timpal Nafisa.
"serahkan semua kepada Allah ya, semoga semua baik-baik saja"jawab Bima sambil memeluk Nafisa.
setelah selesai sarapan Bima berangkat menuju tempat nya bekerja.
Bima adalah seorang guru dan juga pendakwah yang selalu mengisi acara pengajian.
pernikahannya dengan Nafisa sudah berjalan selama 8 tahun tapi selama itu juga mereka belum juga di karuniai seorang anak.
walaupun begitu rasa cinta masing-masing tidak pernah berkurang.
Dengan mimpi Nafisa semalam yang terasa nyata membuat Nafisa takut jika mimpinya akan menjadi nyata.
di sebuah kursi belakang rumah Nafisa melamun sambil memikirkan mimpinya semalam.
Dia tidak tau kenapa hatinya terasa begitu sakit.
Dalam lamunannya tiba-tiba saja perutnya terasa sangat sakit, sangat-sangat sakit sampai dia pun tersungkur di lantai.
Bik Sumi yang melihat Nafisa kesakitan itu pun langsung menolong membantunya duduk di kursi dan segera memberikan minum,karena rasa sakit yang begitu sakitnya membuat Nafisa tidak bisa menahan sakit itu lalu pingsan.
Bik Sumi yang panik langsung menghubungi Bima. Bima yang sedang mengajar di kelas di buat kaget dengan deringan handphone nya.
"ah Umi"gumam dalam hatinya.
segera di angkat panggilan dari Nafisa.
"assalamualaikum Umi..." dengan lembut suara Bima menjawab telepon.
Bima terheran karena yang berbicara Bik Sumi.bukan istri tercinta nya.
Dengan rasa yang masih tidak percaya Bima langsung saja meninggalkan kelas tanpa pamit dengan murid-murid nya.
Sesampainya di rumah Bima langsung menggendong dan membawa Nafisa ke rumah sakit. Rasa di hatinya begitu kalut,dia teringat akan cerita Nafisa tadi pagi tentang mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments