Tidak disangka persahabatan mereka semakin erat, sekarang Anita dan Nandini sudah di penghujung kuliahnya.
Selain kuliah, Anita sibuk mengurus cafe yang ia dirikan bersama dengan kekasihnya, Nandini pun ikut bekerja disana, hitung-hitung untuk nambah uang jajan.
Cafe yang mulai di buka jam 11 siang itu selalu ramai pengunjung, Anita selalu menyempatkan waktu di setiap harinya untuk terjun langsung meskipun sudah memiliki 3 pekerja, sedangkan Dini bekerja saat tidak ada jam kuliah.
Karena saat ini sudah tidak ada jam kuliah lagi, Dini bisa full di cafe.
''Hai Kak Dini,'' sapa Afryan, adik dari Nita.
''Ehh si kacang kapri datang..'' sahut Dini melirik sekilas lalu fokus membersihkan meja-meja lagi.
Yang lain ikut tertawa mendengar panggilan kesayangan Dini untuk Afryan.
Mereka sudah sering ketemu, Dini juga menganggap Afryan sebagai adiknya sendiri.
''Haiisss Kak Dini..ngeledek terus awas aja ku sumpahin jatuh cinta,'' protes Fryan sambil membuat kopi sendiri ala barista.
''Ih nggak maulah sama dede-dede haha,''
Dini masih tertawa lalu kembali ke belakang, meletakkan kain lap pada tempatnya.
Sedangkan Fryan terus menggerutu karena diledek oleh Dini.
-
Malam ini malam Sabtu, karena tidak disangka bahan-bahan sudah menipis sejak sore, akhirnya cafe tutup lebih awal.
Tiga pekerja juga sudah pulang, tinggal Anita, Dini, dan Fryan, mereka menikmati makan malam bertiga dengan dibumbui candaan.
Kekasih Anita yang seorang dokter umum, jarang sekali mengunjungi cafe ini, hanya sesekali saat hari Minggu karena libur praktek.
''Eh Din.. Aldo ngajakin ke pantai nih hari Minggu, ikut yuk..'' ajak Nita semangat.
''Naik apa?'' tanya Dini.
''Hehe motor, sama temen-temen komunitasnya tuh mau touring katanya..'' jawab Anita.
''Lah terus aku dimasukin tank bensin gitu..'' gerutu Dini.
''Haha ide yang bagus,'' ledek Anita.
Dini mendengus kesal.
''Aku nggak diajak nih..'' protes Fryan yang sedari tadi menunggu tawaran dari kakaknya.
''Haha adik rasa kakakku tersayang kelupaan..''
''Emangnya mau ikut??'' tanya Nita.
''Kalau diajak sih kuylah gaskeun..'' ujarnya semangat.
''Waahhh boleh.. berarti kamu bonceng Kak Dini ya..'' Suruh Nita sambil menatap Dini dan adiknya secara bergantian dengan tatapan semangat.
Dini dan Fryan langsung saling menatap.
''Gimana mau nggak Kak di bonceng sama adik yang cakep ini?'' tanya Fryan pede.
''Hilih gayamu.. yaudah deh terpaksa, tapi awas kalau ugal-ugalan..'' ancam Dini sambil menunjukkan kepalan tangan di depan Fryan.
''Haaaaa atut maaaakk...haha'' ledek Fryan lalu tertawa terbahak-bahak.
Anita hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya ini, adik yang sering dikira seperti kakaknya karena badannya sangat tinggi dan gagah.
Jika Anita menggemari dunia kuliner, beda dengan Afryan yang sangat menggilai dunia otomotif.
Bahkan sejak SMP ia sudah menggeluti dunia otomotif, hingga melanjutkan ke STM dan kini ia sudah memiliki bengkel dan toko sparepart yang cukup besar di beberapa lokasi.
Usaha yang ia rintis sejak pertama masuk STM dan bantuan biaya dari ayahnya yang ia tolak untuk dipakai kuliah karena Fryan memilih untuk langsung terjun belajar berbisnis.
''Yaudah buruan abisin makannya, terus kita pulang.'' ajak Nita.
''Siap boskuhh..'' jawab Fryan dan Dini kompak.
''Kompak banget kalian.. cie..'' ledek Nita.
Uhuk uhuk
''Aihh Nita jangan ketularan kapri dah..'' protes Dini karena tersedak.
''Haha oke deh maaf..'' Anita melirik ke arah adiknya yang ternyata juga tengah meliriknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments