Setelah makan dan sholat isya', kumpulan pria di rumah Kamar Adam itu menuju ke tempat kesibukan masing-masing. Seperti Daniel, Aril, Rio, Hendrik, Asep, Yudi, dan Elang yang sibuk membuat lagu. 7 pria ini membuat lagu sambil memainkan alat musik masing-masing.
Sementara Ali, Usman, dan Abdul sibuk mengerjakan tugas kuliah. Mereka akan kuliah besok, walaupun berbeda kelas. Jadwalnya terkadang sama atau berbeda. Mereka belum tahu, kalau mereka satu kampus dengan Dira.
Dira sekarang sibuk mempersiapkan diri untuk kuliah besok. Begitupun dengan dirinya sendiri, ia tak tahu kalau ia akan satu kampus dengan Ali, Usman, dan Abdul.
...***...
Besoknya, bersiaplah Dira untuk berangkat ke kampus. Ia sudah pesan ojek online berupa motor untuk mengantarkannya. Ketika tengah menunggu di depan pagar rumahnya, terlihat olehnya ada pria di depan rumahnya Juragan Rohman, yang tak lain adalah Hendrik.
Pria itu tengah membasuh mobilnya Juragan Rohman bersama supir pribadinya Juragan Rohman. Ketika tengah melihat Dira, pria yang terlihat berusia 40 tahunan itu langsung terdiam sejenak.
Dira dan Hendrik pun saling beradu pandang. Namun, Dira membalasnya dengan senyuman dan memalingkan wajah setelah mendapat balasan berupa senyuman juga dari Hendrik.
Hendrik memperhatikan Dira cukup lama, dan mulai terpana dari sekarang pada Dira. Baginya, tak heran kenapa Rio dan Aril bisa tergila-gila pada Dira. Karena kalau dilihat cukup lama saja, Dira benar-benar manis dan cantik. Apalagi jika dilihat selama berjam-jam.
Tak lama kemudian, datanglah motor yang merupakan ojek online pesanan Dira. Dira pun segera menaiki motor itu setelah memakai helm yang diberikan pengendara motor ojek online tersebut. Mereka pun pergi.
Hal itu membuat Hendrik tanpa sadar, menjadikannya kecewa. Kecewa karena mungkin Dira sudah pergi. Senyuman lebar di wajahnya Hendrik seketika lenyap bagai asap, yang mengepul kemudian hilang di udara.
Dira pun sampai di kampus. Ia membayar ongkos ojol itu. Pengendara motor ojol itu berterima kasih dan pergi. Kemudian masuklah Dira ke kampusnya. Tempat ia menuntut ilmu yang baru. Dira pun segera masuk ke kampus, sambil melihat-lihat.
Baginya, mungkin gedung kampus ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dulu. Karena kelihatan baginya, gedung itu bermodelkan ciri khas bangunan Eropa. Itulah yang Dira sukai kalau soal bangunan.
"Gila! Pasti udah dari zaman Belanda nih kampus! Arsitekturnya khas Eropa banget," serunya terkagum-kagum.
Dira berjalan sambil mengeluarkan sebuah buku paket yang cukup tebal dari tasnya dan ponsel androidnya. Namun, tiba-tiba ia menabrak seseorang, hingga buku dan ponselnya jatuh secara bersamaan. Untungnya ponselnya jatuh di atas bukunya.
"Sorry, aku nggak lihat!" kata Dira meminta maaf.
"Makanya, kalau jalan lihat ke jalan, jangan lihat ke HP!" balas orang yang ditabraknya.
Kalau didengar, suaranya terdengar suara laki-laki. Dira pun melihat orang yang ditabraknya. Ternyata, orang itu adalah Ali. Namun, Dira tidak mengenalnya karena Ali berbeda dengan yang lainnya. Di Kamar Adam, Ali selalu di kamarnya.
Ali jarang keluar dari kamarnya. Ia hanya akan keluar kamar kalau bepergian atau saat makan malam dan sarapan di Kamar Adam. Akan tetapi, Ali kenal Dira. Ia kenal dari ayahnya. Siapa lagi kalau bukan Daniel.
"Dira?" tanya Ali tak percaya.
Dira yang baru saja berdiri setelah mengambil buku dan ponselnya, terkejut karena Ali mengenalnya. Gadis berkerudung segitiga dan itu mengerutkan kening.
"Kamu kenal aku?" tanya Dira sedikit curiga.
"Aku anaknya Oum Daniel. Dia ayahku. Dia anak Kamar Adam juga," jawab Ali menjelaskan.
"Oh...anaknya Oum Daniel. Iya, aku pernah dengar nama itu dari Juragan Rohman."
Ali tiba-tiba saja membatu. Ternyata, ia terpana juga dengan kecantikannya Dira. Dan Dira pun menatap Ali dengan senyuman.
Namun, tak lama gadis itu memalingkan wajahnya dan minta izin untuk pergi. Ali mengizinkan. Dan Dira pun benar-benar meninggalkan Ali. Entah mau kemana gadis itu.
"Ternyata, aku sekampus sama dia," gumam Ali dengan senyuman.
Rupanya, ia ikut Aril, Rio, dan Hendrik. Jadi pria yang terpana dengan Dira. Bisa jadi, ayahnya dan kedua adiknya juga ikut-ikutan. Namun, hanya tanggapan kesabaran yang direspon oleh Dira.
...✓✓✓...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments