Anasya seorang wanita modern tiba-tiba melintasi waktu dan terjatuh ke dunia novel romansa kerajaan yang ia baca.
Anasya terbangun di tidurnya dan melihat perubahan dirinya juga tempat yang ia tinggali begitu jauh berbeda dengan tempat asalnya.
"Dimana aku?"
"Dimana tempat ini?"
"Hah?!"
Anasya yang baru terbangun dari tidurnya itu sudah kaget akan keadaannya sekarang.
Mula-mula, Anasya beranjak dari ranjang yang asing baginya.
Ia bergegas mencari cermin untuk melihat dirinya yang terasa beda itu.
"Apa-apaan ini?"
"Kenapa aku jadi seperti ini?"
Kekagetannya itu membuat Anasya stress karena tiba-tiba dirinya berubah menjadi orang asing.
"Cayena Aester... bukan kah ini nama tokoh antagonis di novel yang pernah aku baca!"
Ia melihat sapu tangan tergeletak di meja riasan tersebut dan tak sengaja membaca nama yang ada di samping sapu tangan itu. Ia pun memerhatikan ulang dirinya lagi di hadapan cermin.
"Jangan-jangan...."
"Rambut berwarna merah muda panjang nan halus dan juga mata merah seperti permata yang menyala tajam, wajahnya begitu cantik tapi terlihat licik, kulitnya begitu putih dan halus juga, tubuh yang ramping seksi persis seperti karakteristik... 'Cayena Aester' si tokoh antagonis di novel 'Putri Terlantar dan Pangeran Mahkota'."
"Apa? jadi aku merasuki tubuh orang itu, si tokoh jahat di novel?!!"
"Jadi begini ya rupa Cayena si tokoh jahat, benar-benar cantik, dengan wajah cantiknya ini bisa jadi rebutan sekota nih. Tapi sayang dia begitu jahat."
Ia terus bercermin melihat seluk beluk dari tubuh Cayena yang di perkiraan seperti di novel.
"Dan.. kenapa aku yang merasuki tubuh si tokoh antagonis 'Cayena Aester' sih!!"
"Oh tidak! apa yang harus aku lakukan, aku ingin kembali ke dunia asal ku... aku tidak ingin menjadi tokoh antagonis dan mati mengenaskan begitu saja."
Anasya frustasi dengan merasuki tubuh salah satu tokoh yang merupakan tokoh antagonis di novel 'Putri Terlantar dan Pangeran Mahkota'.
"Hei pengarang, bisakah aku bertukar tokoh dan menjadi pemeran wanita utama di novel ini? Aku tidak mau mati di usia muda sebagai penjahat. Aku juga ingin hidup bahagia tahu!"
"Huwaaa... apa salah ku sehingga aku menjadi tokoh yang tidak di inginkan, padahal di kehiduanku sebelumnya aku orang yang sangat baik dan tidak pemarah. Tapi kenapa aku malah menjadi tokoh antagonis dan di takdirkan mati oleh kesalahan ku di usia muda. Huwaaa teganya, hiks."
"Siapa aku? dimana aku? huwaa!!"
Cayena sekarang sedang meringis, menjerit, frustasi dengan dirinya yang sekarang.
Tok tok tok ....
"Tu,tuan putri, anda sudah bangun?"
Seseorang menyapa di balik pintu sambil mengetuk pintu tersebut.
"Hah? siapa?"
Cayena pun sontak kaget mendengar suara tersebut, dan balik bertanya.
"Sa,saya Ina dayang anda tuan putri."
Suara yang terdengar sedang ketakutan namun memaksa untuk buka bicara.
"Ina? dayang aku?"
"Ah benar, aku ingat, Ina adalah dayang Cayena satu-satunya yang setia di istana ini, meskipun Cayena yang asli selalu memarahi dia tanpa sebab, tapi Ina tidak jerih melayaninya. Aku yang membaca plot dimana Cayena menindas dayangnya Ina itu pun aku merasa prihatin melihat nasib Ina yang tiap hari dimarahi oleh antagonis Cayena."
"Huh, sebalnya melihat kejahatan Cayena yang semena-mena, sampai-sampai aku ingin membanting ponsel ku dulu.. Miris sekali, aku yang sebagai pembaca yang selalu mengutuk Cayena, dan sekarang akulah yang merasuki Cayena Sang tokoh jahat. Hais, aku sungguh naif."
Anasya hanya bisa meratapi nasib sebagai tokoh jahat di novel yang ia suka.
"Astaga! terlalu banyak pikiran, aku jadi melupakan Ina yang menunggu di luar, apa aku sudah dibilang jahat karena mengabaikan orang, hah.. dasar Cayena!!"
"Ina.. apa kamu masih menunggu diluar? masuklah!"
Cayena pun melontarkan suaranya dengan lembut membuat dayang bernama Ina itu tercengang seketika.
"Ina?"
Panggil ulang Cayena karena tidak ada jawaban dari Ina.
"Ah, ternyata sudah pergi ya, ini salahku karena tidak menyuruhnya langsung masuk tadi"
Ia pun bergumam menyalahkan dirinya.
"Apa yang aku dengar barusan, aku mendengar suara putri Cayena begitu lembut hari ini, juga dia kira aku sudah pergi, dan aku mendengar dengan jelas beliau menyalahkan dirinya."
Si dayang Ina kaget bukan main mendengar suara putri Cayena yang lembut, dia pertama kali mendengar hal langka setelah delapan tahun melayani putri Cayena.
"Ma, maaf, tuan putri, saya tadi telat mendengar panggilan dari anda, mohon putri menghukum ketidak sopanan saya."
Ina pun masuk dan memohon maaf dengan tangan gemetaran.
"Tampaknya dia sudah terbiasa dengan Cayena dan meminta hukuman dengan kesalahan nya. Meskipun aku bukan Cayena asli yang kejam, aku tidak harus memaafkan nya begitu saja, aku tidak ingin orang-orang di sini mencurigai sikap Cayena yang tiba-tiba berbeda." Batinnya.
"Aku harus bersikap selayaknya Cayena dulu, nanti pelan-pelan perbaiki."
"Ho... ternyata dayang ku mengerti juga dengan kesalahannya. Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?"
"Bukankah seperti ini lagak Cayena, ya.. sebelas duabelas deh." Dalam batin nya.
Cayena pun berlagak selayaknya Cayena asli yang kejam itu, ia bermaksud agar dayangnya tidak mencurigai dirinya bila bersikap lemah, karena Cayena tidak begitu.
"Saya harus memukul kedua pipi saya dengan tangan sendiri, tanpa perintah Nona tidak boleh berhenti."
Si dayang Ina mengatakan dengan tegaskan seakan dia sudah di siplin dan tahu apa yang dia harus lakukan bila berbuat kesalahan.
Ina pun memulai menampar dirinya sendiri dengan begitu keras.
"Ugh, Ina maafkan aku, bila tidak berbuat demikian aku bisa saja di curigai bila sikapku berubah lembut, ini pun terpaksa, tapi aku harus menahanya." Batin Cayena, ia merasa kasihan telah menganiaya dayang setianya.
Cayena melihat Ina menampar dirinya sendiri itu membuatnya sangat kasihan dengan apa yang telah diperbuat Cayena asli selama ini ke dayangnya.
"Cukup Ina!"
Dengan menolehkan wajahnya kesamping dan menyuruh Ina menghentikan menampar dirinya. Cayena merasa malu dan iba melihat memperlakukan dayang setianya babak belur.
Cayena merasa bersalah, agar tidak terlihat kecemasan di wajahnya, Cayena memalingkan wajahnya dan pura-pura melihat keluar jendela.
"Aku tidak sampai hati sebenarnya, maaf Ina, tapi suatu saat aku akan memperbaiki semua ini dengan pelan-pelan dan membuat hidup Cayena ke jalan yang lurus agar tidak mati sia-sia di usia mudanya." Batin Cayena.
"Apa? Nona tumben sekali menghentikan tamparan kesalahan ini begitu cepat, Nona tidak seperti biasanya, sekilas raut wajah nona seperti kasihan melihat aku, tapi itu tidak mungkin." Batin Ina, Ina merasa ada keanehan pada Nona nya.
Dengan kebiasaan Cayena yang perlakuan kejam dan sekarang sedikit belas kasih membuat Ina bertanya-tanya ada sedikit keanehan di diri tuannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Jangan mengikuti peran pemilik badan Cayenang.
.tapi keren sih ini cerita berpindah-pindah raga
2022-07-11
0
pensi
semangat ya
dari novel ZANN 🙏
2022-04-03
1
Ai
Siap siap aku semangati lewat like ya
2022-01-04
1