bertemu lagi

Cinta di balik tembok

Part 5

#annisa

#semy

Waktu tak akan mau menunggu apakah kita siap dengan hari esok atau tidak.

Waktu akan terus berlalu meninggalkan kenangan yang tidak ingin kita lupakan. Waktu tak akan peduli apakah kita bersahabat dengannya atau malah membencinya.

Karena waktu yang membuat rasa ini semakin tajam menusuk kerelung hati terdalam.

Sebulan sudah dari kejadian itu. Sebulan sudah Semy terbiasa tanpa komunikasi dengan Annisa. Untuk mencoba menyapanya di WA saja dia sungguh takut, takut jika itu melanggar janjinya. Sebulan sudah dia melakukan hal konyol, setiap pagi Semy berangkat lebih awal hanya untuk memperhatikan Annisa dari dalam mobil yang diparkir.

Semy tak perlu khawatir ketahuan Annisa karena dia juga tidak tau mobil itu milik Semy. Hanya dengan melihat Annisa di halte bus, hati Semy sudah senang karena yakin wanitanya baik\-baik saja. Terkadang Semy geli sendiri melihat tingkahnya.

[Kenapa kamu Semy....] Teriak hatinya.

Tok ... Tok ... Tok ....

Pintu ruangan diketuk.

"Masuk!" jawab Semy dari dalam ruangan.

Dari balik pintu tampak Ayu dan Bian, mereka ingin membicarakan perihal perayaan setahun perusahaan ini.

"Bagaimana kita mengadakan family gattering?" Bian mengajukan usul,

"Lu mau ngeihat jiwa jomblo gue meronta-ronta ya?" mendengar jawaban Semy, Ayu berusaha menaha tawanya.

"Makanya lu nikah bro!"

"Lu masih butuh kerjaan gak?"

"Sorry... Sorry... Pak GM,"

"Bagus kalo lu paham. Ya udah terserah kalian aja mau bikin acara seperti apa. Bikin proposal nya, letakan diatas meja sayajika sudah selesai! Jika saya setuju serahkan kebagian keuangan. Saya cuma tau semua beres tanpa ada masalah," perintah Semy kepada Ayu, sekretaris pribadinya.

"Baik pak. Kalo begitu saya pamit keluar dulu ya pak," jawab Ayu

"Ya silahkan!"

Setelah ayu hilang dari balik pintu, Bian langsung mengeluarkan tatapan anehnya, tatapan seakan ingin membongkar isi hati Semy.

"Jujur lah bro apa yang sebenarnya terjadi. Gue tau lu sedang tidak baik-baik saja. Hanya lu pandai nutupinya."

"Sok tau lu,"

"Sudah lah bro jujur dengan hati lu, lu yang memulai bermain api ya lu yang menanggung resiko nya, kalo lu biarkan lu terbakar, kalo lu padamkan tu api, lu siap-siap kehilangan cahayanya,"

"Sok bijak lu," sela Semy.

Semy hanya menghelah nafas panjang.

Lalu Bian melanjutkan ucapannya.

"Rasa cinta itu gak salah bro, dan terkadang kita tak bisa memilih di mana hati ini berhenti memilih. Annisa itu muslim and lu katolik, kalo gak dari salah satu kalian yang mengalah pindah agama cinta kalian gak akan pernah bisa bersatu."

"Gue yakin Annisa gak akan mau dan pasti di tentang orang tuanya bro, bapak dia ustadz dan guru agama juga, lah gue?? Udah beda agama, ke gereja aja jarang kecuali pas natalan."

"Gue juga kagak ngerti agama lu apa."

"Brengsek lu. Tapi lu jangan salah gue juga ngerti mereka wajib sholat lima waktu sehari semalam, mereka wajib puasa di bulan ramadhan, banyak deh yang gue tau. Lu lupa bro emak angkat gue kan muslim."

"Emang lu anak pungut ya bro?"

"Ah... Parah lu, sakit jiwa lu. Pembantu gue itu udah seperti orang tua angkat gue, dari kecil mereka yang ngurus gue bukan mommy daddy gue."

"Lu fikir kan matang-matang! pinta pendapat orang yang lebih mengerti. Kalo cinta harus diperjuangkan, asal lu siap aja bro dijadikan miskin sama bokap lu saat dia tau anak satu-satunya pindah agama."

"Gue punya ijazah bro, gue punya skill dan pengalaman, klo untuk ngebiayain hidup anak istri gue, gue masih sanggup."

Tujuh hari setelah pembicaraan itu, di kantor hari ini menunjukan aktifitas yang berbeda. Semua pada sibuk mempersiapkan acara syukuran setahun anak cabang perusahaan dikota ini, kota yang mengenalkan Semy pada cinta yang rumit, kota yang mengenalkan Semy pada cinta tulus tanpa harta dan tahta.

Rencana yang Semy setujui mengundang anak\-anak yatim dan bakti sosial. Seharusnya Semy bahagia, ada berpuluh karyawan yang menggantungkan hidup mereka di perusahaan ini. Tetapi entah kenapa hati itu sangat kosong, semua hanya di jalani sebatas rutinitas.

Jam menunjukan pukul 10.30 Wib, catering sudah mulai berdatangan, setelah urusan makanan beres, mulailah berdatangan rombongan-rombongan anak panti asuhan, acara siang ini hanya mengundang mereka makan siang dan berdoa berasama menurut agama dan kepercayaan masing-masing namun karena mayoritas karyawan di sini muslim maka diputuskan yang memimpin doa seorang ustadz.

Acarapun selesai pukul 3 sore. Setelah mereka pulang Semy memilih duduk di lobi kantor dan menyibukan diri dengan gawainya. Sebanarnya dia hanya melihat\-lihat poto Annisa yang diambilnya dari dalam mobil saat dia menunggu di halte bus.

"Woi bro...." pukulan bian di pundak berhasil mengagetkan Semy

"Ngagetin aja lu,"

"Nih tanda tangan kwitansi, gue mau cairkan dana ke bagian keuangan. Kalo gak ada tanda tangan jelek lu gak akan bisa cair."

"Bian, lu cowok tapi cerewet ya?".

"Bawaan bro, bawaan... Gue udah punya anak dua setiap saat ada saja yg ditanyain mereka bro,"

"Lu pesan catering dimana? Gue ngerasa gak asing lagi dengan masakan itu?"

"Sejak kapan lu kepo dengan urusan catering segala pak GM?"

Bian berkata sambil berlalu dan tertawa .

"Ah, sudahlah mungkin ini hanya karena rasa rindu, sejujurnya ingin sekali aku bertemu dengan dia walaupun hanya sekedar bertaya Nisa apa kabar?" Seketika Semy seperti melihat seorang wanita berkerudung,

[Apa itu benar Annisa apa karna rasa rindu dan semua wanita berkerudung aku anggap Annisa.]

Iya itu Annisa yang sedang berjalan beriringan dengan Bian sambil memegang amplob coklat, mungkin itu biaya catering yang kami pakai tadi, benar kan aku tak asing dengan rasa makanan itu.

"Annisa..." teriak Semy,

Annisa mencari-cari sumber suara itu dan akhirnya tatapan mereka beradu, Semy tersenyum dan Annisa membalas senyuman itu, saat Semy bergegas berjalan menuju ke arah Annisa dan Bian yang sedang berdiri, tiba-tiba dia dikanget kan dengan kedatangan wanita yang langsung memeluknya.

Terlihat ekspresi wajah Annisa yang langsung berubah da langsung menundukkan kepalanya.

"Apaan si lu, datang-datang main peluk aja," nada suara Semy meninggi.

"Ya ampun sayang, aku kan calon istri kamu," ucap vioan manja.

"Ya tuhan cobaan apa lagi ini, kenapa tiba-tiba viona bisa muncul,"

Viona anak teman mommy Semy yang ingin meraka jodohkan kepada Semy. Keadaan sudah kacau begini ditambah lagi dengan munculnya Viona, pasti Annisa akan lebih menghindari Semy.

Terpopuler

Comments

💫Sun love 💫

💫Sun love 💫

waah ...disaat hati masih terombang-ambing.. badai selalu datang silih berganti...

2022-01-29

1

Nomi

Nomi

kalau jodoh gak akan kemana kok semi,..
titipkan salammu untuk anisa lewat do'a,..
Tuhan akan menyampaikan nya,.

2022-01-29

0

Ilwa Iradian, D.R

Ilwa Iradian, D.R

aku dah like semua kak

2020-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!